🌺 Part 4

242 62 10
                                    




Sore ini sepulang sekolah, Handi bersama squadnya langsung pergi ngopi. Kalo biasanya di warung Mak Minah, kali ini mereka ke warung kopi, namanya kopi go. Tempatnya lebih luas meskipun lebih murah di warung Mak Minah. Dan yang pasti banyak cewek yang hangout disana juga.

Setelah mereka memesan minuman dan beberapa camilan, mereka langsung menuju tempat duduk yang lesehan. Jiyan, Kautsar dan Buyung udah pada jelalatan memandangi beberapa cewek yang ada di sudut warkop itu.

Sementara itu Handi, Setya dan Shendy langsung mencari tempat yang kosong.

"Gimana, udah chat si Haura belom?" Tanya Setya ketika mereka sudah duduk.

"Udaaaah dong, anjir gila dia nggak sombong banget. Nggak kayak cewek-cewek yang gue taksir sebelumnya," jawab Handi menunjukkan isi chatnya dengan Haura.

"Mantaaap!! Ajak jalan dah tuh!" Sahut Shendy sambil mengambil beberapa bungkus camilan yang ada di meja.

"Nggak ah.. masih belum punya nyali gua," ucap Handi segera mengaktifkan wifi di warkop itu.

Yang lain cuma menggelengkan kepalanya mendengar kata-katanya Handi.

"Lo mah berani ngelanggar peraturan sekolah, tapi deketin cewek aja nggak berani sama sekali!" ledek Jiyan yang tiba-tiba duduk di sebelah Handi.

"Bukannya gue nggak berani. Tapi kayak nggak mungkin aja dia mau sama gue," kata Handi membela diri.

"Dicoba dulu lah." Kautsar menimpali perkataan Handi.

"Eh iya, lo tau nggak kalo si Haura pernah deket sama siapa?" Kata Buyung coba memberi tahu teman-temannya.

"Siapa emang?" Tanya Handi langsung merubah posisi duduknya disebelah Buyung.

"Itu tuh anak kelas 12ips. Namanya Wishnu," jawab Buyung.

"Halah cuma pernah aja. Pantang mundur Han. Kita disini semua mendukungmu!" Sahut Setya lalu memberi heartsign alaala korea.

Yang lain langsung ilfeel liat Setya.

Tiba-tiba hp Handi berbunyi. Ketika dilihat, ada panggilan dari kakaknya, si Jun. Tanpa berpikir lama, ia langsung menjawab panggilan itu.

"Eh goblok lu dimana? Gue udah setengah jam lebih nungguin di depan sekolah lo anjir."

Baru juga diangkat telfonnya, Handi sudah disuguhi umpatan dari sang kakak. Emang Jun itu definisi kakak yang nggak patut dicontoh, suka banget ngumpat. Jadi tingkah Handi sudah dipastikan diwarisi oleh kakaknya.

"Salam dulu anjir."

"Oh iya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Ada apa telfon gue?"

"Lo dimana anjir! Gue di depan sekolah lo nih!"

"Gue lagi ngopi nih di deket sekolah. Tumbenan banget lo ke sekolah gue?"

"Eh bego, tadi pagi siapa yang nyuruh gue kesini buat jemput lo? Ha!"

"Iya ya, gue lupa!"

"Bentar deh tungguin, gue balik ke sekolah sekarang."

Handi langsung mematikan panggilan dengan kakaknya itu, dan langsung berkemas-kemas.

"Gue pulang duluan ya, ajudan gue ngambek nih!" Handi pamit ke teman-temannya langsung meninggalkan warung kopi itu.

Handi langsung berlari sekuat tenaga biar cepet sampai ke sekolah. Padahal bisa saja dia tinggal menyuruh Shendy atau Jiyan mengantar dia pakai sepeda biar lebih cepet.


Truly, Madly, Deeply +theunit,pdx101 ✔️ [REVISI]Where stories live. Discover now