"Kau lihat? Dia bahkan membohongiku hanya untuk membelamu kak! Dia tidak ingin kau terluka! Lalu apa yang kau lakukan terhadapnya? Menghilangkan nyawanya? yang jelas wanita ini tak tahu apa apa tentang Tania! Aku tahu sebenarnya Alice mempunyai rasa terhadapmu bukan terhadapku kak ! aku mengetahui itu ketika aku berusaha membaca pikirannya!" Jelas Marel lewat telepatinya terhadap kakaknya yang mampu membuat Mark terdiam dan tersadar

Marel memutuskan mindlink atau telepati terhadap kakaknya dan berbalik untuk mendekap Alice yang saat itu sedang menangis terisak

"Tenanglah aku tidak akan meninju kakaku lagi setelah mendengar penjelasanmu Alice.." ucap Marel lembut menenangkan dan mengelus punggung Alice

"Aku akan membawamu ke kamarmu." kata Marel sambil menggendong Alice menuju ke rumah samping kanan, dimana kamar Alice berada

Dan Mark yang mendengar pernyataan dari adiknya itu, tiba tiba hatinya tersentuh rasa hangat,khawatir dan rasa penyesalan yang telah ia lakukan dan ia pun bertanya tanya, kenapa gadis ini bisa menyukainya? Padal perlakuannya terhadap Alice sangat kasar dan menyakitkan tapi gadis ini masih menyukainya. Mark mengacak rambutnya frustasi

"Oh godness apa yang telah aku lakukan terhadapnya?" ucap Mark yang merasa bersalah terhadapnya dan duduk lemas dengan rasa penyesalan yang teramat sangat dan itu sudah terlambat.

•••

Kejadian di kolam renang tempo hari yang membuat Alice sakit bahkan hingga demam tinggi, menambah rasa penyesalan Mark terhadapnya dan ketika ia ingin menjenguk Alice di kamarnya pasti saja selalu ada Marel dan Irina yang menghalangi serta menahannya karena khawatir kakaknya ini melakukan hal diluar dugaan lagi. Tapi Cyintia selalu mengajak Mark masuk, namun dengan keras Marel dan Irina selalu menolak.

Sudah tiga hari demam Alice tak kunjung turun, Mungkin ini adalah efek Syok karena melihat nyawanya hampir melayang di depan matanya sendiri dan mungkin efek depresi juga oleh pembully an Alice tempo hari

"Bagaimana ini Will demamnya tidak mau turun malah semakin tinggi." ucap Lancer,dokter pribadi William yang telah mengecek keadaan Alice

"Apa yang terjadi jika demamnya tidak turun?" tanya Will mulai khawatir

"Kenapa kau begitu khawatir Will? Haha setahuku kau tidak akan peduli begitu saja terhadap orang asing." ketus Lancer yang sedang meracik obat

"Gadis ini istimewa, bahkan dalam sehari dia bisa langung memikat hati kedua putraku." ungkap Will yang di susul kekehan Lancer

"Tapi bukankah Marel memang seperti itu dan aku tidak pernah mendengar Mark tertarik terhadap wanita." sambung Lancer yang sedang sibuk dengan racikan obat herbal miliknya

"Nah karena gadis ini, Marel sudah benar benar ingat dosanya akan mempermainkan wanita dan Mark benar benar menggendong gadis itu, dalam seumur hidupnya ia tidak pernah menggendong seorangpun kecuali ibunya tapi sekarang dia sudah berubah...." ungkap William yang membuat Lancer terkekeh sekaligus menutup obrolan mereka.

•••

Hari ini tepat jam 3 sore, Mark memilih pulang lebih dahulu karena hari ini ia kosong tidak ada jadwal les sementara itu Marel memiliki les berkuda dan Irina memiliki les bahasa, sehingga kemungkinan mereka pulang dari tempat les adalah malam hari dan hal ini tak di sia siakan oleh Mark karena sudah empat hari ini Mark tidak di perbolehkan menjenguk Alice yang terbaring dengan lemah di atas ranjang.

Setelah sampai rumah, Mark sesegera mungkin mengganti baju dan menghampiri kamar Alice dengan diam diam khawatir akan ada penjaga Marel dan Irina yang menemukannya

Namun, ketika ia sudah sampai di depan pintu kamar Alice nampaknya penjaga suruhan Marel dan Irina tidak ada satupun yang berarti mereka sedang beristirahat, Mark membuka pintu dengan hati hati dan betapa ia terkejutnya mendapati Cyintia yang tengah mengompres Alice yang terlihat kepanasan

"Kau sudah pulang? Sini.." Cyintia mengibaskan tangannya, Mark menurut begitu saja

"Kau gantikan ibu, ibu lapar.. sudah hampir satu jam ibu diam di sini." Ucap Cyintia dan memberikan lap basah yang telah di peras ke dalam genggaman Mark

"Ibu pergi dulu ya! Jaga dia Mark! Awas jika kau melakukan hal yang seperti di kolam renang lagi! Aku akan membunuhmu jika kau melakukannya!" ancam Cyintia yang kemudian menghilang dari balik pintu

Mark menghembuskan nafasnya dan menarik kursi yang berada di pinggir ranjang Alice, kemudian ia menaruh kompres itu di atas dahi Alice,ia memegang dahi Alice dan merasa bersalah ketika demamnya tidak kunjung turun

Mark kemudian duduk, mengelus lengan Alice yang panas dan meminta maaf berkali kali dengan wajahnya yang terlihat memerah ikut merasakan panas yang alice rasakan,Mark menatap wajah Alice yang terlihat sangat pucat dan kering sungguh ia merasa kasihan akan hal ini, jika bisa di tukar posisi, lebih baik dia saja yang mengalami hal ini daripada gadis polos ini, batin Mark dalam hati

"ibu.." racau Alice yang mungkin ini efek ketika tubuh terasa sangat panas

"sshhh aku di sini" ucap Mark mengelus dahi Alice

"ibu.." racaunya lagi, Mark masih mengusap rambut Alice lembut, berusaha menenangkannya

"Ibu aku ingin Mark tahu bahwa aku menyukainya...." itulah kalimat terakhir yang Alice ucapkan sebelum akhirnya ia benar benar tertidur dengan tenang

Mark yang mendengar semuanya hanya bisa menahan rasa sesal dan berusaha untuk tidak menangis, karena sungguh wanita ini telah menyengat hatinya.

•••

moongodnes adalah Tuhan atau dewi bagi kaum Werewolf, mereka percaya jika Takdir hidup, Mate dan kematian sudah di tentukan oleh moongodnes.

Mindlink adalah Salah satu kemampuan werewolf khususnya bangsa Immortal untuk melakukan komunikasi melalui pikiran tanpa harus berbicara 

•••

TERIMA KASIH BAGI KALIAN YANG SUDAH BACAAAAA KARYA GAJEKU INI HEHEHE 

OH IYA BETEWE KARYA INI HAMPIR 60% ADALAH PENGALAMAN YANG PERNAH AKU ALAMI LALU DI TUANGKAN KE DALAM NOVEL INI JADI JIKALAU AKU TERLALU MENDETAIL ATAU TERLALU BERTELE TELE DALAM MENCERITAKANNYA I'M SORRY OKEY? 

THANKS.

My Mate is a Nerd [TAMAT]Where stories live. Discover now