Ep. 3

6.4K 1.1K 54
                                    

Setelah menghampiri Cheon Hwa Ri di sekolahnya, Sehun kembali ke kantor dan sibuk dengan pekerjaannya hingga sore.

Kira-kira pukul empat sore, Sehun menyelesaikan seluruh pekerjaannya dan berniat pulang cepat ke rumah untuk sekadar berbaring di kasur king size-nya.

Sekretarisnya, Bae Chae Young tampak masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya.

Sehun melongokkan kepalanya, "Sekretaris Bae, kau tidak pulang?"

Bae Chae Young tersentak, mengusap tengkuknya seraya tersenyum malu-malu. "Saya berencana menyelesaikan pekerjaan untuk seminggu kedepan.

Oh Sehun mengernyitkan dahinya.

"Kau mau ambil cuti?" tanya Sehun yang ditanggapi Bae Chae Young dengan beberapa anggukan bersemangat.

Sehun menarik bibirnya keatas kemudian mengangguk.

"Baiklah kalau begitu. Senang melihatmu masih bisa memprioritaskan perusahaan. Tapi tidak perlu dipaksakan, kalau kau lelah, kau boleh pulang," ucap Sehun kemudian beranjak dari duduknya, meraih tas dan mantelnya, bersiap untuk pulang.

"Omong-omong, kapan kau akan mengambil cuti?"

Sekretaris Bae yang masih meleleh akan senyuman yang Sehun berikan lantas tergagap. "O-oh, besok saya masih bisa menemani anda. Mungkin lusa saya akan mengambil cuti."

Sehun kembali mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

"Kalau begitu, aku pulang dulu sekretaris Bae. Kau sudah bekerja keras."

Lantas, sosok Sehun bergerak keluar dari ruangannya, meninggalkan sosok Bae Chae Young yang masih terpana oleh sang direktur yang hari ini kelewat manis dan panas.

Di lorong, Sehun membungkukkan badannya sedikit untuk sekadar menyapa klien yang akan membuat janji pertemuan dan karyawan yang hari ini melembur.

Para karyawati pun tak kalah semangat menyambut sosok tegap Oh Sehun yang terlihat semakin panas saat selesai bekerja. Tak lupa mereka menanyakan rencana Sehun setelah pulang kerja yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Sehun dan berhasil membuat seluruh karyawatinya bungkam karena terpikat oleh presensi Oh Sehun.

Sehun baru saja akan memasuki mobilnya ketika ponselnya lagi-lagi kembali berdering.

Ibu. Ah, bukan, mami.

"Halo mi," sapa Sehun kemudian bergerak memasuki mobilnya, melempar mantel dan tasnya ke belakang.

"Halo sayangku, mami sudah menunggu di restoran biasanya. Cheon Hwa Ri bersamamu?"

Sehun mendecih. "Mami menyewa mata-mata untuk mengawasiku 'kan?"

"Apa yang kau bicarakan sih?"

"Kemarin aku meminjam uang pada gadis itu untuk beli soju saat mabuk. Mami tahu hal itu karena mami menyewa mata-mata untuk mengawasiku dan menyuruhku untuk mendatanginya dan mengembalikan uangnya tapi bukankah makan malam terlalu berlebihan?"

"Kau tidak bersamanya?"

Sehun menghembuskan napas panjang, merasa tak habis pikir. "Untuk apa?"

"Oh Sehun!! Mami tidak peduli soal pinjam uang dan mata-mata karena mami tidak melakukan hal itu dan sekarang, urusan mami dengan Cheon Hwa Ri jauh lebih penting dari yang kau duga!"

Sehun meringis, sedikit menjauhkan layar ponsel dari telinganya. Dahinya terlipat, kalau bukan karena soju, lantas apa urusan mami dengan Cheon Hwa Ri?

"Mami tidak mau tahu, cari gadis itu dan bawa dia untuk makan malam! Paham?!"

For a God Sake, kenapa sekarang dia harus repot-repot hanya untuk seorang gadis SMA sih?

別 の 世 界Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang