8. Informasi Yang Tertunda

9.5K 1.6K 304
                                    

"Nggak kangen rumah, Hyun? Adikmu dari kemarin udah nanya-nanya terus tentang kakaknya."

Suara Mama Joohyun yang lemah lembut terdengar di balik telepon. Joohyun tengah memakai makeup ketika tiba-tiba Mamanya yang tinggal di Jogja meneleponnya, menanyakan kabarnya. Pasalnya, sudah seminggu ini Joohyun sama sekali tidak mengabari keluarganya karena biasanya dia akan menelepon ke rumah tiap dua atau tiga hari sekali.

"Aku sibuk, Ma. Bos aku tuh lho, ribet banget. Katanya kerjaanku salah terus, banyak yang nggak beres. Terus sering disuruh ikut lembur juga, Ma."

Mamanya terkekeh, "Wajar dong, dek. Kerjaanmu kan ngurusin keperluannya orang penting. Yang penting jangan stress-stress, jaga kesehatan, pola makan dijaga. Kapan kamu pulang ke Jogja? Kemarin budhemu nanya-nanya gimana kabarmu di Jakarta. Papamu juga udah kangen kamu, katanya kok kamu nggak pernah WA Papamu lagi."

Ah, kalau begini caranya, Joohyun jadi kangen rumah. Sudah lama dia tidak pulang ke Jogja, kampung halamannya. Kesibukannya di Jakarta membuatnya hanya bisa pulang pada saat cuti hari besar seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.

"Kayaknya nanti aku pulang pas libur Natal, Ma. Sekalian mau ambil cuti Tahun Baru, biar liburnya panjang. Papa sama Sooji di rumah?"

"Itu, Papamu lagi main badminton di luar sama Pak Hyunshik, adikmu belum pulang kuliah. Praktikum sampai malem katanya."

"Hari Minggu gini masih ke kampus?" tanya Joohyun kaget.

Adiknya, Bae Sooji adalah mahasiswi tahun ketiga yang mengambil jurusan Teknologi Pangan di salah satu Universitas Negeri ternama di Jogjakarta. Setahu Joohyun, adiknya yang cantik itu memang super sibuk. Banyak laporan dan praktikum setiap hari.

Joohyun bahkan heran, bagaimana bisa adiknya mengambil jurusan yang bahkan mengharuskannya untuk lembur hampir setiap hari di kampus? Padahal dia sudah pernah memberitahu adiknya untuk mengikuti jejak yang sama dengannya, mengambil jurusan Ekonomi karena menurutnya, peluang kerja di bidang ini lebih banyak dan terbuka lebar.

"Katanya ada deadline laporan buat besok Senin, dek. Mama juga sebenernya khawatir sama adikmu."

"Tenang aja, Ma. Sooji juga udah tahu kalau dia harus jaga diri."

Mama menghela napas, "Ya, sudah. Oh ya, dek, nanti kamu telepon Papa, ya. Dari kemarin nanya Mama terus, nyuruh Mama telpon kamu."

"Oke, Ma. Nanti malem biar aku telepon Papa. Mau ke rumah sakit dulu. Temen kantor ada yang opname."

"Ya wes, hati-hati, nduk. Mama tutup telponnya."

"Ya, Ma."

Setelah menutup telepon, Joohyun kembali membenahi makeup yang belum selesai dia oleskan. Kemarin Sabtu, dia sempat mengirim pesan ke whatsapp Mas Kyungsoo untuk menanyakan dimana pria itu opname. Pria itu mengidap typus, dan mengharuskannya untuk opname selama hampir seminggu, sampai kondisinya benar-benar pulih.

Sebelum berangkat, Joohyun sempat membelikan buah-buahan di Indomaret seberang kosnya, baru dia berangkat menggunakan aplikasi Go-car karena dia tidak mengetahui dimana letak rumah sakit. Walaupun Joohyun sudah lebih dari dua tahun di Jakarta, terkadang dia masih belum tahu beberapa tempat yang tidak pernah dia kunjungi sebelumnya.

Setelah sampai dan menemukan kamar rawat inap mas Kyungsoo, Joohyun hampir saja membuka pintu sebelum tiba-tiba dia mendengar pembicaraan dari dalam.

"Ganti lagi? Ini udah yang keberapa sih abangku ganti sekretaris lagi?"

"Hampir tiga puluh. Yang baru udah kerja seminggu. Namanya Bae Joohyun. Mutasi dari accounting."

Mata Joohyun memicing. Jadi mereka lagi membicarakan dirinya nih ceritanya? Joohyun maju mendekat, menempelkan telinganya ke daun telinga. Dia tidak bisa melihat siapa gerangan sosok perempuan yang tengah berbincang dengan Kyungsoo. Karena itu, berusaha menguping adalah pilihan yang paling tepat.

BOSS✔Where stories live. Discover now