chap 1: introduction

Start from the beginning
                                    

"taruh saja kuemu di meja"

"hmm ini pasti sangat enak,"

"cepat, makan" ia menyodorkan satu mangkuk untukku. dan aku memakannya dengan lahap.

setelah habis, aku langsung bergegas menuju rumah Vin dengan sepeda reyot kesayanganku ini. yaaa, walau bagaimana pun juga sepeda ini yang menemaniku pergi jika aku membutuhkannya. rumah Vin tidak jauh dari Flat dan rumah nenekku. mungkin hanya 3 menit, sayangnya aku malas berjalan kaki.

tok tok tok

aku mengetuk pintu rumah Vin. rumah teduh tetapi sangat kotor, sampah dimana-mana, seperti tidak berpenghuni. tetapi jika kalian melihat pemiliknya, maka kalian tidak akan heran jika rumah teduh ini begitu kotor.

tok tok tok

aku mengetuknya lagi.

dan keluarlah sosok lelaki jankung, berotot dan menyeramkan di hadapanku.

"hai, Vin"

"hai nona Beneddict. ada perlu apa kau kemari?"

"uhmm.. begini. aku tidak ingin berbasa basi. Kran dan plafon kamar mandiku di Flatku bocor. ibuku sudah menghubungimu berkali - kali dan kau hanya berjanji untuk membereskan semua. tetapi kau tak kunjung datang. dan aku kemari untuk menanyakan hal itu"

"jadi...." tanyanya. dia bodoh atau apa?!

"kapan kau membereskan kran yang bocor dan plafon kamar mandiku yang bocor?"

"begini Nona, karena aku kasihan dengan ibumu maka aku hanya berjanji dan tidak menepatinya. uang iuran Flat mu menunggak satu bulan kan?"

"hey?! aku kan sudah membayarnya untuk 1 bulan kedepan?!" emosi ku mulai berapi - api. bagaimana tidak? aku bekerja setiap sore hingga malam untuk melunasi uang iuran Flat kami yang menunggak, dan melunasinya langsung untuk 1 bulan kedepan dan Ibuku tidak pernah tahu hal ini.

"apa kau lupa? itu sudah bulan lalu Nona, tidak mungkin aku berbohong" benar saja, mungkin saja aku lupa.

"jadi, kau lunasi dulu uang iuran yang menunggak itu. lalu aku akan membereskan semua yang rusak di Flatmu. bagaimana?" aku mendengus kesal

"dan ingat. membereskan semua tidak berarti gratis nona manis, selamat pagi menjelang siang"

BRAKK

ia menutup pintunya keras - keras. sungguh, aku ingin menangis rasanya. menekuni hidupku yang sepertinya sulit tiada habisnya. aku bekerja untuk meringankan biaya Flat kami. aku kasihan pada Ibu yang hanya bekerja sebagai bartender wanita di sebuah Bar. eits, jangan kau anggap ibuku murahan. aku sangat yakin, ibuku tidak akan melakukan hal yang senonoh.

"Camryn?" suara sesosok pria, mendekat kearahku.

"hei, Davis" aku segera menghapus air mata yang berlinangan di pipi.

"kau menangis?" bau alkohol begitu menyeruak saat dia berbicara. aku tahu, he's a bad boy. tetapi kau harus percaya padaku, dia sangat baik padaku, dia sangat mencintaiku, dia melakukan apapun yang kuminta untukku. sayangnya aku belum belajar untuk mencintainya.

"no," aku tersenyum tipis kearahnya

"you lie"

"i'm ok, Dave"

"ambil sepeda reyotmu sekarang juga, dan aku akan mengantarmu pulang"

****

My TwinWhere stories live. Discover now