Chapter 2 : Invention

Start from the beginning
                                        

••

"Kalian mau susu?" Tawar Leron kepada dua orang temannya di minggu pagi yang cerah.

"Benarkah? Yang aku butuhkan adalah rencanamu!" Teriak Archi sambil mengucek matanya.

"Dan mekanisme program buatanmu!" Sambung Dindra dari kasur tingkat dua.

Ah ya, mereka baru saja terbangun dari tidurnya. Leron tidur di kasur pribadi di kamarnya, sedangkan Archi dan Dindra tidur di kasur bertingkat di ruangan sebelah kamar Leron.

"Wah wah, sekarang siapa yang sangat berambisi? Aku atau kalian?" Ucap Leron sambil tertawa renyah.

Mereka pergi ke dapur untuk membuat roti panggang dan susu hangat. Sambil menonton berita pagi yang tentunya masih seputar perang robot, mereka melahap menu sarapannya dengan gemas.

Korban jiwa terus bertambah. Wilayah utara China kian hancur. Korea Utara semakin ganas mengobrak-abrik lawan.

"Orang tuamu kemana, Leron?" Tanya Dindra di sela-sela lahapan.

"Jalan-jalan, mungkin. Karena itulah kebiasaan mereka di hari minggu." Jawab Leron sekilas.

Setelah membersihkan diri, tiga sekawan itu sudah berada di ruangan yang kemarin malam mereka tempati untuk begadang —ruangan pribadi Leron yang dipenuhi alat-alat canggih.

Leron mengaktifkan kembali seperangkat alat dan program yang sedang ia rintis. Archi dan Dindra membantu Leron menata alat agar lebih cepat.

"Kemarin kau bilang, program ini dapat memanipulasi robot. Bagaimana bisa?" Tanya Archi sambil menempelkan kacamata pelindung.

"Aku mengembangkan ilmu dasar hacking. Dengan bantuan chip Quantum Ultimate, aku berhasil mengendalikan robot apapun dari jauh." Jawab Leron.

"Kau bercanda?" Archi terkejut. "Dari mana kau dapatkan pengetahuan luar biasa ini?"

"Eksperimen."

"Eksperimen apa? Atas dasar apa?"

"Atas dasar rasa penasaran." Leron terkekeh pelan. "Kau kan tahu aku senang mengutak-atik sesuatu. Dan ini adalah penemuan terbesar selama hidupku."

"Leron, aku ingin bukti sekali saja." Kata Dindra tiba-tiba. "Aku ingin melihat hasil penemuan ini."

"Hmmm, tapi ini belum sempurna. Aku masih harus memikirkan suatu komponen yang bisa menyempurnakan sistem program ini. Ah, tapi, baiklah. Akan kudemonstrasikan sekarang."

Leron berjalan lalu mengambil robot kecil ciptaannya. Robot yang sekilas mirip tiruan tubuh Leron itu ia letakkan di atas meja yang jaraknya cukup jauh dari tempat Leron berdiri. Dengan cekatan, layaknya ilmuwan yang sedang menguji coba penemuannya, Leron memasukkan satu benda kecil ke alat pengendali —semacam stick playstation namun berukuran sangat besar.

Leron memencet tombol hitam lalu keluarlah pancaran cahaya berdiameter kecil namun intensitasnya sangat tinggi dari alat pengendali itu. Cahaya itu Leron arahkan ke arah robot tadi. Sekilas robot itu bergetar kemudian "mata"-nya menyala.

Setelah cahaya tadi menghilang, dengan senyuman yang gagah, Leron mulai mengendalikan alat pengendali yang ada di tangannya. Robot itu kemudian bergerak kesana kemari, meloncat-loncat, memanjat lemari, dan bahkan bisa memukul kaca sampai pecah.

Archi dan Dindra mematung di tempat. Seolah masuk ke dunia mimpi, mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Sungguh penemuan yang luar biasa!

"Tak diragukan lagi! Kau jenius!" Teriak Archi dengan tatapan yang tak bisa lepas dari robot.

"Ini sangat mengagumkan." Sahut Dindra dengan mata berbinar-binar.

Setelah demonstrasi selesai, mereka mulai berdiskusi untuk lebih mengembangkan program yang telah dibuat. Mereka tidak sadar kalau mereka adalah anak-anak muda yang berpotensi untuk sukses di bidang teknologi. Kecerdasan mereka sangat melampaui remaja-remaja di usia yang sama.

Leron, Archi, dan Dindra.
Apakah mereka benar-benar yakin untuk menggunakan penemuannya di atas medan perang?

Sepertinya begitu. Ambisi anak muda memang tak bisa dibendung.

••

Yo. Cerita ini akan update 1 atau 2 kali dalam seminggu. Waktunya tak tentu —bergantung mood dan tersedianya internet. Mungkin begitu, tunggu next part ya. Kritik sarannya sangat ditunggu!

RUN! Robots EverywhereWhere stories live. Discover now