path

206 24 0
                                        

Seminggu sudah Jiwoo kehilangan nafsu makannya. Sejak mendengar berita kepindahan Taehyung tanpa sepengetahuan dirinya. Malam itu ia sedang duduk bersama BM, Somin, dan tentu saja kekasihnya Jseph. Mereka menikmati makan malam bersama hasil karya duo BMin alias BM dan Somin.

Sejak awal duduk di meja makan, Jiwoo hanya diam dan mengaduk-ngaduk spicy tuna fentuccini kesukaan mereka. Sesekali ia menyuapkannya, itupun hanya sedikit. Menyadari hal itu, BM memberi kode ke Somin menendang pelan kaki pacarnya itu. "Jiwoo-yaa, kau sakit?" tanya Somin lembut.

"EH? Gak kok Un.." Jiwoo menegakkan posisi duduknya dan langsung merubah gaya makannya menjadi lahap.

"Yak Jseph, apa kau tidak melihat gadismu itu sedang sedih eoh? Mengapa kau bisa makan dengan tenang seperti itu?" BM mengomeli Jseph yang sejak tadi terlihat tenang menyantap makanannya.

Jseph mendengus sebal "dia sudah seperti itu dari kemarin, dan dia tidak mengatakan apapun kepadaku. Jadi ya kurasa dia butuh waktu" jawabnya santai.

"Setidaknya Jseph mengerti keadaan Jiwoo yang butuh waktu, tidak sepertimu selalu saja bersikap annoying di depanku" kali ini giliran Somin yang membela Jseph, kemudian ia membawa piring sisa makannya ke dapur.

Mendengar hal itu, BM beranjak dari kursi dan mulai menggoda kekasihnya "walaupun aku selalu annoying, kau juga selalu merindukanku bukannn? Hmm? Hmm?" Somin hanya diam melihat tingkah konyol pria yang telah menjadi pacarnya selama satu setengah tahun ini.

"Jiwoo-ya, kau sudah selesai?"

"Sudah Un.. masakanmu kali ini enak" puji Jiwoo seperti biasa.

"Kau selalu berkata begitu pada semua masakanku. Bagimu tidak ada makanan yang tidak enak" Somin meraih piring Jiwoo "kau beristirahatlah, biar BM yang membantuku disini."

"Tidak apa-apa Un?" tanya Jiwoo ragu, karena biasanya ia yang membantu Somin membereskan sisa makan malam sedangkan dua pria itu sibuk bermain gitar atau menikmati sebatang rokok. Somin mengangguk, memberi kode agar Jiwoo segera naik ke atas "makasih ya Un" pamitnya lalu pergi menuju kamar.

Akhir-akhir ini Jiwoo merasa bersyukur tinggal bersama ketiga orang yang membuat harinya menjadi lebih baik. Dulu ia selalu bertanya pada dirinya sendiri, apa yang membuat Jseph membenci kehadirannya, membenci keberadaannya disini. Namun kini ia tahu jawabannya.

Ia memang tidak memberi tahu siapapun terkait berita yang ia dapatkan dari Jungkook beberapa hari yang lalu. Selain karena sudah berjanji akan merahasiakan hal ini, ia juga tidak mau memperburuk kondisi. Karena menurut Jseph, hubungan antara keluarga Yura dan Taehyung sedang dalam keadaan kurang baik, entah karena apa.

Jiwoo meringkuk sendiri di dalam kamarnya, salju pertama mulai turun di akhir tahun 2017 ini. "first snow" gumamnya menatap butir-butir putih berlalu lalang melintasi jendela.

"tok..tok.." seseorang mengetuk pintu kamar, ia pun berjalan hendak membuka kan pintu. Tapi saat pintu dibuka tak ada seorang pun di luar sana, hanya segelas coklat hangat yang asapnya masih mengepul dan secarik kertas memo

"first snow, thanks for bein' us

with love,
Jseph Kim 💕"

Jiwoo tersenyum membaca pesan singkat tersebut, ia mengambil coklat hangat itu membawanya masuk ke kamar. Ia duduk di pinggir jendela, butiran salju yang turun dibawah tiang lampu jalan terlihat sangat indah. Begitu putih dan bersih.

Ia menyeruput coklat hangat kesukaannya. Memutar memorinya bersama Taehyung dulu. Dulu. Ya kini jika ia ingin bercerita tentang Taehyung, maka akan ada embel-embel kata "dulu" atau sekedar kata "waktu itu" diantara ceritanya.

Bohong rasanya jika ia mengatakan ia tidak merindukan lelaki yang disapa Lion di kampusnya. Taehyung, mungkin bisa dikatakan adalah tempatnya bersandar saat-saat ia merasa jauh, jatuh dan jenuh. Taehyung, orang yang berada di sampingnya saat ia merasa sendiri dan tak tahu harus pergi kemana. Taehyung, akan menjadi cerita yang tak akan ia lupakan.

Tidak ada yang pernah tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Jujur saja, Jiwoo masih berharap ada kemungkinan ia bisa bertemu dengan Taehyung, atau setidaknya ia sempat mengucapkan kata terima kasih dan selamat tinggal. Kalaupun mereka harus berpisah, setidaknya mereka berpisah dengan cara yang baik-baik. Tidak seperti ini.

Ia menggenggam erat gelas merah yang telah kosong. Berharap Tuhan mendengarnya dan menjadikan harapan itu menjadi nyata.

"Kim Taehyung, you're the sweetest one"

====

Next year,
Seoul, 03 Maret 2018
09.45 pm

"HAPPY GRADUATION JOSEPHINE KIM!!!!!!!" seru orang-orang menyambut kepulangan Jseph yang masih memakai toga dari acara wisuda universitas. 🎉🎉🎉🎊🎊🎉🎉🎉

Berbagai macam kertas warna warni melayang di udara, memeriahkan suasana di dalam dorm. "HUUUUUUUUUU" BM menyemprotkan cream ke wajah mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya tepat waktu. Jseph hanya bisa tertawa dan pasrah.

"Ayo..ayo masuk, Somin sudah masak yang enak untukmuuuuu" Wooyoung yang saat itu juga datang bersama Yura, mengajaknya ke ruang belakang.

"TARAAAAAAAA!!!" seru mereka semua. Taman belakang yang biasa hanya berwarna hijau, kini berubah menjadi penuh warna. Di bagian dinding pagar tertempel tulisan "HAPPY GRADUATION JOSEPHINE KIM"

Sedangkan di kanan dan kirinya terdapat sebuah panggangan barbeque dan ice-box berisi minuman yang "menyegarkan". Tepat di tengah taman diisi meja makan yang sekarang memiliki enam kursi, padahal biasanya hanya ada empat kursi saja.

"MALAM INI KITA AKAN BERPESTA!!!!!" BM mengangkat kaleng minumnya, memulai acara barbeque dan makan malam bersama. "YOOOOOOOOO" seru Wooyoung, Yura, Jiwoo, dan Somin yang tak kalah antusias.

Tepat pukul setengah satu malam acara selesai, makanan yang tersedia telah habis dilahap. Begitu pula dengan lima belas kaleng soda dan lainnya, telah habis mereka teguk bersama. Mereka semua telah kehabisan tenaga karena terlalu asik bernyanyi dan menari, kecuali Jseph. Sejak awal dia menyimpan tenaganya untuk suatu hal yang telah dipersiapkannya.

Ia bangkit dari kursinya "guys, ada yang ingin aku sampaikan" Jseph berbicara cukup lantang, hingga berhasil menarik perhatian semua orang yang matanya hanya tersisa "lima watt"

Tiba-tiba Jseph mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna putih dari saku celananya, dan mendekati Jiwoo. Ia bersimpuh di bawah Jiwoo yang menatapnya dengan tatapan sayu, karena sudah kelelahan setelah seharian mengikuti acara kelulusan Jseph dan bertemu dengan kedua orangtua nya. Kemudian membantu Unni dan Oppa nya mempersiapkan "Surprise Party for Josephine Kim Graduation 2018" begitulah tema acara malam ini, menurut BM.

"Jeon Jiwoo, marry me?" tanyanya lembut menunjukkan sebuah cincin kecil berwarna putih keemasan, yang ditengahnya terdapat batu saphire biru. Seketika kesadaran semua orang kembali, mereka terkaget saat Jseph meminta Jiwoo untuk menikahinya.

Jiwoo? Ia tergamam tak percaya akan melihat cincin itu. Ia menutup mulut dengan kedua tangannya. Mata nya mulai mengeluarkan kristal-kristal kecil yang tak mampu dibendung. Ia masih terdiam.

Yura tersenyum manis memeluk tangan Wooyoung, begitu pula dengan BM dan Somin. Jiwoo menganggukkan kepalanya dan dengan suara parau ia berkata "Yes, i do" sontak Jseph meloncat kegirangan. Ia refleks berlarian bahagia mendapat dua kebahagiaan sekaligus.

"YAK JSEPH! AWAS CINCINMU HILANG!" pekik BM yang langsung menyadarkan Jseph, ia langsung melihat kotak putih di tangannya, semua orang tertawa melihat tingkah konyolnya termasuk Jiwoo

Jseph segera kembali ke arah Jiwoo dan menyematkan cincin itu di jari manisnya "now, you're on prosess to be Mrs. Kim" ucapnya manis, mengecup kening wanitanya. Jiwoo langsung memeluk Jseph dan menangis haru sejadi-jadinya. "Yuhuuuuuuuuuuuuu" tepuk tangan dari yang lainnya mengakhiri malam yang penuh kejutan hari itu.

Shouldn't [END]Where stories live. Discover now