Handsome Spirit (Chapter 1)

1.9K 261 108
                                    

(terinspirasi dari anime jepang)



Yoona Pov

     Barang-barangku tampak membukit, kapasitasnya telah melewati batas kotak. Ah.. Sepertinya aku sudah terlalu lama bekerja disini? Hanya itu yang terpikirkan olehku. Lalu mengapa barang-barangku tersusun didalam kotak? Karena aku baru saja dipecat dari pekerjaanku.

     Mungkin sebagian besar orang akan terlihat lesu dan sedih, tapi tidak denganku. Menjadi wartawan memang cita-citaku, Karena itu aku belajar dengan keras untuk dapat bekerja menjadi wartawan. Selama masa kerjaku, aku cukup ditakuti oleh para selebriti-karena aku bekerja cukup gila. Tapi tak kusangka, karena semangat kerjaku yang semakin menggila, malah membuatku dipecat.

     Tapi itu semua tidak membuatku bersedih. Aku juga tidak tahu apa yang tengah aku rasakan saat ini. Merasa tenang? Mungkin. Karena, usai keluar dari gedung kantorku yang seperti hotel mewah itu, tubuhku terasa lebih ringan tanpa beban sedikit pun.

     Srrr! (Angin musim semi menerjang rambutku)

     Rambutku yang biasanya memang selalu berantakkan semakin tampak kacau. Jika membicarakan seperti apa penampilanku saat ini, huh, lupakanlah. Terlalu kacau untuk dijelaskan. Tetapi yang terpenting, kini hatiku merasa lebih damai. Aaa! Kemana tujuanku sekarang?

     Aku akan pulang ke desa-tempat dimana halmoni dan haraboji tinggal. Mereka adalah orangtua dari almarhum ibuku. Ya, ibuku sudah tiada-karena melahirkanku. Mengenai ayahku, aku tidak tahu itu. Apakah aku memiliki seorang ayah atau tidak, aku sama sekali tidak tahu itu. Aku juga tidak pernah menanyakan hal itu ke halmoni dan haraboji. Sudahlah, tidak perlu bahas itu. Saat ini aku harus segera kembali ke apartemen kecilku untuk bersiap-siap pulang ke desa.

--

     Apa yang pertama kali yang akan aku lakukan disana?-didesa maksudku. Mungkin aku akan lebih dulu mengunjungi sebuah bukit yang terdapat di dalam hutan. Terakhir kali aku mengunjungi desa, mmm.. Mungkin 12 tahun yang lalu? Cukup lama bukan? Tapi pertemuanku dengan halmoni dan haraboji tidaklah selama itu. Mereka sangat sering mengunjungiku.

     Aku tak henti-hentinya memikirkan akan seindah apa tempat itu. Aku bahkan tidak bisa tertidur Karena terus memikirkan itu. Ya, saat ini aku sudah didalam bis. Perjalananku baru berlangsung selama 5 jam, sepertinya aku hanya perlu menunggu 1 jam lebih lagi. Begitulah seingatku.

     Aku cukup bersemangat. Tidak seperti seseorang yang baru dipecat dari pekerjaannya. Pakaianku kini juga semakin membuatku tampak segar. Karena aku mengenakan rok sepanjang betis berwarna cream berkain sutra, atasan kemeja polos berwarna putih dan ditambah jas tebal sepanjang lutut berwarna kuning cerah. Untuk alas kaki, aku memilih mengenakan sneakers. Karena aku hanya mengenakan sesuatu yang membuatku merasa nyaman. Wah! Hutannya mulai terlihat!

      Hamparan pepohonan tampak mengiringi perjalananku, pertanda bahwa sebentar lagi aku akan segera sampai di desa. Rasa bahagiaku semakin tak terkendali. Rasanya ingin segera berlari masuk kedalam hutan itu.

     Bis baru saja berhenti di sebuah halte. Kakiku sudah melangkah turun dari bis. Dengan sebuah ransel dipunggungku, langkahku mulai bergerak menuju rumah halmoni dan haraboji. Seperti sebelumnya, perjalananku menuju rumah halmoni diiringi dengan pepohonan. Jarak antara rumah ke rumah juga terlampau jauh-lokasi rumah rata-rata berada di pinggiran hutan.

     Sinar matahari menyelip dari sela-sela pepohonan, membuatku langsung mengeluarkan kamera polaroidku. Hasilnya sesuai dengan ekpetasiku, indah. Aku kepakkan hasil fotoku agar segera tampak jelas. Setelah itu aku simpan didalam sebuah dompet kecil yang memang aku siapkan untuk menaruh hasil foto-fotoku.

Handsome Spirit (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang