2. Berusaha (Dibenci)

Start from the beginning
                                    

Mungkin perasaannya saja, tapi selama 3 tahun mengamati Lista diam – diam, baru kali ini sorot mata unik membius itu terlihat bahagia dan puas. "Emang. lebih bagus lagi lo ilfeel trus putusin gue. Ayooo... putusin gue, Ando. Mantan pacar lo selama ini model iklan rambut indah semua, gue Cuma bikin para mantan lo ngakak hingga terjengkang."

Disaat beberapa mantannya terakhir menangis histeris, langsung acting teraniaya bak pemain FTV, hingga pura – pura pingsan saat ia memutuskan hubungan karna selingkuh, yang satu ini malah kebalikan. "Gak mau. Lagian setelah dipikir – pikir, kayaknya asyik juga kalau gue dikira gay karna pacaran ama lo."

Ia menang telak seperti biasa, menikmati ekspresi terkejut Lista. "Ngomong – ngomong, gue sekarang pacar lo, Lista."

Ia dongkol setengah mati karna Ando malah tersenyum mempermainkan mentalnya."Terus?!"  

"Nomor ponsel yang lo beri serta alamat rumah, itu fiktif. gue senewen 2 hari karna gak tahu bagaimana keadaan pacar gue sekarang. Harus cara gimana lagi ntuk nekanin bahwa gue ini cowok lo, bukan salah satu fans berat lo?"

Ekspresi muntah pun tak cukup ntuk menggambarkan betapa mualnya ia mendengar. "Ando, gue bukan sayang lo!"

"Bagi gue sudah dimulai saat lo kalah."

Ia mengamati Lista yang kini membuka tas ransel hitamnya, dan menyerahkan secarik kertas berwarna kuning yang terlipat rapi. "apaan nih? Surat cinta?"

"Gue bikin surat perjanjian hubungan dengan materai 6000 sebagai pengesahannya, lo kasih ke gue saat pulang sekolah. Gak lo turutin, hubungan asmara kita batal. Sayang sekali, kan?"

Kapan cewek ini belajar bahwa rugi bermain api dengannya? "let see, dear."

Lista hanya mengangguk sambil berjalan melewatinya, mendadak kaku saat Ando menggenggam lengan kirinya, membatu dengan bisikan sangat pelan, memancing keingintahuan teman – teman sekelasnya. "Ngomong – ngomong, lo terlihat sangat cantik dengan penampilan sekarang, Elista Maharani. Gue sangat suka sekali."


∞õ∞


" 'Dilarang berpegangan tangan, mengacak rambut, berjalan bersisian hingga lengan saling tersentuh, setiap bersama harus berjarak 46 meter, diharamkan memanggil sayang, memuji, menggombal, serta hal yang berhubungan dengan pihak pertama. Jika tak diterima maka taruhan yang diajukan batal.' Apa – apaan ini?!" geraman Ando membuatnya mendapat teguran dari penjaga perpustakaan. Dengan tangan terkepal ia menarik napas kuat – kuat, lalu menghembuskan sangat perlahan. Baru kali ini ia merasa sangat ingin mencincang seseorang.

Ia mengetuk pulpen diatas kertas, berpikir keras bagaimana membalik keadaan sekali lagi. Bisa saja ia merobek dan menganggap tak pernah melihatnya, namun ia tak bisa menerima sorot mata puas serta merendahkan dari Lista. Ini perang.

Tenang Ando, tenang...

Ia membaca lagi isi surat itu dengan perlahan, meneliti setiap kalimat yang tertulis, mendadak amarahnya sirna, digantikan kebingungan yang menutupi benak.


∞õ∞


"Dia bilang gue sangat cantik dengan penampilan sekarang, Cindy." Ia menatap Lista yang termenung di balkon, bungkusan berisi siomay goreng kesukaan pun tak terjamah, padahal butuh pasokan darah serta oksigen berlebih ntuk berjejal dikantin – yang terlihat dari langit seperti meletusnya perang saudara.

Be Yours?! DAMN!Where stories live. Discover now