Note 7: Data Layer

325 29 7
                                        

"Manusia hanya mengetahui satu butir pasir saja di tengah padang gurun"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Manusia hanya mengetahui satu butir pasir saja di tengah padang gurun"

"Manusia hanya mengetahui satu butir pasir saja di tengah padang gurun"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Havana, ooh na-na...
Half of my heart is in Havana na-na-na ...
He took me back to East Atlanta, na-na-na ...
All of my heart is in Havana..

Ayunan musik pop latin membuatku sangat enjoy dalam bekerja. Tangan kiriku memegang keyboard, tapi satu jari di tangan kananku sibuk mengetuk-ngetuk meja berusaha mengikuti alunan lagu. Tak terasa satu demi satu block koding telah berhasil ku pecahkan. Memang benar kata Lukman, sistem mesin ini sangat sukar sekali untuk dikerjakan. Tapi setidaknya, hari ini sudah ada sedikit peningkatan.

Mataku terasa pegal sekali karena berjam-jam duduk dan tenggelam pada layar komputer. Ku lepas mouse sejenak, lalu sedikit meregangkan pergelangan tangan dan bahu yang sudah mulai terasa kram.

Ooh-ooh-ooh,
I knew it when I met him..
I loved him when I left him..
Got me feelin' like Ooh-ooh-ooh, and then I had to tell him I had to go, oh na-na-na-na-na..

"Asik juga lagunya..." pikirku dan mulai terbangun dari tempat duduk untuk mengambil kopi yang sudah kuseduh lima belas menit lalu.

Kucicipi kopi ini sedikit, namun sial sudah terlalu dingin untuk diminum. Akhirnya kusimpan kembali ke tempat semula dan hanya mengambil satu bungkus snack saja yang ada di pinggir cangkir.

"Kenapa kau tidak panaskan saja kopinya?" satu orang menyaut dari balik pintu yang sudah terbuka sedari tadi.

"Ahh ternyata kau harjuku" jawabku lalu melanjutkan berjalan ke kursi setelah sempat terhenti. "Dimana alatnya?"

"Mau tau?" Godanya padaku, sambil mengeluarkan obeng mainstream kesayangannya.

"Kau sama menyebalkannya seperti obengmu, harjuku" Seruku tak peduli lalu melanjutkan mengetik command pada komputer.

Sampai sekarang aku masih heran dengan orang yang satu ini. Seolah benda itu ia anggap sebagai pacaranya sendiri. Bagaimana tidak, hingga sampai ke meja makanpun dia selalu membawa obeng kecil itu disakunya. Aku takut suatu hari nanti jika dia sedang sendirian, hanya terdapat dia dan obengnya saja yang tersisa. Saking kesepiannya obeng itu dia anggap istri sendiri, lalu mencumbunya dengan mesra. Selalu saja setelah membayangkan tentang hal ini aku selalu ingin tertawa. Namun karena kini orangnya ada di sampingku terpaksa harus aku tahan.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Apr 03, 2018 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Hacker Vs WizardDonde viven las historias. Descúbrelo ahora