Part 1: You Grab my Husband

Start from the beginning
                                    

 ___________________________________________________________________________

“Bi... abi... bangun bi, udah subuh,” suara lembut Shabrina membuat Jihad mengerjapkan matanya. “udah subuh ya mmi..“ Jihad bertanya kembali pada istrinya itu. “Abi cepat ke kamar mandi ya, kalau udah rapi, kita sholat jama’ah,” pinta Shabrina.

“Iya mmi...” Jihad pun langsung bangkit menuruti kata- kata istrinya itu. Jihad sangat bersyukur menikah dengan Shabrina, Shabrina wanita yang solihah, lembut, dan penyabar, layaknya bidadari terindah yang telah dikirimkan Alloh untuknya. 

Baru 3 bulan Shabrina dan Jihad menyecap manis dan indahnya berumah tangga, Shabrina memutuskan untuk menjadi istri yang baik, setelah lulus S1 Shabrina memilih untuk mengurus butik muslimahnya yang bertempat disamping rumah, beberapa karyawan pun dipekerjakan Shabrina untuk menjaga butiknya, hingga tak menyita banyak waktu Shabrina untuk mengurus bisnisnya.

 Ketika Jihad pulang bekerja, Shabrina selalu menyambut wajah lelah suaminya dengan senyum,  Shabrina selalu melontarkan kata- kata lembut, tak pernah sekalipun menyakiti hati suaminya itu.

 Sore ini Jihad benar- benar kelelahan, Shabrina yang mengetahui kondisi suaminya itu langsung menghampiri Jihad, disambutnya tas kantor yang selalu Jihad jinjing tiap bekerja, tak lupa jas Jihad pun disampirkan di lengan Shabrina untuk dibawa ke kamar.

 Jihad pun tersenyum melihat sikap istrinya itu yang selalu perhatian terhadapnya, kemudian Jihad duduk di sofa sambil menyalakan TV menonton acara berita melepaskan sedikit penatnya di kantor, tak lama Shabrina muncul dengan membawakan teh hangat.

"Ini bi diminum dulu, abi lelah banget ya?” senyum manis Shabrina pun bertengger di wajah indahnya. Jihad pun menoleh ke arah istrinya yang kemudian duduk disampingnya, Jihadpun tersenyum bangga pada istrinya. 

 “Ummi makasih ya selalu ada buat abi, abi sayang sama ummi...” Jihadpun mengelus kepala Shabrina yang berjilbab itu, “Ummi sore ini manis banget pake baju warna pink,” tambah Jihad memuji penampilan Shabrina. Pipi Shabrina pun semakin merona merah dibuatnya.

“Ih, Abi apaan si? Berarti kemarin- kemarin Ummi gak manis dong?” Shabrinapun tersenyum manja. Dicubitnya pinggang suaminya itu karena gemas telah meledeknya.

 “Ih, ummi apaan si cubit- cubit? Geli tau, ummi mau abi cubit iya?” Jihad bersiap melancarkan aksinya.

“Ah, engga bi, jangan,” tangan Shabrina pun menghalangi jemari suaminya yang hendak mencubit pinggangnya itu.

Sejurus kemudian pipi halus Shabrina terkena cubitan pelan Jihad, “haha, kena juga kan, makanya jangan macam- macam sama abi.”

 “Ih, abi mah..” Shabrina pun cemberut dengan melipat kedua tangannya didepan dadanya. “udah mi, jangan manyun gitu, udah jelek, nanti tambah jelek loh, heheheh.” Jihad semakin suka meledek istrinya. “ih abi mah.. jahat..” Shabrina pun tertawa sambil memukul pelan lengan Jihad “abi mandi sana, bau tau,” Shabrina berlagak menutup hidungnya.

“hmm.. abi bau ya, tapi bau juga Ummi suka kan? ya udah, abi mandi dulu ya sayang...” tak lupa Jihad menjawil pipi istrinya itu sesaat sebelum beranjak meninggalkan ruang tengah itu.   

Shabrina pun hanya bisa tersenyum- senyum sendiri dibuatnya, “ya Alloh terimakasih Engkau telah mengabulkan doaku, menciptakan ia untukku, mentakdirkan ia menjadi imamku, terimakasih ya Alloh,” gumam syukur Shabrina dalam hati.

___________________________________________________________________________

 “Ma... mama.. “ suara gadis jelita dan manja memenuhi ruangan keluarga Vetriani, “ma, aku mau ke kampus dulu ya,”. Zhara pun mengecup punggung tangan mamanya berpamitan kepada orang yang sangat dia cintai itu

Be My Wife Again [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now