9. Karena Bos Punya Aturan Sendiri

9.9K 1.6K 238
                                    

Begitu tiba di lantai kerjanya, Joohyun sangat senang dan bersyukur melihat Mas Kyungsoo sudah duduk di kursi kerjanya pada hari Selasa. Hari Senin, Do Kyungsoo masih belum masuk ke kantor karena masih harus opname di rumah sakit. Rasanya seperti menemukan oasis di padang pasir.

"Lo udah boleh dateng kerja, mas? Gimana kondisi lo?" tanya Joohyun seraya menaruh tas kerjanya ke atas meja dan mulai menghampiri Kyungsoo yang tersenyum seraya mengetik keyboard MacBook di depannya.

"Mendingan, Hyun. Kemarin lo yang nemenin Pak Suho rapat mingguan?"

"Nggak ada rapat minggu ini. Si DKK yang delay sendiri. Kayaknya gara-gara lo belum masuk kerja. Si bos kayaknya butuh lo banget, ya?"

"Nah, kan. Lebih cepat masuk kerja lebih baik. Kalau gue gak masuk-masuk, tugas beliau makin numpuk. Kasihan lo-nya juga, pasti kewalahan ya, kan?"

Aduh, senang sekali rasanya ada orang seperti Kyungsoo yang mengerti dirinya seperti ini. Tapi untung saja kemarin Senin tidak terjadi apa-apa. Bosnya lebih sering meluangkan waktu di dalam ruangan tanpa meminta sesuatu yang merepotkan seperti biasanya. Sebenarnya, perkataan Mas Kyungsoo di telepon tempo hari cukup mengganggunya, sampai saat ini, mengenai bahwa hanya dirinyalah yang diijinkan untuk masuk ke apartemen bosnya. Joohyun bingung, kenapa harus begitu?

"Pengertian banget sih. Lama-lama gue jadi baper deh kalau lo kayak begini terus. Lo masih single kan, mas?" Joohyun mengibaskan tangannya lalu tertawa atas bercandaannya sendiri.

"Kenapa emang? Naksir gue?"

"Gue juga single, lho. Siapa tahu lo mau sama gue. Sekali-kali nonton sama gue gimana? Gue yang traktir. Hahaha." Joohyun tertawa, tapi anehnya Kyungsoo kali ini hanya diam. Tatapan lelaki itu mengarah ke arah belakang Joohyun. Hingga tiba-tiba, suara sapaan Kyungsoo menginterupsi segalanya.

"Selamat Pagi, Pak."

Tawa Joohyun sirna. Saat menoleh ke belakang, Pak Suho sudah ada berdiri di sana. Seperti biasa, beliau datang dengan sangat rapi, memakai jas formal hitam, kemeja putih dan dasi biru tua. Jangan lupa jam tangan Rolex emas dengan berlian yang membuat mata Joohyun sangat silau dalam sekejap.

"Pagi, Pak." sapa Joohyun canggung.

"Lima menit lagi kamu ke ruangan saya. Ada yang mau saya bicarakan."

Setelah itu Kim Suho berjalan melewatinya begitu saja sebelum masuk ke dalam ruangannya tanpa mengijinkan Joohyun membalas perkataannya sedetik pun. Ini hanya perasaan Joohyun saja atau memang Kim Suho terlihat marah?

"Pagi-pagi udah kelihatan badmood aja si bos."

Kyungsoo tersenyum penuh arti dan mengibas-ngibaskan tangannya, "Udah sana, balik ke meja kerja. Kena semprot baru tahu rasa lo. Nggak inget slogannya Jokowi? Kerja! Kerja!"

"Yeee... malah nyumpahin. Iya, ini gue balik ke meja, kok."

Lima menit kemudian Joohyun masuk ke dalam ruangan bosnya. Pria itu tengah duduk di atas kursi kerjanya. Tangannya mengetik dengan cepat di atas keyboard MacBook, seraya sekali-kali matanya melirik ke arah dokumen di samping laptop. Joohyun sedikit bersyukur karena pria itu rupanya tidak lupa alasan memanggilnya tadi.

"Gimana, Pak?" Joohyun duduk setelah Suho mempersilahkan dirinya.

"Kamu masih ingat file dari PT Metrodata Electronics yang saya kasih ke kamu kemarin?"

Joohyun mengernyit, "Yang soal grand launching itu, Pak?"

Suho mengangguk, "Kamu jangan kasih salinannya dulu ke pihak sana. Ada yang harus dirapatkan lagi. Akhir minggu kamu ikut rapat dengan saya."

BOSS✔Where stories live. Discover now