2

43K 2.5K 85
                                    

"Aku... bagaimana kalau aku pilih Ryuya?" tanya Airin yang menoleh menatap Ryuya yang masih duduk di sebelahnya.

"APA?!" sahut Jin yang terlihat terkejut mendengar pilihan Airin.

"Kenapa kau memilih dia??" tanya Jin, terdengar dari suaranya ia terdengar tak setuju dengan pilihan yang diambil oleh Airin.

"euhm.... Ryuya yang membawa ku ke sini, jadi aku ingin tau alasannya kenapa--" jelas Airin. Belum sempat Airin menyelesaikan perkataanya, tiba-tiba Ryuya menyela perkataan Airin dan tersenyum usil.

"Hmm... jadi kau benar-benar tidak ingat?" ujar Ryuya

"Ayo kita ke kamar ku" ucap Ryuya.

Ryuya berdiri dari posisinya dan menarik pergelangan tangan Airin yang ikut bangun dan tanpa mengatakan apapun, Ryuya berjalan keluar bersama dengan Airin dan meninggalkan Jin.

"Apa yang kau lakukan? ayo" intrupsi Ryuya.

Airin terus berfikir keras dan tak hentinya menatap punggung tegap Ryuya yang memiliki postur tubuh begitu tinggi dan sangat berotot yang berjalan sedikit didepannya dengan begitu gagah.

Bugh!

Tanpa alasan saat sesampainya di kamar, Ryuya memegang kedua bahu Airin dan mendorong tubuh gadis cantik itu ke dinding hingga membuat punggung Airin menghantam dinding dengan cukup keras.

"Katakan padaku, apa kau putri dari Sanada Akihiko dan Roe Angeline?"

"Aaa... apa maksudmu?" tanya Airin yang mulai ketakutan karna sikap Ryuya padanya.

"Kenapa mereka mengincarmu? apa benar kau putri Sanada Akihiko?" tanya Ryuya, seketika Airin merasa kepalanya seperti tertusuk sesuatu. Kepalanya terasa sangat pening, dan seketika kilatan ingatan mulai terlihat yang mana ia pernah bertemu dengan Ryuya saat dirinya di culik oleh beberapa pria yang bahkan tidak ia kenal.

Airin mengepal tangannya kuat-kuat ia menatap mata elang Ryuya dengan mata bulatnya yang sedikit meruncing. Dengan kasar, Airin mendorong dada Ryuya dengan kuat. Membuat pria tampan nan jangakung itu pun tersentak ke belakang dengan terkejut.

"Kau kenapa, hah?!" sahut Ryuya.

Airin menatap Ryuya dengan tatapan penuh rasa takut. Sungguh, kini Airin sudah tidak bisa berfikir jernih lagi kini di pikirannya hanya lah Ryuya yang akan segera membunuhnya. Airin mulai menghirup udara dengan tidak normal, ia memeluk tubuhnya yang mulai bergemetar.

"Hei... kau tak apa?" tanya Ryuya saat mulai merasa ada yang aneh dengan Airin, ia mencoba mendekati Airin. Namun dengan kasarnya, gadis cantik itu menepis lengan Ryuya saat ia mencoba menyentuhnya.

"Airin, kau kenapa?" tanya Ryuya yang terlihat mulai khawatir dengan kondisi Airin.

"Tidak! hiks... kubilang jangan menyentuh ku!!" jerit Airin, semakin Ryuya mencoba menyentuh Airin semakin gadis cantik itu melawan dan merasa semakin takut.

"Apa kau mengingat sesuatu?" tanya Ryuya yang berusaha untuk menenangkan Airin.

"Ya...hiks... aku mengingat semuanya....kau...kau yang membunuh ayahku kan?" lirih Airin dengan susah payah. Ryuya terlihat terdiam tanpa reaksi apapun, ia terlihat tanpak tak berniat membalas perkataan Airin. Bahkan ekspresinya sangat tenang seakan tak terjadi apapun.

"itu---"

"Apa?! apa salah keluargaku, ha?! kenapa kau membunuh mereka?!" jerit Airin tanpa mendengarkan apa yang hendak dikatakan oleh Ryuya padanya.

Kini Airin sudah tidak bisa membendung kesedihannya lagi. Rasa kesal, sedih serta amarah mulai memuncak semua menjadi satu di dalam diri Airin. Wajah cantik Airin mulai memucat kini dihadapannya dia hanya memandang lurus ke arah mata elang Ryuya yang terkesan tenang.

My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang