ii. payung

2.9K 546 51
                                    

Harusnya semua anak kelas Ipa-I di lapangan, tapi karena hujan jadinya mereka olahraga di kelas, di kasih teori tapi engga di catet, "udah materi penjas mah di google banyak, jadi gausah di catet" Haeril ngehasut Fikri supaya engga mencatat, alhas...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Harusnya semua anak kelas Ipa-I di lapangan, tapi karena hujan jadinya mereka olahraga di kelas, di kasih teori tapi engga di catet, "udah materi penjas mah di google banyak, jadi gausah di catet" Haeril ngehasut Fikri supaya engga mencatat, alhasil Fikri kehasut dia udah masang earphone dengan volume keras tapi sebelah doang, jadinya telinganya budeg sebelah.

"Yang tidak mencatat, Bapak tidak bolehin pulang" mulut Fikri udah komat kamit, nyumpahin teman seperpopokannya, pulang telat sih engga apa apa tapi ini rencanannya habis pulang sekolah Fikri mau ke gramed, numpang baca komik.

"Pokoknya lu yang catetin"

"Anjir gue aja kaga denger pak Jackson ngomong apaan" Fikri angkat paksa tangannya Haeril, "kenapa? Ada pertanyaan?"

"A-anu pakㅡ" karena terlalu lama, akhirnya Fikri motong omongannya Haeril.

"Itu pak Haeril mau bilang, boleh ga pak materinya Bapak baca ulang lagi?"

"Baca ulang?" Keduanya mengangguk, "kamu kira Bapak ini lagu? Yang bisa di ulang ulangin terus?"

"Mampus"

"Kalian berdua kalau bel sudah bunyi, jangan pulang dulu"

"Mampus part 2"

Mereka berdua tetap di dalam kelas, di suruh nge rangkum materi penjas dan engga boleh di singkat, "pak pegel pak"

"Baru mennulis selembar aja udah ngeluh kamu," seketika ruangan hening, Pak Jackson sibuk dengan ponselnya, main ludo.

"Pak saya mules"

"Yang menulis itu tangan kamu, bukan perut kamu"

"Pak serius pak" Jackson menghela napasnya, "yasudah besok kalian kumpul tugas ini, tapi materinya ga boleh sama, dan ga boleh ada yang protes"

"hAERILLL"

"Apaan si?"

"Nebeng ya, ujan masih deres"

"Yah sorry ki, gue harus langsung balik nyokap minta di anterin ke rumah nenek"

Sekolah sudah bubar sekitar setengah jam yang lalu, tapi masih ada murid yang masih tinggal karena ekskul. Fikri melamun di gerbang sekolah, menunggu hujan reda sambil menghitung katak yang lewat, kurang kerjaan emang.

"Chan terobos aja ujannya"

"Ogah lu aja"

Setelah temannya Chandra pergi, suasana hening, Fikri lagi menetralisirkan jantungnya yang lagi deg degan, sedangkan Chandra sibuk mikirin gimana caranya teleportasi dari sekolah ke rumahnya.

Fikri gelindingin payung yang tadi sebenarnya yang mau ia pake ke arah Chandra, tetapi Chandra tetaplah Chandra engga peduli dengan sekitarnya. Fikri langsung nendang payungnya supaya kena ke kaki Chandra, refleks Chandra melirik ke arah kakinya.

Melihat Chandra udah lirik payungnya, Fikri langsung lari menerobos hujan menggambil sepedanya, dan berakhir sampai di rumah dengan seragamnya yang sudah basah kuyup.

"Kayaknya emang udah ga ada harapan lagi buat gue untuk ngemilikin lo ya ki?"

❀❀❀

Signal | ChanglixWhere stories live. Discover now