1: Kertas Misterius

12 0 0
                                    


Suatu pagi yang cerah di sebuah desa, udara masih terasa dingin, walau begitu, seorang lelaki sudah ada diladang, Ia sedang mencangkul di ladangnya yang kecil. Terlihat goresan goresan keriput diwajahnya, Ia seorang pekerja keras, umurnya belum lima puluh tahun tetapi sering  bekerja dibawah terik matahari membuatnya kelihatan begitu tua. 

Pagi itu masih sekitar pukul enam. Pagi itu, seperti biasanya Alo bangun jam lima dan segera pergi ke ladang. 

Seperti biasa Alo mencangkul sambil bersiul. tiba tiba Ia merasa ada yang mengganjal di tanah, Ia penasaran, Ia melihat ada suatu benda menempel di cangkulnya, terlihat seperti kertas. Alo mengambil benda itu, benda itu kotor karena sudah lama berada didalam tanah.  

Alo memutuskan untuk berhenti sejenak dan berjalan menuju ke bawah pohon, Ia membersihkan benda itu secara perlahan dan mulai menerawang. 

Alo penasaran, Benda apa ini, gumamnya. Terlihat samar-samar seperti sebuah peta. Alo meniup benda itu setelah mengeluarkan sebagian tanah yang menempel. Benda itu ternyata sebuah kertas. seperti potongan majalah tapi kertasnya lumayan kuat karena tidak rusak walau sudah tertimbun tanah. 

Alo membersihkan kertas itu,  semakinjelas terlihat isi dari kertas itu, semakin juga awan menggelap, cuaca menjadi mendung, Alo heran bercampur takut. Di salah satu bagian kertas itu, Ia melihat ada gambar seperti  sebuah bangunan, tapi masih terhalang oleh tanah, Ia meniup tanah di bagian kertas itu dengan keras, ketika Ia meniup tiba-tiba terdengar bunyi guntur yang nyaring dan mulai turun hujan.

Alo terkejut, hanya kebetulan, pikirnya. Ia memutuskan untuk mengabaikan kertas itu, Alo melepasnya di tanah dan bergegas untuk pergi ke sebuah gubuk kecil dekat ladangnya untuk berteduh, baru tiga langkah ia melangkah, Ia berbalik dan kembali mengambil kertas itu, Alo berlarian karena hujan semakin deras dan tiba di gubuk kecil itu. Ia duduk disana sambil menunggu hujan mereda.

Sudah hampir siang, hujan belum juga redah. Alo terpaksa merenung, sekali sekali ia melihat ke kertas yang ia temukan tadi. Ia malah semakin penasaran. karena itu ia kembali mengambil kertas itu.

Kertas itu basah, tapi tidak koyak, isinya semakin terlihat jelas. walau sudah terlihat jelas, Alo masih saja tidak mengerti apa isinya. terlihat beberapa tulisan aneh dan gambar-gambar yang terlihat asing. Alo menggaruk kepalanya bingung dan penasaran. Ia menggulung kertas itu dan memasukan ke saku celananya.

Alo merasa hari itu begitu aneh, tapi ia pikir semua hanya karena kebetulan saja, tangannya meraba ke sakunya. tiba-tiba terdengar suara menderu menghampirinya, seperti seseorang sementara berlari menghampirinya tapi tak ada siapa-siapa yang terlihat. Alo panik dan ingin lari, ketika Alo baru saja mau lari, terdengar suara orang memanggil. 

"Aloooo" 

Alo mencari-cari arah suara tadi, arahnya tersamar oleh suara hujan. Ia menengadah keatas barangkali suara itu berasal dari atas. 

Pikiran Alo menuju ke hal mistis karena beberapa keanehan itu. Tiba tiba terlihat seseorang berlarian mendekatinya. 

"Aloo!" teriaknya.

"Woooi! siapa itu? Alo berteriak keras

Orang itu semakin mendekat, Ia membawa parang. semakin Ia mendekat,Alo semakin ketakutan. Alo Panik dan hendak lari tapi orang itu berteriak kembali

"Aku Jon!"

Ternyata orang itu Jon, pemilik ladang sebelah, Ia terlihat buru-buru, tubuhnya basah kena hujan, Ia membawa parang, Jon biasa pergi mengambil kayu bakar jika Ia hanya membawa parang saja. Jon tiba di gubuk Alo.

"Aduh, aku kira siapa" kata Alo lega

"Mau kemana?" tanya Alo. 

"Alo, sudah jam sebelas, hujan pasti sudah tak akan berhenti sampai sore, lebih baik kita pulang saja, Ayo" Jon mengajak Alo, Ia terlihat begitu kedinginan. 

Alo berpikir sejenak, benar juga kata Jon, tapi kalau Ia pulang nanti kertas yang ada di sakunya bisa basah, tapi bukannya kertas itu sudah biasa basah? 

Melihat tak ada balasan dari Alo, Ungke bergegas pergi 

"Yah sudah, aku sudah kedinginan, sudah terlanjur basah. Aku pergi dulu yah!" pamit Jon dan segera pergi meninggalkan Alo. 

"Baik pak, saya belakangan saja" Teriak Alo terlambat menanggapi, Alo memutuskan untuk menunggu sesaat lagi, jika hujan berhenti satu jam lagi, walau sudah tidak bisa bekerja, paling tidak Ia pulang tidak kehujanan. basah dan kedinginan, pikirnya.

Hujan terus turun lebat. Alo tetap menunggu di gubuk kecil itu. beberapa saat kemudian Iapun mengantuk, Ia heran kenapa Ia mengantuk, baru kali itu dia mengantuk di siang hari, oh mungkin karena dinginnya hujan, Alo pun akhirnya tertidur dengan sebuah kertas misterius di sakunya.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Aug 05, 2018 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Geometri - Kisah Seru di SekolahKde žijí příběhy. Začni objevovat