Status : On Progress
Genre: Scienfiction, Magic, Mistery
First Realease: 2015
Max Episode: 30 eps
10 Vote untuk lanjut
20 Vote untuk publish :)
_________________________________________
Ketika karbon monoksida menjadi bibit awal penyebab terjadinya...
"Hahaha sudah sini coba saja putar baut ini" lalu ia melemparkan obeng kecilnya ke arahku, untungnya dengan sigap aku bisa menangkapnya sebelum mengenai wajah.
Ahh tapi jujur aku penasaran juga apa yang sedang dia lakukan. Aku mulai berjongkok lalu melakukan apa yang Lukman lakukan lima menit lalu. Ku putar-putar tapi sama sekali tidak mengencang. Kali ini ku coba putar kembali tapi dengan sedikit tekanan agar setidaknya baut itu bisa masuk sedikit demi sedikit.
"Bagaimana? bisa kecang?" Lukman bertanya dengan nada sedikit agak mengompori.
Ku putar terus menerus tapi tetap saja tidak bisa kencang!
"Gimana? mulai emosi?" Tanpa sadar urat-urat di tanganku muncul karena menekan baut ini terlalu keras sehingga mentok sampai ujung namun tetap saja masih slek!
"Berengsek! kau mempermainkanku yah!" ku lempar obeng kecil ini ke arah tembok di depanku, karena sadar aku hanya di permainkan.
"Nice, reaksi itu yang ku inginkan" ia mengambil obengnya kembali lalu memasukannya kedalam celana PDL nya. "Reaksimu sama dengan apa yang dilakukan pemerintah pada para wizard itu"
Aku masih menghela nafas berusaha menenangkan diri. Memang dari sekian banyak prestasiku di bidang teknologi, kekuranganku ya hanya ini. Aku tak dapat mengatur emosi dengan baik. Pernah suatu hari aku menghajar temanku sendiri karena masalah hal sepele. Sepertinya aku harus segera menemui psikiater.
“Kau bisa ambil kesimpulan sekarang. Jika kau terus menerus mengencangkan baut yang sudah slek, bukannya kencang yang ada malah timbul emosi” Ia berjalan menghampiri komputerku yang penuh dengan seribu koding di layarnya “Nah seperti wizard...” Ia duduk di atas mejaku lalu menyilangkan kakinya “Mungkin juga kau akan merasa emosi jika membayar seseorang tapi dia tidak melakukan apapun”
“Ya aku pernah mendengar berita itu”
“Kau percaya? aku pernah meretas sistem mereka. Aku menemukan beberapa file dan... Booom!!” ucapnya terhenti “Ternyata mereka melakukan misi adu domba antar wizard agar mereka saling membunuh satu sama lain...”
Gila! aku tak habis pikir dengan apa yang terjadi selama ini. Mungkin kehilangan satu keluarga tidaklah berarti dibandingkan kehilangan satu keturunan sekaligus. Aku saja hanya kehilangan seorang ibu sudah sebegini menderita, apalagi mereka yang kehilangan seluruh “spesies”. Setelah mendengar itu, perasaanku agak sedikit kesal dan marah. Bagaimana bisa mereka melakukan tindakan sebegitu licik dan picik seperti itu.
Sejenak pikiranku berputar kembali pada tujuan kenapa aku berada disini. Aku jadi terbayang betapa hebatnya aku bisa menjadi orang yang terpilih disini. Andaikan di surga sana ibu bisa membuka linux, anak pertamanya yang kini seharusnya menjadi duta komputer, sekarang telah menjelma menjadi peretas yang sangat diperhitungkan. Mungkin ibu akan bangga meskipun ada rasa sedikit kecewa. Namun yang kutahu, ibu selalu mendukungku dalam kondisi apapun.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.