"Terus, kenapa gak pernah berubah?" tanya Vika dengan nada kesal.
"emang nya gue powerrangers apa yang bisa berubah, lagian juga tadi gue udah izin tapi emang lonya aja kali yang gak denger, jadi yaudah gue makan aja." Jelas Vano
Vika hanya menaikkan sebelah alisnya, Vano yang melihat itu merasa kesal karena ucapannya sama sekali tidak direspon oleh gadis itu.
"Ck, apa perlu makanan lo gue balikin lagi?" Tanya Vano.
"Gak perlu, udah deh sana lo tuh ganggu tau gak?" usir Vika.
Cowok itupun meletakkan makanannya kembali diatas meja Vika dan ia berjalan kearah tempat duduknya. Vika kembali membaca novelnya. Dan tak lama kemudian bel berbunyi yang menandakan bahwa jam istirahat telah berakhir. Suasana kelas pun kembali ramai. Selang beberapa menit guru yang mengajar di kelas XII IPS 1 itu pun datang, jam pelajaran pun dimulai.
***
Bel pulang baru saja berbunyi, dan guru yang mengajar di kelas XII IPS 1 pun baru saja mengakhiri pembelajaran pada hari ini. Terlihat helaan napas dari murid di kelas itu. Semua murid terlihat sibuk membereskan semua barang-barang nya yang berada di atas meja dan memasukkan nya ke dalam tas.
"Lo pulang sama siapa Vik?" Tanya Sella yang sedang memasukkan bukunya kedalam tas
"Engga tau deh, tapi kayanya gue pulang sendiri" jawab Vika.
"Mau bareng gak?" Tawar Tania.
"Engga usah, lagian juga rumah Lo sama rumah gue itu beda arah, nanti bulak-balik kan kasian lo nya" ucap Vika yang menolak tawaran Tania.
"Gapapa kali, kalau emang Lo mau bareng mah, gue dengan senang hati ko nganter Lo pulang" ucap Tania dengan tersenyum dan mulai memakai tasnya.
"Engga usah ntar ngerepotin, udah gapapa gue pulang sendiri aja"
"Yaudah yaudah, kita kedepannya bareng aja ya?" Ajak Sella. Kedua temannya mengangguk tanda setuju. Ketiga gadis itupun berjalan meninggalkan kelas.
***
"Vik, kenapa Lo gak pulang bareng Vano? Rumah Lo sama dia bukannya searah?" Tanya Tania. Ketiga gadis itu kini sudah berada di depan gerbang sekolah.
"Iya Vik, biasanya juga bareng" tambah Sella. Yang diberi anggukan oleh Tania.
"Apa jangan-jangan kalian lagi berantem ya? Berantem terus gak bosen apa?" Tanya Tania.
"Aduh kalian berdua itu ngomong apasih? Gue sama Vano itu engga berantem kita baik-baik aja. Cuma sekarang ini gue emang lagi mau pulang sendiri. Udah itu aja." jelas Vika
"Oh gitu" kedua gadis itu mengangguk tanda mengerti.
"Yaudah gue duluan ya, bus nya udah Dateng. Babay kalian hati-hati ya" pamit Avika kepada kedua temannya.
"Iya, Lo juga hati-hati Vik" ucap Sella dan Tania bersamaan.
Avika melangkah masuk kedalam bus. Gadis itu memilih tempat duduk yang berada di belakang dan mengarah langsung ke jendela. Sehingga selama perjalanan gadis itu bisa mengalihkan pandangannya kearah luar jendela.
***
"Assalamualaikum Vika pulang"
"Waalaikumsallam, baru pulang?" Suara wanita paruh baya yang datang dari arah dapur.
"Iya bunda" Vika membungkukkan badannya dan mencium tangan bundanya.
"Kamu udah makan belum?"
"Belum. Tapi Vika masih kenyang bun"
"Oh iyaudah, bunda mau balik kedapur dulu ya" Helen berjalan kearah dapur. Vika menoleh kearah meja ruang tamu, ia melihat minuman dan beberapa makanan yang disiapkan dimeja itu. Gadis itu mengerutkan keningnya merasa aneh seperti ada tamu yang datang ke rumahnya. Vika pun memutuskan untuk bertanya kepada bundanya.
"Bunda" gadis itu berjalan kearah dapur.
"Iya sayang, ada apa?" Ucapan Helen yang tangannya sedang sibuk mengaduk adonan kue.
"Tadi ada tamu?"
"Iya, barusan aja dia pulang"
"Siapa bunda?" Tangan Vika terangkat untuk mengambil gelas lalu menuangkan air putih kedalam gelas itu.
"Dion"
Sepersekian detik gadis itu menghentikan aktivitasnya. Ia meletakan kembali gelas dan teko kaca yang ia pegang tadi. Ternyata nama itu sangat berefek untuk Vika. Bagai disengat listrik Gadis itu menjadi diam dengan wajah yang sangat terkejut. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang tiba-tiba muncul didalam kepala gadis itu.
"Di... Dion?" Tanya Vika terbata-bata.
"Iya Dion, tadi dia kesini katanya mau ketemu sama kamu, tapi tadi dia tiba-tiba dapet telfon terus dia bilang sama bunda kalo ada urusan mendadak, terus dia pamit deh sama bunda" jelas Helen.
Gadis itu masih diam. Mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan bundanya. Vika merasa lelah akhirnya ia memutuskan untuk ke kamar nya.
"Yaudah bunda aku kekamar dulu ya mau istirahat."
"Iya sayang"
Vika membalikkan badannya dan berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Setibanya dikamar, gadis itu menaruh tasnya diatas meja belajar miliknya. Melangkah kearah tempat tidur dan langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Kepalanya terasa berat karena dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tentang cowok itu.
Untuk apa dia kembali? Setelah apa yang terjadi dan dia lebih memilih pergi lalu sekarang dia memilih untuk kembali lagi?
Vika menggeram kesal. Semakin ia memikirkan hal itu semakin kepalanya terasa pusing. Akhirnya gadis itu memilih untuk tidur. Dan berharap saat ia bangun nanti tidak akan ada lagi pertanyaan-pertanyaan yang membuat kepalanya terasa pusing.
//
Haii
semoga part kali ini seru ya!!! niat nya mau dipost kemarin tapi engga sempet jadi baru dipost sekarang
di mulmed itu Vano ya!!!!
selamat membaca!!!!
jangan lupa untuk Vote dan coment!!!
BINABASA MO ANG
(I'm)Possible
Teen FictionHidup ini tentang pilihan. salah satunya cinta . kamu hanya tinggal memilih, mencintai atau dicintai. kalau boleh aku tidak ingin memilih. Sebab yang aku inginkan aadalah keduanya. Tetapi aku ingin mencintai tanpa rasa sakit dan dicintai tanpa rasa...
Part 2
Magsimula sa umpisa
