"Jadi—" ucap Unique memancing perhatian Agni karena pria itu tidak juga bersuara.

"Ah, maaf. Aku masih mengingat-ingat kelanjutannya." Agni terlihat mengambil napas dalam sebelum mengeluarkannya. Uniqe yang melihanya pun terlihat geli karena mengira pengawalnya tersebut sedikit gugup untuk bercerita kepadanya. "Setelah kutukan itu diucapkan, pria bersayap itu langsung menguburkan mayat gadisnya di bawah pohon kesukaan mereka. Setelah itu, pria bersayap itu kembali ke rumahnya dan mengurung dirinya selama bertahun-tahun—"

"Lalu kutukannya?"

Agni sedikit melirik Unique yang menyelanya, gadis itu terlihat meringin meminta maaf karena memotong ceritanya. "Itu hanya niatanya saja. Karena setelah beberapa hari mengurung diri di rumahnya, dia tiba-tiba jatuh pingsan dan saat terbangun entah dimana. Namun saat pria itu berjalan untuk mengetahui dimana dia berada, dia malah menemukan kelurga yang baru saja memiliki anggota baru. seorang bayi perempuan."

"Itu gadisnya?" tanya Unique yang hanya diangguki oleh Agni.

Agni terdiam sejenak. "Dan seperti kutukan yang diucapkan Asta, pria itu kembali jatuh cinta pada gadisnya yang masih bayi. Karena itu dia berusaha mendekati keluarga itu, dan setelah berhasil dia bisa leluasa untuk bersama gadisnya. Hingga pada akhirnya, seperti semudah dia jatuh cinta kembali pada gadisnya, gadisnya juga dengan mudahnya mati di depan matanya."

Unique tercekat di tempatnya. "Tidak mungkin," lirih Unique yang tidak diindahkan oleh Agni.

Pria itu tetap saja melanjutkan ceritanya tanpa melihat lagi ke arah Unique. "Dan seperti pada kejadian pertama, pria itu mengalami terus hal tersebut. Terbangun di tempat yang asing, lalu jatuh cinta pada gadisnya, melihat gadisnya mati, lalu tidak sadarkan diri untuk terbangun di tepat yang baru lagi."

Unique memeluk dirinya sendiri. Badannya terasa menggigil akibat rasa sedih serta rasa dingin dari angin yang menerpa. Agni pun yang menyadarinya keadaa Tuan Putri segera menyampirkan selimut yang tadi diberikan Honey kepadanya ke pundak Unique. Unique kemudian bergumam terimakasi yang diangguki oleh Agni.

Setelah merapatkan selimut di tubuhnya, Unique kembali memandang ke arah Agni. "Lalu dibutuhkan berapa tahun sampai kutukan itu berakhir? Sudah berapa kali pria itu jatuh cinta dan merasa kehilangan?"

Tidak seperti tadi, pria di sampingnya kini membalas pandangannya. "Tuan Putri, ada alasan kenapa Charta tidak menyelesaikan dongeng ini. apakah dia tidak memberitahukannya?"

"Tidak," gumam Unique seraya menggelengkan kepalanya.

"Anda yakin?" Unique kembali menggelengkan kepalanya. "Itu karena Charta tidak mengetahui akhir dongeng ini." Unique memasang wajah bingungnya karena ucapan Agni.

Agni tersenyum. Pria itu berdiri tegak menghadap ke arah Unique, begitu juga Unique yang mengikuti Agni untuk berdiri dan kini saling berhadap-hadapan. "Karena sampai saat ini, pria itu masih hidup dan menjalani kutukannya. Itu berarti dongeng ini belum selesai, Tuan Putri." Unique terdiam di tempatnya. Sebenarnya Charta juga sudah mengatakannya tadi jika ada kemugkinan bahwa pria bersayap itu masi hidup sampai sekarang tapi Unique mengabaikannya. Namun saat mendengar sendiri saat Agni yang mengatakannya, entah kenapa Unique percaya. Dia percaya jika pria bersayap itu masih menjalani kutukannya.

"Agni, menurutmu apa yang akan menjadi akhir dari dongeng itu? Jika kutukan itu berakhir, apa yang akan terjadi pada pria bersayap itu?"

Tanpa diduga Unique, Agni mengulurkan tangannya. Tangan yang diperban itu mengelus puncak kepala Unique dengan penuh kelembutan, persis seperti di taman istana dulu. "Entahlah Tuan Putri. Mungkin dia akan beristirahat dengan tenang dan bisa bertemu dengan gadisnya lagi." Unique tidak menghalau tangan Agni dari puncak kepalanya. Gadis itu tetap terfokus untuk melanjutkan pertanyannya.

Immortal GuardianWhere stories live. Discover now