"Oh, jadi sekarang dia bukan bajingan lagi hanya karena dia tidak bernapsu padamu?"

Soojung dengan kesal mengambil sebuah kotak hitam kecil di meja nakas yang ada didekatnya kemudian melemparkannya pada Sehun. Beruntung Sehun memiliki reflek yang bagus. Dia langsung menangkap kotak yang di lemparkan Soojung itu.

"Ya! Ini barang berharga, tahu." Sehun membuka kotak itu untuk mengecek benda di dalamnya, yang ternyata adalah cincin.

Entah mengapa, Soojung langsung berpikir jika cincin itu akan Sehun berikan pada Irene. Dilihat dari seberapa feminim cincin itu, Soojung tahu tak mungkin kalau Sehun menyimpan itu untuk dirinya sendiri.

"Jadi itu untuk dia? Irene?" tanya Soojung ketika Sehun menutup kembali kotak itu kemudian menaruhnya di meja nakas di dekatnya. Pria itu kemudian duduk kembali di ranjangnya sendiri.

"Aku berniat melamarnya. Tepat setelah aku menyelesaikan urusan bisnisku di Inggris. Hanya beberapa bulan lagi."

Sejenak, Soojung merasa simpati pada Sehun. Pria itu sepertinya masih sangat mencintai Irene. Ini pasti juga berat untuknya terlebih Luhan adalah sahabatnya dulu. "Yah, sayang sekali rencana kita kemarin gagal."

Ekspresi Sehun tiba-tiba berubah. Mendengar nada bicara Soojung yang seakan sudah menyerah membuat Sehun malah mendapatkan semangatnya kembali. Dia tidak akan menyerah untuk menghancurkan pernikahan Luhan dan Irene. Sampai kapanpun tak akan.

"Bukan berarti kita tak bisa membuat rencana baru."

Mata Soojung menyipit. Dia akhirnya memilih untuk duduk di ranjang Sehun juga. "Pernikahan mereka besok, Oh Sehun. Tak ada yang lagi yang bisa kita lakukan untuk menghancurkannya." Soojung tahu dia terdengar putus asa sekarang, tapi memang begitu kenyataannya. Tak ada lagi yang bisa dilakukannya selain berusaha menerimanya.

"Kita masih bisa melakukan sesuatu di acara pernikahan mereka."

"Seperti apa?" Soojung menatap Sehun skeptis. Dia tidak yakin dengan apapun yang Sehun rencanakan. "Kalau kau mau menyuruhku menggoda Luhan lagi di acara pernikahannya, maka jawabannya tidak. Sampai kapanpun aku tak akan memermalukan diriku seperti itu lagi."

Sehun mendengus keras. Tiba-tiba dia berharap supaya mendapatkan partner yang lebih pintar.

"Bukan itu. Aku tak mungkin mengulang rencana yang sama jika sudah tahu hasilnya." Sehun tahu jika ini bukan hanya akan berdampak pada Luhan melainkan juga Irene. Walaupun dia masih mencintai wanita itu tapi Sehun rasa Irene juga pantas mendapatkannya. "Rencanaku kali ini adalah membongkar semua yang telah mereka lakukan pada kita di pesta pernikahan mereka. Kita buat semua yang hadir tahu kalau pernikahan itu terjadi karena didasari pengkhianatan dari kedua mempelai."

Soojung langsung terdiam mendengar rencana Sehun. Rencananya terdengar mudah tapi juga sadis untuk beberapa alasan. Itu bukan hanya akan memermalukan Luhan dan Irene, tapi juga keluarga besar Soojung.

"Tapiㅡ"

"Kau hanya perlu bicara dengan Irene dan membuatnya mengaku apa yang telah ia lakukan padamu. Kau rekam itu dan kita biarkan semua orang dalam pesta pernikahan itu mendengarnya. Aku akan melakukan hal yang sama pada Luhan."

"Sehun, tidakkah itu sedikit berlebihan?"

Sehun tertawa sinis. "Bukankah itu memang tujuan kita untuk itu?"

Tapi di dalam lubuk hatinya, Soojung merasa tidak sanggup untuk melakukannya. Dia tidak setega itu untuk menghancurkan Irene ataupun Luhan dengan cara memermalukan mereka di hari paling bahagia mereka. Mereka mungkin akan menanggung rasa malu itu seumur hidup mereka.

RevengeWhere stories live. Discover now