Status : On Progress
Genre: Scienfiction, Magic, Mistery
First Realease: 2015
Max Episode: 30 eps
10 Vote untuk lanjut
20 Vote untuk publish :)
_________________________________________
Ketika karbon monoksida menjadi bibit awal penyebab terjadinya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seorang pria dari lorong bawah tanah tengah sibuk membawa sebuah gulungan layar besar. Terdapat juga beberapa kabel power di sakunya yang tampak sudah tidak muat jika dipaksakan. Sebenarnya ia sangat kesulitan membawa proyektor ini, namun karena sadar di sekitarnya hanya ia sendiri mau tak mau ia harus membawa benda besar ini meskipun menahan perih. Terdapat beberapa luka goresan di pergelangan tangannya akibat terkena benda tajam saat akan mengangkat proyektor tadi.
Setelah melewati lorong akhirnya ia sampai pada sebuah pintu di hadapannya. Dengan sigap ia mendorong pintu itu dengan telapak kaki lalu masuk tanpa permisi.
“Permisi kek..!!” Timpalku pada Surya yang tiba-tiba masuk dan membuat kami kaget.
“Dih kau ini banyak bacot, bantu gua kenapa!” sanggahnya lebih galak.
Lukman yang sedang duduk di atas meja beranjak dari sana lalu menghampiri Surya. Ia membantu mengangkat proyektor di sisi yang lain untuk mengurangi beban. Perlahan-lahan mereka meletakannya di dekat komputerku dan membuka layarnya dari gulungan.
Tak mau disebut 'orang tak berguna' akhirnya aku menghampiri Surya lalu mengambil kabel power yang berada di saku belakangngnya.
“Biar aku yang pasang ini” Selonongku di barengi senyum kecut dari Surya.
Ku hubungkan kabel power pada terminal listrik dan munculah tampilan layar yang sudah terhubung dengan komputerku sebelumnya. Tampak pada layar terdapat sebuah file yang sedang di download oleh Surya yang kini sedang mengoperasikan komputer ku. Dari kapasitas yang tertera terlihat satu Megabyte dari seratus Gigabyte file yang belum terdownload. Memang sial, di zaman se-moderen ini kecepatan Internet di Indonesia masih sangat lambat di bandingkan negara lain.
Lagu Camela yang ku putar tadi sudah terhenti sedari tadi. Sehingga suasana menjadi hening kembali tanpa suara kecuali suara ketukan jari-jari Surya pada meja.
“Apakah kalian suka lagu retro?” lagi-lagi Lukman memecah keheningan.
“Ya, coba kau putar Elvis bro” sahut Surya.
“Oke, Let's we listen it”
Lukman menghampiri speaker yang berada di ujung ruangan kontrol ini. Ia masuk ke dalam sebuah website lalu mendownload lagu Elvis secara ilegal di situs resminya dengan menggunakan sebuah software.
Wise men say... Only fools rush in... But I can't help falling in love with you..
Sekarang ruangan ini dipenuhi musik khas dari Elvis Presley. Alunan nada dari falling in love with you membuat siapa saja tak tahan untuk ikut bernyanyi. Seolah ragaku juga ingin ikut bernostalgia, jujur aku tak tahan ingin bernyanyi namun terlalu gengsi jika bernyanyi depan rekanku yang sepertinya tidak suka dengan moment-moment seperti ini.
“Kau kenapa zal?” tanya Surya melihat gelagat ku dengan mata sinis khasnya.
“Maksudmu?”
“Zal...” timpal Lukman. “Shall i stay,.. would it be a sin... If I can't help, falling in love with youuuuu” ia tiba-tiba saja menggoda bernyanyi di hadapanku.
“Apaan si Luk...” aku bertanya keheranan tapi sedikit tertawa.
“Like a river flows.. surely to the sea... Darling, so it goes... Some things are meant to beee” Surya melanjutkan lirik yang dinyanyikan Lukman.
“Take my haanndd” lanjut Lukman lagi “Ayolah zaaal” ia berusaha mengajakku.
“Hahaha Oke... Oke..”
“Take my whole life, too.. For i can't help.. falling in love with youu” kini suasana yang tadi hening mendadak menjadi ramai dengan suara nyanyian kita bertiga. Ya, ini memang sangat menyenangkan. Suasana ini sama seperti yang aku dapatkan ketika sedang berada dekat dengan Dimas. Ohh ya Dimas! Apa kabar dia sekarang yah? Apakah dia sedang mencariku saat ini?
Tak terasa parameter kini telah menunjukan sembilan puluh dari seratus Gigabyte yang sudah terdownload. Itu artinya tinggal sepuluh Gigabyte lagi. Ahhh waktu tak terasa jika kita bersenang-senang seperti ini. Namun, ketika parameter sudah menunjukan sembilan puluh sembilan dari seratus. Tiba-tiba muncul gelombang aneh yang terdeteksi pada kurva sinyal. Kecepatan menjadi sangat tidak beraturan. Gelombang ini tidak hanya terdeteksi di kurva sinyal, namun terasa juga secara fisik pada tubuh kita. Aku sendiri seperti merasakan sebuah hentakan yang mendadak seperti gempa.
“Apa kau merasakan itu?” tanyaku.
“Ya, aku seperti merasakan gelombang aneh dari arah selatan” timpal Surya.
“Cepat deteksi sebelum gelombangnya hilang!” teriak Lukman.
Aku segera bergegas menyambar keyboard ku. Lalu mengetikan beberapa command untuk mendeteksi darimana gelombang itu berasal. Begitu juga dengan Lukman, dia segera mengambil alat reciver satelitnya dari meja di sebelahku lalu mengotak-atik tombol-tombol biner pada keypadnya.
Grafik kurva di layarku mendeteksi banyak sekali gelombang elektromagnetik yang ditandai dengan bercak-bercak merah pada diagram yang ditampilkan. Begitupun dengan Lukman, ia mendeteksi adanya tekanan kuat merambat cepat dari arah selatan.
“Guys, coba lihat ini!” seruku.
Reflek mereka berdua menghampiriku dengan tergesa-gesa. Kini kita bertiga sedang mengamati arah rambatan tersebut berasal darimana.
“Kordinat 1,15... kordinat 1,17... kordinat 1,19”
Perlahan-lahan sistem mendeteksi gelombang itu berasal. Hingga akhirnya median kurva terhenti pada satu titik peta yang membuat kita bertiga termenung tak percaya dengan hasil yang di tunjukan oleh reciver satelit ini.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Believe me! Itu gambar carrion yang jelek, bukan gambar saya yah. Sebenernya gambar saya itu... Lebih jelek :'v Guys, jangan lupa klik bintang di bawah yah. Vote kamu sangat berguna untuk lanjutkan novel gratis ini :)