The Half Blood Vampire 21-25

Start from the beginning
                                    

“pergi dengan temanmu saja. Aku mengantuk.”

“temanku tidak bisa. Makanya aku mengajakmu. Mau ya?”

“aku bilang tidak!” bentak Justin kuat.

Nicole tersentak. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia akui, mentalnya memang lemah, dibentak seperti tadi sudah membuatnya ingin menangis.

Justin membuka matanya karena heran Nicole tak bersuara lagi. Keningnya berkerut saat melihat Nicole menunduk.

“Nicole?” panggil Justin.

Justin terkejut melihat mata Nicole yang berkaca-kaca. Terlihat jelas, sedang menahan tangis.

“kau....”

“aku akan pergi dengan Greyson, maaf mengganggumu. Kau bisa tidur kembali.”

Justin ingin berbicara, namun Nicole sudah berbalik dengan ponsel di telinganya. Ia langsung digerogoti rasa bersalah. Ia sudah mendengar tentang Nicole dari Greyson. Wanita itu masih seperti anak kecil, manja. Polos. Jadi, dia diminta Greyson agar lebih sabar menghadapi tingkah kanak-kanaknya. Namun, ia paling tidak bisa.

Justin mengangkat kepalanya saat pintu kamar kembali terbuka. Nicole kembali masuk dengan wajah yang sangat ceria. Kontras sekali saat ia akan keluar kamar.

“aku akan ke kantor Grey.” ucapnya senang, lalu mulai mencari baju yang akan digunakannya.

“bye.” ucap Nicole sambil menutup pintu kamar.

Justin menghembuskan nafas lega, lalu kembali tidur. “persis anak kecil. Seperti Jazzy.”

Nicole terkejut saat membuka pintu depan. Ada orang yang juga akan mengetuk pintu itu. Orang itu terlihat aneh. Wajahnya terlihat pucat.

“mencari siapa?” tanya Nicole sopan.

Laki-laki itu menghembuskan nafasnya perlahan. “kau manusia?”

Kening Nicole bertaut. “tentu saja.”

Laki-laki itu mengendus. “segar.”

“kau mencari siapa?” tanya Nicole mulai curiga.

Laki-laki itu menatap Nicole.

“matamu?” seru Nicole kaget, karena mata laki-laki itu berwarna merah.

Laki-laki tersenyum sinis. “kebetulan sekali. Aku sedang ingin minum darah. Justin memang sahabat yang baik. Dia memberiku santapan selezat ini.”

Nicole langsung berusaha menutup pintu. Namun, kekuatan laki-laki itu lebih kuat.

“jangan mendekat!” ancam Nicole sambil menunjuk wajah laki-laki itu.

Laki-laki itu bergerak maju, lalu memutar tangan Nicole kepunggung. Nicole bersandar pada tubuh laki-laki itu. Laki-laki itu mengarahkan wajahnya pada leher Nicole. Nicole merasa nafas laki-laki itu memburu, membuat keringat dinginnya keluar. Ia berusaha berontak, namun tak bisa. Tenggorokannya tercekat air mata yang tertahan.

“menangislah jika sakit.” bisik laki-laki itu.

Air mata Nicole pun mengalir dengan deras, saat merasa ada dua benda tajam menempel dilehernya.

The Half Blood VampireWhere stories live. Discover now