Chapter 2 : Invention

96 31 20
                                        

"Apalagi robot, teknologi yang sangat Leron kagumi ini digunakan untuk perang. Seolah hakikat hadirnya teknologi dilupakan oleh manusia-manusia serakah.

Semua harus dihentikan."

••

Seperti biasa, Leron menghabiskan malam dengan berada di ruangan pribadinya. Khusus untuk malam ini, dengan berbagai emosi yang tumbuh di benaknya, ia membuka kembali suatu sistem program yang ia buat selama satu tahun terakhir.

Secangkir teh hangat menjadi teman begadangnya. Ditambah beberapa cemilan manis  yang teronggok rapi diantara alat-alat modern yang kontras, Leron semakin fokus dan santai dengan apa yang dia kerjakan.

Bayangan orang-orang mati terinjak robot, atau terkena senjata mematikan, memenuhi pikirannya sekarang. Perbuatan bengis orang-orang yang menjalankan robot itu, sungguh membuat Leron tak nyaman

Jika memang ingin menguasai dunia, kuasailah dengan cara yang cerdas. Seperti Amerika yang berkiprah dengan industri film dan musik diikuti Korea Selatan dan India, China dengan ekonomi yang mencengkram, Indonesia dengan keindahan alam, dan lain sebagainya. Banyak cara yang bisa dilakukan selain perang.

Leron mendengus kesal. Menurutnya, perang di zaman sekarang sangatlah membahayakan. Mengingat populasi manusia yang terus meningkat, ditambah dengan senjata mutakhir yang nyaris bisa menghancurkan sebuah negara dalam sekali tembak, ahh, bumi bisa hancur.

Apalagi robot, teknologi yang sangat Leron kagumi ini digunakan untuk perang. Seolah hakikat hadirnya teknologi dilupakan oleh manusia-manusia serakah.

Semua harus dihentikan.

Suara bel membuyarkan konsentrasi Leron. Ada orang yang ingin masuk ke ruangannya.

Leron membuka rekaman kamera yang dipasang di atas pintu. Dia mendapatkan Archi dan Dindra sedang berdiri menunggu tanggapan.

"Untuk apa kalian kemari?" Ucap Leron pada sebuah pengeras suara yang terhubung langsung ke pintu.

Archi dan Dindra saling bertatap muka —kebingungan.

"Ahh, kami hanya ingin menginap." Jawab Dindra kemudian. "Dan... bersenang-senang?" Lanjutnya.

"Apa ibuku yang mempersilakan kalian masuk?"

"Ya, Leron. Ibumu tak keberatan jika kami menginap." Sahut Archi.

"Baiklah... masuk."

Leron menekan tombol merah dan pintu pun terbuka. Dengan cepat Archi dan Dindra masuk ke dalam.

Tak ada percakapan yang terucap untuk beberapa saat. Kedua orang yang baru masuk itu hanya memperhatikan Leron yang sedang mengotak-atik sesuatu. Sekilas perkataan Leron saat di perpustakaan hinggap di pikiran Archi. "Hei, kau sedang apa?" Kata Archi kemudian.

"Menurutmu sedang apa?" Sahut Leron tanpa memalingkan wajah. "Ah ya. Apa kalian akan terus berdiri disana dengan tas berat yang menempel di punggung, atau duduk bersamaku menyelesaikan program yang aku buat?" Lanjutnya lagi.

Buru-buru Archi dan Dindra menyimpan tasnya di atas meja di sudut ruangan, lalu bergegas menghampiri Leron yang telah memberi mereka lampu hijau untuk mendekat.

RUN! Robots EverywhereWhere stories live. Discover now