1. prolog.

554 24 1
                                    

Sweet and tears seiring berganti...









***

Aku berjalan masuk kedalam ruangan CEO perusahaan besar yang berada di kota ini. Dari jauh aku sudah melihat seorang pria sedang sibuk berkutat dengan beberapa berkas perkejaan. Dia adalah Willis Nevil, pria yang kucari beberapa waktu ini. Aku datang ke kantornya bukan tanpa tujuan, aku datang untuk memenuhi panggilannya. Aku sudah mendengar dari beberapa sumber jika dia adalah salah satu direktur perusahaan yang sudah meraih kesuksesan di usia muda, selain itu dia juga kaya raya. Tidak ada salahnya aku sedikit mengagumi sosok di depanku ini.

"Pagi tuan, aku Lucia steel. Aku di beri tahu oleh temanku jika kau ingin bertemu denganku". Kataku sambil menarik kursi didepan mejanya lalu duduk.

Dia mengalihkan pandangannya padaku lalu menatapku sekilas. Aku menunggu beberapa saat tapi mulutnya tidak juga memunculkan beberapa kata. Hingga akhirnya dia angkat bicara. "Tinggallah di rumahku mulai hari ini". Katanya dan membuat mataku mengerjap tidak percaya. Apa dia tidak berpikir sebelum mengatakan itu?

"Maaf.. apa anda tidak salah bicara?" Ujarku berharap apa yang barusan ku dengar adalah salah.

"Itu benar adanya, aku tidak salah bicara". Jawabnya dengan tegas.

"Maaf tapi saya tidak bisa, itu tidak mungkin untuk saya lakukan". Jawabku dan sesegera mungkin aku akan meningalkan tempat ini tapi tangannya menghentikan langkahku.

"Ayahmu sedang merintis sebuah usaha kecil, sepertinya itu akan bangkrut hari ini juga". Oh tidak jangan bicarakan soal papa, tunggu, apa dia mengancam?

"Apa maksudmu tuan?" Tanyaku sekali lagi berharap ini salah.

"Aku tidak mengancam tapi jika kau menolak, aku menjamin kalian akan menjadi gelandangan yang meminta-minta di depan pintu masuk perusahaanku". Katanya dengan santai.

"Apa kau bilang?!" Kata-katanya tadi membuatku merasa terhina, "aku tau kau kaya dan memiliki segalanya tapi apa pantas kau berbicara seperti itu tuan?"

Dia tidak menjawab ku, dia hanya menatap dan terus menerus menatapku seperti yang dia lakukan dari tadi. "Kenapa tidak menjawab ku? Kau tidak punya mulut? Kau sama saja seperti pria brengsek di luar sana!"

Aku sudah tidak bisa menahan diri, dia menarik pinggangku dan memaksa ku untuk berdekatan dengannya. Aku tidak bisa bergerak dia mengunci semua pergerakan ku dengan tatapannya yang mengintimidasi. Tidak lama kurasakan bibirnya menyentuh bibirku. Aku terlonjak dan berusaha untuk melepaskan diri, apa dia ingin memperkosaku di ruangan ini? Tidak aku tidak akan membiarkan dia melakukannya.

Dia semakin memperdalam pangutannya, aku kehabisan udara dan gelap, aku tidak dapat melihat apapun.

Samar-samar aku mencium wangi mint menyeruak masuk ke seluruh Indra penciumanku. Aku berada di tempat yang nyaman, tunggu aku dimana? Dengan cepat ku buka mata dan melihat sosok pria tadi berada seranjang denganku. Dengan cepat aku memeriksa kondisi tubuhku, untungnya pakaianku masih pada posisinya.

Kepalaku masih terasa pusing tapi aku berusaha untuk bangkit dari posisi dimana tubuhku terhimpit diantara tubuhnya. Perlahan aku mulai melepaskan tangannya dari pinggangku tetapi tidak beberapa lama matanya terbuka dan langsung menghunuskan pandangannya ke arahku yang sudah terlihat tidak berdaya.

My Plot Twist.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang