Family Matters: Part.3

2 0 0
                                    

Akhirnya sampai juga di depan komplek rumah gue. Karena sudah masuk waktu dhuhur. Mampirlah gue ke masjid depan komplek. Besar. Adem dan yang unik adalah, di pelatarannya terpasang sepeaker yang memutar siaran radio islami. Nuansa menjadi nyaman.

Seselesainya sholat, gue menyempatkan diri mampir ke toko obat di depan pintu keluar masjid. Belanja titipan Lo Han Kuo beberapa teman. Penjaga tokonya pun hari ini lebih ramah dari biasanya. Padahal suasana diluar sedang puannnaaas minta ampiun. Trus yang paling kacau itu ketika bertanya harga salah satu obat. Disitu murah banget. Di apotik K-24 seharga 21ribu. Di kimia farma 38ribu. Di toko obat langganan teman 25ribu. Dan harga termurah ada diiii Toko obat depan masjid. Cuma 16rb.

Next time kayaknya beli di situ aja deh. Nah selain itu juga kalau mau beli barang, rajin-rajin survey dulu. Tapi juga dapat pesen dari beberapa temen. Juga cek tanggal kadaluarsa obat. Walaupun kita sudah percaya. Demi aman dan ga saling menyalahkan. Teliti sebelum membeli.

Jalan beberapa meter lalu gue menemukan penjual buah dingin segar yang menggiurkan. Buahnya, bukan penjualnya. Gue beli beberapa buat dirumah. Semangka & pepaya dingin nan maknyus.

Sesampainya di ..... tenang. Gue ga nyanyi lagunya Ebit lagi.

Mendarat juga di rumah at last.

"Assalamu'alaikum. Moom."

Cipika cipiki. Cium tangan sama mami. Kangen eui, dua minggu ga balik.

"Kamu masukin aha ke dalam kulkas buahnya." Pinta nyokap, karena sebelum sampai rumah, gue udah tilpon nyokap kalau tadi beli buah. Setelah itu gue nyalakan kipas angin dan gue duduk manis menikmati semilir angin yang berhamburan ke arah gue.

Wiiiiii, adeeem.

Seperti biasa. Kalau udah dirumah kerjaan gue ngobras sama mami. Apa aja di omongin. Nah bagian mulai ngobrolin adek, gue dapet wejangan dari nyokap.

"Kita boleh kesel, kita boleh sebel. Tapi sebisa mungkin jangan diomongin. Di doakan yang terbaik. Apalagi mereka saudara-saudara kamu sendiri. Ini pesan dari adek kamu yang paling kecil."

Gue seperti tertohok. Jleb jleb jleb. Yang paling kecil malahan yang paling bisa berpikir lebih baik dari kakak kakaknya. Malu jadinya. Gue masih perlu banyak belajar.

Wuaaaaaah. Sepertinya dibalik panas ada yang adem hari ini.

Jadi inget juga salah satu episode film seri kartun leluarga The Simpsons. Ketika Bart di penjara. Seberapa nakal ataupun buruk mereka. Keluarga tetap no.1. Jangan tinggalkan. Tapi rangkul. Buatlah bahwa mereka merasa memiliki seseorang ketika dunia menjadi lawannya.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Dec 26, 2017 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Naitto Suttori: Ketika Malam BerceritaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora