"Itulah acting seorang penyihir! Sungguh biadab dia! Setelah mencuci otak cucuku dan hendak melenyapkannya bahkan dia belum melepaskannya sama sekali." umpat kakek itu, ketukan jarinya berubah menjadi kepalan

"Tapi kak Mark sudah menemuka mate nya, sungguh dia itu sangat istimewa dan cantik! Dia itu seperti seorang malaikat yang menjelma sebagai seorang bidadari, dia bahkan bisa membuatku berubah kek.." Marel berterus terang

"Tapi hatinya tetap ke wanita jalang itu!" entah untuk ke berapa kali, kakek itu selalu saja mengumpat ketika mengingat sosok Tania yang sungguh sangat licik

"Kalau begitu kak Mark dengan wanita sihir itu saja, aku akan bersama Alice, karena aku sudah menyukainya semenjak pertama kali bertemu!" ucap Marel dengan nada riang, seolah olah ia sudah menyumbangkan solusi emas untuk memecahkan masalah ini

Bugh! Satu pukulan kembali mendarat di kepala Marel

"Dia itu kakakmu! Kau bahkan berani untuk mengambil pasangan hidupnya!" ketus William yang berada di pinggir Marel, sungguh anaknya ini sudah ingin menyaingi kakak kandungnya sendiri

"Alice?" tanya istri kakek itu, meskipun sudah terlihat keriput tapi kecantikannya tak bisa di sembunyikan

"Iya nek, bahkan ibu pun selalu saja mengatakan kalau ia merasa familiar dengan Alice, padahal kan ibu baru pertama kali bertemu dengannya!" Irina ikut membuka suara

"Begini saja, kalian tinggal dulu di sini selama satu bulan, aku akan melihat kemajuan apa yang di capai Mark dengan mate barunya itu, aku akan menyuruh orangku untuk mematai matai mereka." kini ide cemerlang melintas di otak kakek itu

"Tapi yah bagaiamana dengan bisnisku di amerika? Aku akan mengalami kerugian yang besar jika hanya bermalas malasan di sini." elak William yang nampaknya sangat khwatir dengan pekerjaannya

"Bodoh! Harta kekayaanmu bahkan tidak akan habis meski kau tidak bekerja 5 tahun sekalipun! Serahkan saja hal itu kepada Litch aku yakin pengabdi mu itu takan berani mengkhianatimu!" ucap kakek itu dengan entengnya yang kemudian diikuti anggukan oleh Will

"Dan mengenai penobatan kalian, aku akan menyuruh Mark untuk ke sini, namun di temani dengan mate nya, sehingga ia tidak akan berani untuk meninggalkan mate nya sendirian di tempat seluas ini."

"Tapi suamiku bagaimana jika dia mengetahui sosok sebenarnya kita, apalagi setelah penobatan harus memperlihatkan sosok asli kita bukan? Bagaimana jika dia kaget seperti Tania lalu di-"

"Setelah penobatan Mark, bius saja dia !"

•••

Washinton, D.C

Baru kali ini Alice di ajak ke mall oleh Mark, ia sudah beberapa kali menolak dengan halus tapi Mark tetep keukeuh dan menyuruh maid untuk mempersiapkan Alice mengganti baju, setelah selesai Mark menunggu Alice di sofa sambil memainkan handphone miliknya Alice menghampiri Mark

Alice terlihat mengenakan dress berwarna ungu lavender dan wajahnya sedikit di poles menggunakan make up dan tentu saja tak lupa ia mengenakan kacamatanya. Mark yang sedang sibuk memainkan handphone nya menoleh ke depan karena mencium aroma Mate nya, dan mendapati Alice yang sedang menunduk di hadapannya

Mark berdiri lalu menggaet tangan Alice pergi menuju garasi, di sana sudah disiapkan mobil yang nampaknya mewah dan mahal, Mark masuk ke dalam mobi, Alice masih diam di luar dan menunduk

"Ada apa? Ayo masuk!" ajak Mark, Alice mengangguk dan menurut masuk ke dalam mobil

Alice menatap Mark sekilas yang fokus menyetir,hanya dengan menggunakan kaos putih polos yang di balut dengan jaket berwarna merah maroon serta celana jeans dan sepatu john Moris berwarna putih serta tas selempang kecil yang tersampir di bahunya membuat siapa saja orang yang melihat Mark tidak akan kuat menahan matanya. 'Mungkin ini rasanya menjadi seorang gadis pecinta idol' batin Alice dalam hati dan kembali menunduk.

•••

Setelah sampai di basement, mereka keluar dari mobil dan hendak menuju ke lift untuk pergi ke lantai 1 dan kalian bisa menebak ketika di dalam mobil mereka terdiam satu sama lain, seolah olah mereka bisu, mungkin Mark terlalu pecundang untuk memulai obrolan

Alice mulai melangkahkan kakinya, Mark menyusul di belakang, ketika mereka telah sampai di depan lift tiba tiba Mark menahan lengan Aice. "Kacamatamu tidak cocok denganmu!" ketus Mark dan mengambil kacamata milik Alice lalu di masukannya ke dalam tas selempang kecil miliknya kemudian menggaet lengan Alice untuk memasuki lift

Setelah pintu lift terbuka, Alice begitu sumringah dan tersenyum lebar karena sudah beberapa tahun ia tidak pergi ke tempat hiburan seperti ini sungguh ini membuat beban yang ada di kepalanya terasa ringan, tanpa sadar Alice berjalan mendahului Mark dan melihat sekeliling, Mark hanya tersenyum kecut dan berjalan mengikuti Alice dengan kedua lengan yang di masukan ke dalam saku celananya

"Wah wah gadis itu sangat cantik,dan dia nampaknya mudah di dekati"

"Lihat cahaya yang di pancarkan dari wajah gadis itu! Dia seperti bidadari!"

"Ahhh gadis yang memakai gaun ungu itu akanku jadikan sebagai istriku!" dan masih banyak lagi para pejantan yang nampaknya terlena oleh pesona yang di tebarkan Alice, karena jujur Mark pun merasa terpesona akan kecantikan dan aura yang menguar dari tubuh Alice, tapi mendengar ucapan para pria itu membuat Mark mual dan jiji sendiri sampai akhirnya ia menarik lengan Alice

Alice menoleh kepada Mark, tiba tiba Mark mengusap bibir Alice dengan ibu jarinya dan tersisa noda merah di ibu jari miliknya, pipi Alice langsung memerah. "Kau jelek memakai riasan ini!" ketus Mark yang diikuti permintaan maaf oleh Alice

"Waahh rupanya gadis itu sudah punya pacar, mana ganteng lagi! Sayang sekali yaah.." para pria yang tadi sempat membicarakan Alice mulai menyangkan Alice ketika Mark menggaet lengannya dan pergi menuju salah satu toko yang menjual barang branded.

Rupanya Mark tidak ingin kecantikan yang di pancarkan oleh Alice di rasakan oleh orang lain, wahh jadi begini tingkahnya orang dingin terhadap mate nya, sungguh over protektif.

•••

SEKALI MAAFKAN DIRIKU JIKA ADA ALUR YANG GAJE YAKSS TOLONG KOREKSI YAA DAN KOMEN UNTUK MENGINGATKAN DIRIKU 

DAN JIKA KALIAN SUKA CERITANYA MAKA VOTINGLAH CERITA INI HEHEHE

My Mate is a Nerd [TAMAT]Where stories live. Discover now