A PAUSE : STUTTGART

Start from the beginning
                                    

"Kalau kau?"

Jongin tersenyum, "Aku baik."

Jongin membiarkan Sehun memandanginya dengan tajam, ia tahu pasti kalau Sehun kini sedang menilai dirinya.

"Ya, kau terlihat sangat sehat dan bahagia."

Entah hanya perasaan Jongin saja, namun ia bisa melihat ada binar kesedihan di mata Sehun.

"Apa lagi yang bisa aku lakukan selain menikmati hidup dan berusaha untuk terus bahagia?" Jongin tertawa kecil, "Kau tampak berbeda Sehuna."

Ya, itu benar. Selain tubuhnya yang menjadi lebih kurus, Sehun juga memanjangkan rambutnya hingga tengkuk dan melihat bagaimana pucatnya kulit Sehun, Jongin yakin kalau Sehun lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam ruangan dan jarang pergi keluar. Tapi terlepas dari hal itu, Sehun masihlah sangat mempesona, sama seperti dulu, bahkan mungkin lebih karena keindahannya sekarang semakin terpancar seiring usianya yang semakin bertambah.

Sehun mencoba tersenyum, "Bukankah kau yang banyak berubah?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sehun mencoba tersenyum, "Bukankah kau yang banyak berubah?"

Jongin tertawa lagi, "Ya, kurasa kau benar, aku sekarang banyak melakukan pekerjaan luar, kau tahu kulitku menjadi semakin hitam sekarang."

Sehun mengangguk, "Tapi itu terlihat cocok denganmu," Sehun memperhatikan rambut Jongin yang sekarang di potong pendek, pria itu begitu tampan di usianya yang semakin bertambah. Apa Jongin sekarang sudah memiliki penggantinya?

"Ku rasa sangat tidak nyaman kalau kita hanya berdiri di sini, mau makan siang denganku?" tawar Jongin.

Sesaat ia bisa melihat keraguan di mata Sehun. "Kau tenang saja, aku tidak akan merayumu kok. Kita hanya makan siang bersama." Jongin berusaha meyakinkan Sehun lagi.

"Baiklah," ucap Sehun dengan pelan.

Dan disinilah ia berada sekarang, duduk berhadapan dengan Jongin di sebuah kafe terbuka dengan pemandangan yang langsung menghadap ke sungai Rhine.

"Tak terasa sudah tujuh tahun ya, kita tak bertemu."

Sehun menelan makanannya dengan susah payah, sebelum ia menoleh pada Jongin dan mengangguk.

"Kau menjadi lebih pendiam dari terakhir kita bertemu Sehuna," Jongin menatap tepat ke mata Sehun. "Dulu, aku mengijinkan kau pergi dari hidupku karena kau bilang kalau kau akan lebih bahagia seperti itu. Tapi sekarang..."

"Waktu bisa merubah karakter seseorang, Jongin-ssi."

"Ku rasa kau benar, aku memang tidak tau apa-apa tentang dirimu," Jongin menyesap minumannya dengan mata yang terus menatap Sehun.

"Jongin..."

"Hmmm..."

"Apa kau mengajakku makan disini untuk membicarakan masa lalu kita?" tanya Sehun pelan.

A PauseWhere stories live. Discover now