"Kau boleh saja sekarang menyukai nanas sialan itu Saku. Tapi cepat atau lambat, kau akan kembali kepadaku. Dan aku tak akan pernah melepaskanmu lagi." gumam Sasuke percaya diri dan menyusul gadis merah muda yang telah jauh dari pandangannya tersebu...
Bel pulang sekolah belum berbunyi, namun seorang pemuda berambut nanas terlihat sudah duduk manis di atas motor besarnya di area parkir Konoha high school menunggu seseorang. Mendengarkan musik dari ponselnya sembari menghilangkan rasa bosan karena ia telah menunggu selama sepuluh menit disini, tapi bel sialan itu tak juga kunjung berbunyi membuat ia bosan dan mengantuk.
Salahkan sahabat berambut merahnya itu yang tak bisa menjemput adik kesangannya, jadi lah ia yang harus menjemput gadis manis berambut merah muda yang belakangan ini sedang dekat dengannya itu.
Sejak setahun yang lalu ia dan gadis manis itu menjadi semakin dekat. Sejak ia tahu jika gadis itu baru saja di sakiti oleh mantan kekasih gadis itu, dan entah mengapa rasanya ia tak ingin melihat gadis itu kembali terluka. Ia lebih suka melihat gadis itu tersenyum seperti saat ia pertama kali bertemu gadis manis itu.
Senyumnya begitu manis dan polos. Shikamaru jadi merindukan gadis kecil berusia enam tahun yang memandangnya dengan mata berbinar dan tersenyum malu-malu saat pertama kali mereka bertemu. Menggemaskan, dan itu membuat Shikamaru tak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis cilik itu. Saat itu ia masih berusia sembilan tahun dan ia tak menyangka jika senyum gadis itu akan menjadi candu bagi dirinya sampai saat ini.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Ck, kuso. Apa yang kupikirkan? Jika Sasori tahu, dia bisa membunuhku." umpat Shikamaru menjambak rambutnya kesal.
Teng! Teng! Teng!
Bel pulang sekolah telah berbunyi dan itu membuat Shikamaru menghela napas lega. Karena ia sungguh merasa bosan disini.
Memperbaiki posisi duduknya, Shikamaru mulai memperhatikan siswa-siswi yang mulai berhamburan keluar dari gedung sekolah tersebut. Ia mulai mencari gadis mungil berambut merah muda yang belum memunculkan batang hidungnya tersebut.
