4

1.5K 253 8
                                    

Soojung mulai membuka matanya ketika seseorang membuka tirai jendela ruangan itu hingga menyebabkan sinar matahari masuk dan mengganggu tidurnya. Kepalanya masih terasa sangat pusing. Dia tidak begitu mengingat apa yang terjadi semalam setelah menegak alkohol. Tapi samar-samar dia ingat kalau Sehun sempat meninggalkannya sendirian di ruangan karaoke. Mata Soojung langsung membelalak. Tiba-tiba ia merasa takut untuk tahu dimana dia sekarang dan siapa orang yang tadi membuka tirai jendela ruangan itu.

"Kau sudah bangun?" tanya pria yang menyibak tirai jendela ruangan itu. Anehnya, Soojung merasa familiar dengan suara pria itu. Dengan usaha keras untuk mengidentifikasi pria itu diantara sinar matahari yang menyilaukan matanya. Soojung akhirnya mengetahui kalau itu hanya Sehun. Setidaknya dia bisa bernapas lega untuk beberapa saat.

Tapi sedetik kemudian, Soojung merasakan pusing serta dorongan untuk muntah yang cukup berat. Soojung langsung menutup mulutnya dan meloncat turun dari ranjang. "Toilet, dimana, dimana toilet?!" racaunya dan ketika Sehun menunjuk ruangan kecil di sebrangnya. Soojung langsung berlari masuk, membanting pintu sekencang mungkin, dan suara yang membuat tawa keras Sehun terdengar kemudian.

Oh, betapa Soojung benci dengan saat-saat hangover seperti saat ini.

Beberapa menit kemudian, setelah Soojung merasa tak ada lagi yang bisa dikeluarkan dari perutnya. Soojung keluar dari toilet dengan langkah lemas. Dia menatap Sehun yang masih berdiri ditempat yang sama dan tersenyum miring padanya.

"Apa yang terjadi?"

"Kau mabuk, apalagi?"

"Aku tahu itu. Maksudku, dimana aku? Dan kenapa aku bisa bersamamu? Seingatku kau pergi duluan semalam."

Dari kata-kata Soojung itu, Sehun mengambil kesimpulan kalau Soojung tidak ingat apapun soal ciuman ataupun pertengkaran mereka. Dan menurut Sehun lebih baik dibiarkan seperti itu. Dia tidak boleh bertengkar dengan Soojung lagi. Bagaimanapun dia masih membutuhkan Soojung untuk balas dendam pada Luhan.

"Kau di rumahku. Lebih tepatnya di kamarku."

Mendengar jawaban Sehun, ditambah dengan fakta bahwa pemuda itu sedang shirtless. Soojung buru-buru mengecek pakaiannya. Dia menggunakan kaos putih lengan pendek yang agak kebesaran saat ini. Serta celana pendek hitam yang Soojung yakini bukanlah miliknya. Dia langsung melotot horor ketika pikirannya langsung menuju pada satu hal yang mungkin terjadi saat dia tidak sadarkan diri.

"Kau?!"

Sehun yang mengerti maksud tatapan Soojung memutar bola matanya malas. "Memangnya ada sesuatu dalam dirimu yang membuatku bernapsu untuk menyentuhmu, huh?"

"Kalau kau adalah pria normal, tentu saja ada!" Sehun mendengus keras mendengar jawaban Soojung ini. Walaupun apa yang dikatakan Soojung memang ada benarnya.

"Reaksimu seperti seorang perawan saja." Soojung menegang ketika Sehun langsung bisa menebak yang sebenernya. Menyadari reaksi Soojung, Sehun langsung kembali menyeringai. "Atau jangan-jangan.. kau memang masih perawan?"

Soojung memalingkan wajahnya, enggan menjawab pertanyaan Sehun. Tapi bagi Sehun, reaksi Soojung yang begitu sudah cukup untuk menjadi jawaban atas pertanyaannya.

"Ah! Jadi benar kau memang masih perawan? Luhan belum pernah menyentuhmu?" Ingin rasanya Soojung melakban mulut Sehun saat ini supaya pemuda itu diam. Semakin hancur saja mood Soojung pagi ini. "Kalau Luhan saja tidak pernah bernapsu padamu, apalagi aku."

Soojung memincingkan matanya. Dia ingat Luhan malah beberapa kali hampir kelepasan saat make out dengannya. Tapi karena prinsip yang dibuatnya, Luhan pada akhirnya berhasil mengendalikan diri. Ya setidaknya Soojung jadi bersyukur karena tidak pernah memberikan keperawanannya pada Luhan sekarang. "Luhan bukan bajingan sepertimu."

RevengeNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ