Part 1

216K 6.9K 171
                                    

Menikahi orang yang tidak kau cintai adalah suatu hal yang sulit untuk  dilakukan. Itulah yang dirasakan oleh seorang CEO tampan dengan wajahnya yang dingin dan mata yang tajam setajam elang yang dapat membius orang sekitarnya dengan segala pesona yang dimilikinya terutama wajah tampannya. Diusianya yang tergolong muda, dia sudah menjadi seorang CEO menggantikan sang papa di perusahaan besar dan sangat berpengaruh di Jakarta, Al Faruq Corp, siapa yang tidak mengenal perusahaan besar yang sekarang di pimpin oleh CEO muda yang tampan dan cerdas ini.

Tapi, karena perjodohan bodoh menurutnya itu, dia harus menikahi seorang gadis yang tidak dia kenal dan sama sekali tidak dia cintai.

Dia ingat malam itu, ketika mereka berada di ruang makan, papanya memberitahu hal yang membuat emosinya meledak karna dia akan dijodohkan dengan seorang gadis cantik dan sholehah menurut papanya. Bagaimana mungkin di zaman yang modern ini papanya masih saja mengikuti tradisi konyol seperti ini.

Naufal tentu saja menolak perjodohan itu dengan lantang, pertengkaran itu tidak dapat dielakkan pada malam itu, mama yang biasanya memihak kepadanya, sama sekali tidak membantunya. Sepertinya sang mama setuju dengan perjodohan ini.

Dengan perasaan emosi, Naufal akhirnya pergi dari rumahnya dan memilih menginap di hotel untuk menenangkan dirinya.

Naufal bahkan rela menghabiskan uangnya menyewa hotel selama beberapa hari karna tidak mau bertemu papanya.

Tapi, ketika malam ke lima Naufal berada di hotel, ada seseorang yang  memakai tuxedo hitam yang dia ketahui bodyguard papanya mengetuk pintu kamar hotelnya dan mengatakan kepadanya bahwa papanya masuk rumah sakit karna serangan jantung.

Dengan panik Naufal memacu mobil sport hitam kesayangannya menuju rumah sakit tempat papanya di rawat. Disana dia melihat mamanya menangis disamping sang papa yang terbaring lemah dan terpasang alat-alat medis.

Air mata itu tidak bisa dibendung oleh Naufal ketika melihat papanya terbaring tak berdaya seperti itu. Mama mengatakan kepadanya kondisi papanya menjadi drop ketika memikirkannya yang tidak pulang-pulang ke rumah.

Naufal sungguh merasa bersalah kepada papa dan mamanya karna dirinyalah papanya menjadi seperti ini. Dia hanya dapat meminta maaf kepada mamanya sambil memeluk mamanya erat.

Setelah beberapa hari di rawat, akhirnya sang papa sadarkan diri, ketika melihat Naufal ada disampingnya, hanya pandangan sendu yang bisa papa tujukan kepadanya. Melihat hal itu dadanya terasa sesak dengan perasaan bersalah yang kembali muncul kepadanya.

Sebagai permintaan maaf darinya, dia mengatakan kepada papanya akan melakukan apapun. Dan sepertinya dia telah mengatakan hal yang salah karna papanya kembali memintanya menikahi gadis pilihan papanya. Akhirnya dengan berat hati dia menerima permintaan papanya itu, dia melakukan semua ini karna papa bukan karna yang lain.

Dan disinilah dia sekarang, duduk berhadapan dengan seorang gadis yang sedang menundukkan kepala. Dia tak henti-hentinya memandangi gadis itu dengan tatapan dingin dan tajamnya.

"Naufal, berhenti menatap balqis seperti itu, kau membuatnya takut nak" ujar mamanya.

"Maaf ma" ujar Naufal wajah datar dan tanpa minatnya.

"Hah, bisa tidak kamu menghilangkan wajah dinginmu itu sayang, bahkan didepan calon istrimu kau tetap dingin" ujar mamanya memelas kearah Naufal yang tampak tidak peduli sama sekali.

Naufal hanya diam dan tidak menanggapi ucapan mamanya dan memilih memfokuskan dirinya pada makanan didepannya.

Mamanya hanya mendengus melihat anaknya yang tak pernah berubah. Selalu dingin dan cuek. Terkadang mama merasa geram dengan tingkah putra tampannya ini.

"Sayang, maafkan Naufal ya, dia tidak bermaksud membuatmu takut kok" ujar mama Naufal kepada Balqis yang tampak menunduk dari tadi.

Mendengar penuturan mamanya Naufal, Balqis mendongakkan kepalanya dan membalas perkatan mamanya Naufal sambil tersenyum manis.

"Ah, tidak apa-apa tante" jawab Balqis dengan senyumnya yang indah dan hangat, senyum yang bisa membuat siapa saja bisa jatuh cinta, namun sepertinya tidak dengan lelaki yang dari tadi sibuk dengan makanannya sendiri.

"Jangan panggil tante dong, panggil mama aja, kan sebentar lagi Balqis jadi menantunya mama" ujar mamanya Naufal tersenyum ke arah Balqis.

Balqis yang mendengar ucapan mamanya Naufal tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang memerah malu, membuat perempuan cantik itu terlihat menggemeskam dengan pipinya yang seperti buah tomat.

"Oh Tuhan, kamu manis sekali sayang" ujar mama Naufal gemes sambil mencubit pipi Balqis yang masih memerah.

Papa Naufal serta ayah dan bundanya Balqis hanya dapat tertawa melihat hal tersebut. Sedangkan Naufal hanya mendengus melihat pemandangan didepannya. Mamanya terlalu berlebihan memuji perempuan di depannya itu.

Setelah acara makan malam, para orangtua terlihat berbincang-bincang masalah pernikahan mereka. Sedangkan Naufal dan Balqis tampak sedang duduk di bangku taman belakang rumah balqis dengan duduk yang saling berjauhan.

Hening, tidak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka, yang terdengar hanya bunyi jangkrik yang menemani kesunyian yang tercipta di antara kedua anak adam itu.

Setelah sekian lama saling diam akhirnya Naufal membuka suaranya untuk memecah keheningan di antara mereka.

"Kenapa kamu memilih menerima perjodohan ini?" Tanya Naufal datar dengan pandangan yang tetap lurus ke arah depan. Seakan-akan pemandangan di depan sana lebih menarik dari sosok yang ada di sampingnya saat ini.

Balqis yang mendengar pertanyaan dari Naufal terdiam sejenak sebelum mengulas senyum tipis yang tentu saja tidak diketahui oleh Naufal.

"Aku hanya ingin menjadi anak yang berbakti kepada orangtuaku dengan menerima perjodohan ini, awalnya aku terkejut mendengar ucapan ayahku yang ingin menjodohkanku dengan anak temannya, aku sempat ingin menolaknya, tapi melihat binar kebahagiaan di wajah ayah dan bundaku, aku jadi tidak ingin mengecewakan mereka, akhirnya aku menyetujui perjodohan ini, mungkin ini adalah jalan terbaik yang Allah berikan kepadaku" ujar Balqis tenang dan tetap menundukkan kepalanya.

Naufal tertegun mendengar ucapan Balqis, mungkin apa yang dikatakan oleh papanya benar, Balqis gadis yang baik.

"Hmm.. bagaimana dengan kamu, kenapa kamu menerima perjodohan ini?" Tanya Balqis gugup.

"Karna aku tidak ingin membuat papa dan mamaku kecewa dengan keputusanku jika aku menolaknya lagi, awalnya aku sempat menolaknya, tapi setelah itu papaku sampai drop karna memikirkan aku, akhirnya aku menerimanya" Ujar Naufal masih dengan nada datar dan dinginnya.

Setelah itu kembali terjadi keheningan diantara mereka, Naufal dan Balqis sibuk memikirkan pikiran mereka sendiri.

Naufal sedang sibuk memikirkan tentang perjodohan mereka ini. Bagaimana dia bisa menikahi Balqis dengan tidak adanya cinta. Karna jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ada seorang gadis yang sangat dia cintai hingga saat ini.

"Maafkan aku, aku mengingkari janjiku kepadamu" batin Naufal penuh penyesalan.

TBC

My Choice [END]✓ (Sudah Terbit)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt