22. Back For You

45.4K 3K 632
                                    

"Niall itu suka bernyanyi. Suaranya bagus."

"Kalau aku?"

"Kalau kau pintar bermain basket, tapi tidak bisa bernyanyi!"

"Kau menyukai orang yang bisa berolahraga atau bernyanyi?"

"Tentu saja bernyanyi!"

"Niall itu bukan laki-laki kalau tidak bisa berolahraga!"

"Apa kau bilang? Niall itu tetap lelaki bisa ataupun tidak ia berolahraga! Kau hanya iri padanya!!" Gadis bermata biru memarahi temannya di bangku taman dekat rumah si gadis. Temannya hanya terdiam mendengar makian si gadis itu. Ia tampak kesal,

"Padahal ia membencimu. Kenapa sih, kau tetap sayang padanya?" Si lelaki buka suara lagi.

Summer menunduk mendengar perkataan temannya.

"Maafkan aku, Summer." Ujar lelaki itu mengalah.

Summer mengangkat kepalanya lalu tersenyum seadanya.
"Iya kau ku maafkan. Tapi jangan pernah menghina Niall lagi, ya?" Kata gadis itu.
Lelaki itu mengangguk sambil tersenyum tipis.

***

"Summer? Kau ke kantin bersamaku?"
Seorang laki-laki tinggi menghampiri gadis berusia 13 tahun itu.

Gadis itu mengangguk. Lalu berjalan beriringan dengan lelaki itu. Tinggi Summer hanya sebatas bahunya.
Mereka sama-sama terdiam tanpa ada yang bicara.
Si lelaki membuka pembicaraan,
"Kau mengambil kelas apa saja di tahun kedua?"

Summer menggeleng.
"Aku tidak naik kelas."

Lelaki itu terdiam.
"Kenapa?"

"Karna aku tidak pintar."

"Bukankah kau yang selalu memberiku contekan ketika ulangan Biologi?"

Summer menatap lelaki itu. Ia sungguh suka mata lelaki dihadapannya itu.

"Tapi aku tetap tidak naik kelas."

Kedua remaja itu sampai di kantin dan duduk disebuah kursi.

"Akan kubelikan makanan. Kau tunggu disini ya."
Summer mengangguk sambil tersenyum. Ia memainkan jari-jarinya diatas meja. Menunggu si mata hijau datang.

Sudah 30 menit Summer menunggu namun lelaki itu tidak kunjung datang. Ia mulai resah.

Tak lama kemudian, lelaki itu datang dengan dua piring daging asap ditangannya. Ia tersenyum. Tubuhnya keringatan.

"Menunggu lama?" Tanyanya. Summer mengangguk.

"Maaf, ramai sekali." Ia duduk disebelah Summer. "Ya, tidak apa-apa."
Summer bersiap untuk menyantap daging asapnya.

Digigitan pertama, ia merasa ada sesuatu yang keras di daging asapnya. Summer pun mengeluarkan sesuatu dari mulutnya, rupanya kertas.
Ia membukanya lalu membacanya.

"Lihat keatasmu, idiot."

Summer sontak menoleh keatas dan tepat saat itu pula, seember cacing dan air selokan mengguyur tubuhnya.
Ia kaget sekali. Ia menjerit-jerit kesetanan karna ia setengah mati jijiknya pada cacing.

Lelaki didepannya tertawa keras. Keras sekali.
Ia tak membantu Summer sama sekali.

Summer masih panik dengan cacing-cacing sialan itu.
Sementara di kantin, sudah ramai orang yang menonton.

Summer ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang