New Year's Day / lrh ✔

the untold story. dialog hujan

/ hanya rasa
hanya prasangka
yang terdengar di dalam
dialog hujan /

Senar Senja - Dialog Hujan

20th June 2014
Jakarta, Indonesia
6:45 AM

"I'm already in airport, mum." Luke menggenggam passportnya hati-hati, takut terkena tumpahan kopi yang dipegangnya. "Yas, it's rain in here. Heavy rain. Omg mum I swear, I can take care of my self, kay? I'm 17 turning 18 in a few months."

Setelah beberapa kata 'yes' 'okay' 'i get it' 'right' akhirnya Luke mengucapkan kata 'bye. Love you too."

Lelaki itu menjatuhkan dirinya di sofa empuk starbucks di bandara Soekarno-Hatta sambil membuang napas lelah. Ia akan pergi ke New York hari ini. Sendirian dan hujan tengah mengguyur Jakarta dengan lebat-lebatnya.

Beberapa saat kemudian, satu panggilan masuk ke ponselnya. Nadia.

Lelaki itu memutar bola matanya kesal sambil menjawab kasar. "What is it again? Omg Nadia, we only had sex once. I told you before that there will be no strings attached."

Tepat saat itu, pintu Starbucks terbuka, menampakkan sesosok gadis yang tengah menangis dengan ransel di punggungnya. Luka yang berada di posisi paling stragis dapat melihat wajah gadis itu dengan jelas.

Tunggu, bukankah itu gadis yang ia lihat di Bali satu tahun lalu?

Gadis yang menangis dan berada dan satu lift dengannya di hotel di Bali itu.

Gadis yang membawa sapu tangan dari ibunya pergi.

Gadis yang membuatnya penasaran.

Gadis yang membuat Luke menyesal sampai saat ini karena tidak mengetahui namanya.

"What?" tanya Luke di ponsel.

"No, I mean- wait, what? Do I like someone right now?"

Luke menatap gadis yang memesan Green Tea Latte itu. Walaupun menangis, gadis itu tetap terlihat menarik di matanya.

Lalu Luke tersenyum.

"Yes. I do like someone right now. And it's not you." dan Luke mamatikan sambungan teleponnya dengan Nadia.

Luke masih menatap perempuan itu sambil tersenyum. Dalam hati ia berharap jika suatu saat bisa menghapus air mata di pipinya.

Berharap jika mungkin, mungkin saja, Luke bisa menjadi alasan perempuan itu berhenti menangis.

🎆🎆🎆