Doyoung segera mengangguk cepat. Terlalu cepat malah, "Mau! Lagipula akhir-akhir ini aku sering merasa stress."

Setelah mengatakan itu, Doyoung langsung mengutuk dirinya sendiri.

Bodoh. Apa yang aku lakukan? Hah, setidaknya kali ini aku harus membuat Jaehyun terkesan.

"Apa hubungan stress dengan merokok, hyung?" Tanya Jaehyun lagi, nada menggoda.

Doyoung yang ditanya seperti itu langsung kelabakan, "E-ehㅡ aku pikir rokok bisa membuat stress-ku berkurang." Jarinya menggaruk pipi putihnya yang tidak gatal. Setelah itu Doyoung berjalan untuk lebih mendekati Jaehyun dan menerima sebatang rokok dan pemantik api darinya.

Dengan gemetar, ia berusaha menyalakan api di sebatang rokok yang sudah terapit di bibir pink-nya. Dalam hati ia berdo'a agar usahanya untuk merokok kali ini dilancarkan. Karena yang ia ingat, terakhir kali ia mencoba merokok adalah saat masih berada di sekolah menengah atas. Dan saat itu ia terbatuk dengan tidak terkontrol, karena sungguh, rokok itu rasanya aneh dan asap yang ditimbulkannya itu sangat mengganggu.

Doyoung menarik napasnya panjang sebelum memulai ayo merokok dan buat Jaehyun terkesan itu.

Beberapa detik setelahnya Doyoung mulai menyesap rokok yang ada di bibirnya.

Uhm. Aneh.

Dan karena itu Doyoung berusaha menahan ekspresinya sambil mengeluarkan asap dari mulutnya. Lalu ia memulai hisapan kedua. Di sinilah masalah kembali muncul, asap yang ia keluarkan mulai membuat dirinya terganggu dan tenggorokannya tiba-tiba terasa aneh dan gatal. Maka yang bisa ia lakukan adalahㅡ

"Ughㅡ uhuk!"

ㅡmenjauhkan rokok yang ia pegang dengan sebelah tangannya. Sedangkan tangan satunya lagi ia gunakan untuk menepuk dadanya yang terasa sesak.

Jaehyun yang melihat itu malah tertawa kecil dan mengambil rokok yang berada di tangan Doyoung untuk dimatikannya.

Doyoung masih terus terbatuk, tidak memperdulikan keberadaan Jaehyun karena tenggorokannya terasa sangat tidak enak. Matanya pun mulai memerah dan mengeluarkan setetes air mata karena saking kuatnya batuk yang ia keluarkan.

Beberapa detik kemudian batuk Doyoung mulai berhenti. Ia lalu memilih untuk menstabilkan deru napasnya. Namun setelah itu seketika ia merasa pipinya sangat panas ketika menyadari apa yang telah terjadi serta saat ia merasakan pandangan Jaehyun yang tertuju padanya.

Jadi ia menggigit bibirnya dengan gugup seraya menatap ke arah Jaehyun.

"Uh- maaf ya, Jaehyun?" Ucapnya, gugup sekaligus malu.

Baru saja Doyoung akan melanjutkan ucapannya, ia dikejutkan dengan gerakan Jaehyun yang tiba-tiba mengapit tubuhnya diantara dinding dan tubuh Jaehyun sendiri.

"Hyung." Jaehyun menatap mata Doyoung. Tangannya yang tidak ia gunakan untuk memegang rokok ia angkat dan digerakannya untuk mengusap pipi Doyoung. "Aku tahu kau menyukaiku, hyung. Tapi kau tidak perlu melakukan itu untuk membuatku terkesan." Seringainya, membuat mata Doyoung membulat.

Sial. Bagaimana mungkin ia mengetahui itu?

Selagi melihat Doyoung yang masih terkejut, Jaehyun kembali menyesap rokoknya lalu mengeluarkan asapnya tepat di hadapan wajah Doyoung. Jelas, itu membuat Doyoung kembali terbatuk. Tapi untungnya tidak separah sebelumnya.

Tapi lagi-lagi, Jaehyun malah tertawa kecil, "Lihat, hyung. Kau bahkan tidak bisa menghirup asapnya." Pipi Doyoung tambah memerah lagi, seperti habis berlari di bawah terik matahari. Tapi ia tidak berniat untuk membalasnya.

Hening beberapa saat. Jaehyun mematikan rokoknya lalu mengeluarkan sesuatu yang kecil dari saku celananya. Itu permen. Tangannya bergerak untuk membuka bungkusan permen itu lalu dimasukannya ke dalam mulutnya yang masih bisa tercium bekas rokok dari sana.

"Hyung." Mata Doyoung bergerak untuk menatap mata Jaehyun, memberikan pandangan bertanya.

Jaehyun tidak menjawab, ia justru menangkup pipi Doyoung dan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Doyoung.

Terkejut, Doyoung segera memejamkan matanya dengan erat. Menunggu sesuatu terjadi. Namun setelah beberapa saat memejamkan matanya, Doyoung tidak merasakan pergerakan apapapun. Jadi ia memutuskan untuk membuka matanya.

Baru saat ia membuka matanya, ia tiba-tiba merasakan bibirnya menyentuh sesuatu yang kenyal dan lembut. Serta pemandangan di depannya yang mampu membuat pipinya tambah memerah. Itu Jaehyun yang sedang memejamkan matanya, tampan sekali.

Lantas Doyoung memilih untuk kembali memejamkan matanya dan mengangkat tangannya untuk meremas bahu Jaehyun.

Saat Doyoung merasakan Jaehyun yang memiringkan kepalanya dan menggerakan bibirnya untuk memperdalam ciuman mereka, ia tidak bisa apa-apa, dan hanya bisa melingkarkan tangannya di sekitar leher Jaehyun serta membuka sedikit bibirnya. Menciptakan celah dan membiarkan Jaehyun berbuat lebih. Membuat ciuman mereka terasa lebih intens.

Jaehyun jelas tidak melewatkan kesempatan ini, lidahnya dengan kasar menyelinap masuk ke dalam celah yang diciptakan Doyoung. Doyoung dapat merasakan rasa rokok yang pahit dari lidah Jaehyun, namun setelah itu ia merasakan sesuatu yang manis memenuhi mulutnya. Rupanya Jaehyun memberikan Doyoung permen yang sebelumnya ia makan. Kemudian kepala Jaehyun mulai mundur, melepaskan kontak bibirnya dengan bibir Doyoung. Namun sebelum kontak bibir mereka terlepas sepenuhnya, Jaehyun kembali mendekatkan bibirnya dan mengecup bibir Doyoung. Baru setelah itu ia kembali memundurkan kepalanya, menciptakan benang saliva di antara bibirnya dan bibir Doyoung.

Mereka diam selama beberapa detik sampai akhirnya Jaehyun kembali membuka suaranya, "Wajah manismu tidak cocok untuk merokok, hyung." Jaehyun mengusap bibir Doyoung yang sedikit membengkak. Di bawah bulu matanya, Doyoung balas menatap Jaehyun, "Aku lebih suka aroma vanilamu."

Dan setelah itu Jaehyun mendekatkan wajahnya lagi. Kembali mencium Doyoung dengan dalam.

Jaedo's 💕Место, где живут истории. Откройте их для себя