Ep. 14

4.3K 814 139
                                    

Bonus gif om Sehun heheh. Happy reading 2200 words there.

.

.

.

Sudah seminggu. Selama itu ia mencoba melupakan presensi Sehun dalam hidupnya. Berbagai cara telah ia coba, menghindari pria tersebut, tidak berbicara dengan Sehun, bahkan meminta Si Ah untuk mengantar jemputnya.

Sehun juga tampak biasa saja dengan sikapnya, bahkan juga ikut menghindar. Setiap hari berangkat begitu pagi dan pulang begitu malam kemudian langsung tidur, bahkan saat akhir pekan. Sehingga setiap hari ia hanya berbicara dan menghabiskan waktu dengan Si Ah.

Hwa Ri mencoba terbiasa, mencoba tidak tergantung dengan pria itu. Ia mencoba.

Dan masih gagal. Hwa Ri masih sering sakit hati ketika melihat Sehun dan Si Ah sarapan bersama tanpanya, masih sering merasa kecewa ketika pria itu hanya menjawab, "ya." saat ia mau pergi keluar, Hwa Ri masih belum bisa sepenuhnya melepas presensi Sehun dari dalam hidupnya. Itu berat.

Hari Minggu, Sehun sudah bangun pagi-pagi dan berangkat entah kemana sehingga hari ini ia berdua di rumah bersama Si Ah— sumpah, ia benci wanita itu— yang kini duduk di sebelahnya, menonton acara yang sama dengannya.

Hwa Ri tidak mempedulikan presensi Si Ah di sampingnya, berusaha fokus pada acara yang tayang di televisi dan mengabaikan amarah yang menggelegak pada Si Ah.

"Sebentar lagi Hwa Ri ujian ya?" tanya Si Ah membuka obrolan ketika acara berganti dengan iklan.

Sebenarnya Hwa Ri sangat malas menanggapi pertanyaan wanita tersebut, tapi rasanya tak sopan jika mengabaikannya.

Terpaksa, Hwa Ri menoleh ke arah Si Ah dan tersenyum paksa. Menyaksikan sosok Si Ah yang selalu tampak cantik dan anggun meski tanpa polesan bedak ataupun gincu merah muda yang biasanya wanita itu pakai, senyuman wanita itu juga tampak sempurna sehingga tak salah jika banyak lelaki mengaguminya.

"Iya," jawab Hwa Ri kemudian kembali menoleh ke layar televisi dan melunturkan senyumannya.

Sialan, tidak biasanya iklannya berlangsung lama begini.

"Kau pasti sudah banyak bersiap-siap ya. Jangan sampai kelelahan dan lupa istirahat, kau pasti bisa!" ucap Si Ah menyemangatinya seraya memasang senyum lebar. Wanita ini suka sekali tersenyum sampai-sampai Hwa Ri berpikir apakah dia tidak takut keriput atau semacamnya?

Menanggapi ucapan Si Ah, Hwa Ri hanya menoleh dan mengangguk sambil tersenyum paksa.

Kemudian, suara iklan dari teve menjadi satu-satunya yang mengisi rumah Sehun. Hwa Ri terus-terusan mengumpat dalam hati ketika iklan berjalan begitu lama.

"Oh, kudengar kau bermain drama musikal ya?" Suara Si Ah kembali membuka percakapan.

Hwa Ri menoleh, menatap wanita di hadapannya ganjil hingga membuat Si Ah gugup. "Eum, aku tahu dari Sehun," ujar Si Ah membuat Hwa Ri lantas mengangguk-angguk paham (walaupun sebenarnya ia ingin mendengus jengkel.)

"Iya, aku bermain drama musikal sejak kelas tiga SMP, lalu aku vakum sejak waktu kelas satu SMA, dan sebentar lagi aku akan kembali ke panggung teater," jelas Hwa Ri panjang lebar. Ia sendiri tidak tahu mengapa menjelaskan hal ini pada Si Ah. Bukankah ia benci Si Ah?

"Kudengar dari Sehun, kau akan bermain drama musikal La La Land, aku pernah menontonnya sekali dan menangis karena Mia dan Sebastian akhirnya tidak bersama," ujar Si Ah seraya tersenyum kecut.

Hwa Ri mengangguk-angguk setuju. Alur cerita La La Land memang cukup tragis di akhir, dan kini ia seperti tengah merasakan menjadi sosok Mia. Tidak bisa bersama.

別 の 世 界Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang