“APA?!!!!”

“….”

Kau tahu?! Ayah mengerahkan polisi untuk mencarimu dan Jammie yang menghilang ke seluruh pejuru Canada

“…..” aku mencubit lengan Jay, tetapi dia mengacuhkanku. Sepertinya dia marah denganku

gila.gila.gila. putriku benar-benar gila. Bagaimana kau berani berlibur ke luar negri?! Kau benar bersama Jammie?!”

Aku melirik ke arah Jammie, lagi.

“Ya,”

kau keterlaluan, Cassie. Apa kau begitu membenci Ayahmu sendiri? Ayah kan berjanji akan berlibur bersamamu di musim panas nanti!” 

Huh?! Kau pikir ucapanmu akan terbukti?!

Benakku begitu kesal mengingat ucapan Ayah. Ayah benar – benar marah sekarang. Aku menelan ludahku susah payah.

karena, pesta ini terlalu penting dan pekerjaan Ayah yang tidak bisa ditinggal. Ayah akan menyelesaikan pekerjaan penting ini secepatnya dan Ayah akan menyusulmu 1minggu kedepan. kalau bisa secepat mungkin. Dan juga Ayah akan mengadukan ini ke orang tua Jammie

“….” Bibirku benar-benar kelu. Baru kali ini aku melakukan perjalanan keluar negeri sendiri tepatnya bersama Jammie, tanpa pengawas.

sebagai hukuman. Kartu kredit yang kau pegang, akan Ayah blokir sementara, ayah Jammie pun akan melakukannya

“APA?!” refleks aku berteriak, dan Jammie pun menoleh ke arahku.

****

07.30 AM

It’s Monday. Aku terbangun lagi mendengar gemericik air kran yang bocor di kamar mandiku. menyebalkan sekaligus menjijikkan. Sepertinya ini bisa digunakan sebagai alarm alami.

Aku melangkah terseok-seok mengingat kepalaku sangat berat karena tidur terlarut malam. Sebut saja aku masih mengantuk. Aku terkejut mendapati atap kamar mandi yang bocor telah sedikit di tambal, entah dengan apa di tambalnya. Untunglah, Lebih baik kran saja yang bocor daripada atap kamar mandi yang bertepatan dengan saluran kamar mandi pemilik Flat yang tepat di atas Flatku ini

Selesai mandi, aku segera turun ke bawah untuk sarapan yang dibuat oleh Ibu.

morning, Mom” ucapku sembari mengecup pipinya sekilas

morning, Sunshine”

pulang jamberapa, Bu?” ibuku menyodorkan sepiring sandwich dan susu untukku

“jam 4 pagi”

“hhhh, jangan terlalu sering mengambil jam lembur, Bu. Itu tidak baik untuk kesehatanmu” Ibuku hanya tersenyum mendengar ocehku

“oh ya, Camryn. Bukankah kau sudah senior di sekolah? Kau sudah lulus ujian sekolah kan?” tanyanya

“hmm”

“kapan prom di adakan? Bukankah ini  sudah menjelang perpisahan dan prom night akan di adakan?”

uhuk,,”  aku tersedak, sontak aku langsung menyambar susuku untuk meminumnya .

“kau tidak apa?”

“tidak, aku hanya tersedak” bukannya begitu, aku saja sudah niat untuk memaksa diriku tidak mengikuti prom night. Mengingatnya aku sudah sesak, bagaimana tidak? Jika aku mengikuti prom night, tentu Ibuku akn mnegeluarkan biaya untuk gaun, rias, salon dan segalanya untukku, kan? Tidak – tidak. Aku tidak ingin uang Ibuku di hambur-hamburkan hanya untuk prom night. Hidup kami sudah cukup susah….

“jadi? Apa kau tidak mendengar desas – desus kapan prom night diadakan?

 Tentu saja aku tahu, 2 minggu lagi prom night akan diadakan. Bahkan aku pun sudah mendapatkan undangannya. Ibu!!! Berhenti membahas prom night, aku ingin menangis saja rasanya.

“entahlah. Ok. Bu, aku berangkat” tanpa mendengar jawaban dari Ibuku, aku langsung mengecup pipinya dan menuju cepat ke ambang pintu.

Entah dorongan dari siapa, pikiran ini terbesit begitu saja di otakku.

“bu, aku bertemu dengan seseorang yang sangat persis denganku kemarin”  Raut wajah Ibu langsung berubah menjadi datar.

“dimana kau melihatnya?”

“kemarin. Di… errr suatu tempat”

“mungkin, itu hanya mirip denganmu saja” ucap ibu seraya berdiri dan membersihkan piring dan gelas susu kotor milikku.

“tidak, tidak. Mulai dari tingginya, raut wajahnya, warna matanya, warna rambutnya, tulang pipinya, lekukan bibirnya pun sama sepertiku, Bu! I’m serious” aku menatap Ibuku yang tengah sibuk mencuci piring kotornya.

“aku seperti melihat pantulanku di kaca. Boleh dibilang kembaran” ibu langsung berbalik dan menatap mataku dengan intens.

“di dunia ini Tuhan menciptakan kita semua 7 manusia yang mirip, Cam. Bukan berarti dia kembar denganmu”

“tapi dia sang—“

“sudah hampir jam delapan, kau harus berangkat sekarang. Hati-hati di jalan, Dear”

Menyebalkan. Bahkan jika aku telat pun aku sudah bebas. Toh, ujianku juga sudah lulus.

Aneh. Benar-benar aneh. Ibu seakan takut dan malas membahas pembicaraanku ini. padahal aku hanya berniat untuk menceritakan padanya. Huh, sebenarnya aku juga masih sangat penasaran dengan gadis itu, dia seperti copy-an diriku, semua bentuk fisiknya sama.

Namanya, Cassie. Ugh…is that right? Maybe.

 ---

maaf kalo ada typo atau sebagainya. gaje ya? comment dan vote ya:)

My TwinWhere stories live. Discover now