BAB 1

801 71 3
                                    

Disabtu pagi yang cerah, Yoona terduduk sendiri dibangku pojok taman. Memandangi muda-mudi yang sibuk hilir mudik, entah itu berkencan atau hanya berteman belaka. Matanya tiba-tiba terarah pada pohon maple tidak jauh dengannya, sepasang kekasih yang terlihat sedang piknik, asyik dengan dunianya. Sang lelaki terduduk memejamkan matanya dengan headset yang tepasang dikupingnya, sedang si perempuan tertidur dipaha lelaki itu sambil membaca novelnya. Lalu, tanpa sadar pikiran Yoona terbang pada masa itu. Saat dirinya masih polos, merasakan cinta yang murni belum ternodai oleh apapun.

*********

10 tahun yang lalu

"Sehun kau tahu Anne begitu cerewet ketika bertemu dengan Diana, bagaimana bisa dia bicara sepanjang waktu dengan Diana yang hanya mengeluarkan beberapa patah kata dari mulutnya. Terkadang aku merasa sebal dengan Anne, tapi itu bukan apa-apa dengan sifat keingintahuan Anne yang begitu besar dan sifat pemberaninya untuk berbicara jujur. Bukankah menyenangkan jika kita bisa berteman dengan orang seperti Anne? Aku tak masalah bila mendengar ocehannya setiap hari." ucap Yoona panjang lebar.

Sekarang mereka ada di bangku taman, sedang menikmati waktu libur sekolah diakhir pekan. Musim gugur dengan cuaca yang cukup dingin bersuhu belasan derajat celcius tidak membuat mereka enggan untuk menikmati sore ditemani jatuhnya daun maple.

Sehun melepas headsetnya "Aku punya seorang yang sangat mirip dengan Anne, bedanya dia penakut. Jika ada tikus berjarak 10 meter dari dirinya, maka teriakannya bisa terdengar sampai Korea Utara."

"Yak! Apa kau meledekku?" serang Yoona, ia memukul dada sehun dengan kepalan tangannya.

"Iya itu kau, bagaimana bisa kau menceritakan kisah Anne sampai berulang kali Yoona? Cerewetmu itu sama dengan dia" jawab Sehun dengan cekikikan, ia mengusap rambut Yoona pelan setelah mendapat pukulan darinya.

Yoona memang sangat menyukai novel karya Lucy Maud Montgomery itu. Sebuah karya abad pertengahan yang dipublish ulang. Cerita yang tak lekang oleh zaman, seperti membawa kita ke kehidupan masa lalu tentang seorang gadis yatim piatu penuh petualangan.

"Yoona, setelah lulus nanti kau ingin melanjutkan kuliah dimana?" Sehun angkat bicara setelah pertengkaran kecil tapi lucu itu.

"Entahlah, tapi aku ingin sekali masuk Seoul University. Seperti yang diimpikan anak-anak se-Korea" jawab Yoona sambil memandang lurus kedepan.

"Kau bagaimana Sehun?"

"Aku masih belum tahu minat membawaku kemana, Ayah memintaku untuk belajar bisnis sama seperti dirinya dulu"

"Tapi bukankah kamu sangat menyukai musik? kenapa tidak mengambil jurusan itu saja lalu berkarir sebagai penyanyi? Atau bahkan idol, dengan wajah sepertimu itu kurasa cocok."

Sehun mengalihkan pandangannya ke Yoona, kini mereka saling berhadapan "Apa kamu mau pacarmu ini dicintai oleh banyak wanita nantinya, diberi banyak hadiah dan surat, menjadi pacar dalam khayal mereka. Bukannya kamu sangat pencemburu?"

"Huh! Pede sekali kamu" Yoona mempoutkan bibirnya.

Dipikir-pikir betul juga, Yoona mana tahan jika pacarnya harus menjadi lelaki pujaan banyak wanita. Menjadi populer dikalangan sekolah saja Yoona sering kali kebakaran jenggot, apalagi jika sudah menjadi idol.

Kini mereka sedang berjalan menuju rumah Yoona. Besok sudah hari senin, saatnya mereka belajar malam ini mempersiapkan pelajaran untuk besok.

"Yoona sampai ketemu besok ya, jangan lupa kerjakan PR matematikamu. Jangan lupakan juga bahwa aku sangat menyayangimu" Sehun membelai kepala Yoona lembut, lalu melangkah pergi kembali ke rumahnya. Yoona tersenyum dalam hati melihat Sehun yang mulai menghilang dipersimpangan.

  *********  

"Yoona apa yang sedang kau pikirkan?"

Yoona terkejut dengan suara berat yang sangat ia kenali. Kepalanya menoleh kesamping, mendapati seorang lelaki bertubuh tinggi sedang tersenyum.

"Kau mengagetkanku Chanyeol-ah. Aku hanya memperhatikan daun-daun maple yang jatuh itu sambil menunggumu datang." jawab Yoona

Chanyeol mengangguk " Apa sudah lama kau duduk disini?"

"Tidak sekitar lima belas menit yang lalu." 

"Ohya, ibu bilang padaku bahwa besok kita harus ke butik milik Jung Yeon. Katanya ada beberapa gaun baru yang harus kamu coba untuk pernikahan kita nanti"

"Baiklah, bagaimana kita membicarakan ini sambil mencari kafe. Aku ingin secangkir kopi untuk menghangatkan badan."

"Oke sayang. Aku juga ingin beberapa cookies hangat." Chanyeol menggandeng tangan Yoona, lalu mereka pergi dari taman itu. Meninggalkan memori yang sempat terlintas dipikiran Yoona. Entah harus disesalkan atau dibiarkan. Tapi waktu tidak bisa terulang, bagaimanapun dia tetap ada menjadi bagian dari hati yang tidak bisa didaur ulang.

*********

Hai! Kenalin aku baru banget mencoba untuk menulis. Biasanya cuma baca-baca aja. Semoga kalian suka ya sama ceritanya. Jangan ragu untuk kritik dan saran untuk tulisan aku ini, siapa tau bisa membangun hehe. 

Oh iya aku juga senang jika kalian mau berkomentar dan voting dilapak ini. Love❤

An Undesirable MeetingWhere stories live. Discover now