Worried (Khawatir)

2K 140 11
                                    

Sambil nunggu SOTUS S tayang baca part keduanya dulu yukkkkk

.

.

.

Setelah krist keluar dari kamar mandinya. Krist pun kaget P'singto sudah ada didepan pintu kamar mandi. Dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi badannya dan rambut yang masih basah, sangat terlihat imut sekali.

"P'Singto, kenapa berdiri depan pintu begitu. Aku kan jadi kaget"

"lu yang lama banget mandi, gak liat udah jam berapa itu? Jam 7. Lu ngapain aja sih dikamar mandi hampir 2 jam begitu. Jangan-jangan lu......."

"awww P'Singto, jangan berpikir yang gak gak yaa, aku hanya buang air besar dan berendam"

"yaaa yaaa, seterah lu aja deh"

Singto pun langsung mengusir krist, agar segera keluar dari kamar mandi, karna badannya menghalangi pintu masuk kamar mandinyaa..

"awwww. Kenapa lantainya begitu licin" singto pun segara menutup pintu kamar mandinya dengan cepat

"P'Sing........" omel krist

"hahahahahaha" terdengar ketawa singto yang sangat terbahak-bahak

Tanpa krist sadari, wajahnya kini memerah karna tingkah yang diberikan oleh P'Singto.

"Pipi ku ini kenapa mudah sekali memerah yaa. Untung saja P'Singto orang yang cuek. Jadi dia tidak mungkin memperhatikan aku secara detail bukan" ucapnya dalam hati

Krist pun langsung berpakaian dan menyiapkan sarapan. Tentu krist tidak mungkin membuat sarapan untuknya. Karna saat ini, di dorm nya ada P'singto. Jadi krist harus membuatkan sarapan untuknya juga kan...

Ku buatkan apa ya untuk sarapan pagi ini. Bahan makanan sudah sedikit sekali. Kemarin ku lupa untuk membeli bahan-bahan dapur. Ternyata setelah dicari dengan teliti, ternyata ada satu butir telur saja dan ada 2 buah roti gandum.

"hmmmmm. Hanya tinggal ini saja yaa. Ah betapa bodohnya aku yang tidak menyiapkan bahan-bahan dapur"

"Kalo aku yang makan. Nanti P'singto sarapan dengan apa. Dia harus sarapan bukan? Dia akan menjadi head hezer tahun ini, jadi butuh asupan sebelum beraktivitas. Ya, ini buat P'Singto saja. Biar aku nanti sarapan diluar saja"

Krist pun membuat sebuah telur dadar yang dicincang-cincang dan diletakan sebelahan dengan roti gandum yang hanya ada. Tidak lupa juga krist membuatkan kopi kesukaan P'Singto.

Tentu saja, krist tau kesukaannya P'nya itu. Dia sangat mencari tau apa saja yang menjadi kesukaan dari orang yang dia cintai. Dia lakukan ini, hanya sekedar untuk dirinya sendiri saja. Mungkin suatu saat dia tinggal bersama dengan P'Singto. Jadi dia sudah menyiapkan apa-apa yang menjadi kebutuhan orang yang dicintainya.

"Bermimpi saja kau krist, hal itu mana mungkin terjadi" gumamnya krist

Akhirnya sarapan untuk P'Sinto pun sudah siap. Aku sudah menaruhnya di atas meja makan.

Dan aku selipkan sebuah pesan di dekat piringnya

SELAMAT SARAPAN P'SINGTO KU

.

.

.

Krist pun langsung pamit ke P'Singto yang saat ini berada di kamar mandi. Krist pun sempat berpikir, kenapa P'singto lama sekali keluar dari kamar mandi. Lihat lah sudah jam 8 pagi.

"P'Singto, ini sudah jam 8 kenapa belum selesai juga. Aku pergi duluan ke kampus yaaa. Jangan lupa untuk serapan dulu. Aku sudah menyiapkannya di atas meja. Bajumu juga sudah ku siapkan" ucap krist sambil berteriak

[COMPLETE] Seberapa Jauh Rasa Ini?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang