13. Pengakuan

52.3K 3.9K 764
                                    

"Fuck. Apa yang kalian lakukan!?"

Aku menoleh kearah suara dan... Astaga, Itu Niall.
Dengan mata yang sudah hampir keluar ia menatapku dan Summer. Dari awal sepertinya ia tidak suka denganku. Padahal aku selalu berusaha baik. Astaga. Jangan sampai ia semakin membenciku!

"Niall!" Pekik Summer girang. Masih memeluk leherku.

Summer meronta meminta turun dariku. Lalu aku menurunkannya pelan-pelan. Ini gawat. Ia bahkan tidak dapat berdiri dengan tegak. Ia pasti sangat pusing sekarang. Kupegangi dia.

"Kau mabuk?" Kata Niall tak percaya. Dari belakangnya bisa kulihat Max, Louis, Liam, Zayn dan... Harry.
Summer mengangguk kegirangan.

"Cal, Ayo tidur. Aku lelah." Pinta Summer manja. Ia masih memelukku. Astaga, Bagaimana mungkin aku bisa menolaknya!?

"Tidak. Kau ikut denganku, Summer." Perintah Niall sambil menarik Summer dariku. Summer memegang kepalanya.

"Pusing.." Rengeknya pada Niall.

"Apa yang kau lakukan padanya, Calum." Kata Niall tajam.
Tuh, Kan. Aku dituduh.

"Niall, ini bukan salahnya!" Kata Clay membelaku.

"Lalu?"

"Summer sendiri yang ingin minum. Awalnya karna seseorang memberinya minuman itu. Summer jadi ketagihan dan mabuk." Kata Max memperjelas.

"Niall, Bawa dia masuk." Kata Liam. Niall menuruti perintah Liam, namun,
"Aku mau Calum! Aku mau Calum!!" Summer menjerit jerit kesetanan. Tiba-tiba ia menangis dan membuat Niall kewalahan ketika menggendongnya.

"Summer, diamlah!" Bentak Niall.
Summer tetap menangis. Sejurus kemudian, Ia bungkam dan muntah tepat di baju Niall.

Itu menjijikkan, baby.

"My god." Kata Niall melihat Summer muntah dibajunya.
Dengan gerakan cepat, Harry membuka kaus yang dipakainya dan berjalan kearah Niall dan Summer. Perlahan ia membersihkan area mulut Summer yang terkena muntahan dan area baju Niall.
"Bawa dia masuk, Ni." Kata Harry kemudian.

Niall membawa Summer yang sekarang terdiam masuk kedalam. Clay melotot melihat Harry shirtless. Oh, Wanita.

"Maaf, sebaiknya kalian pulang saja. biarkan Kami yang mengurus Summer." Kata Harry.

"Ya, Benar. Sampaikan salam kami pada Summer." Kata Max.

"Hati-hati." Kata Zayn.

"Hey, Calum." Panggil Harry.
"Ya?" Jawabku.

Ia tersenyum.
"Kau menjaga Summer dengan sangat-sangat baik. Terima kasih, banyak." Katanya.

Damnit. Ia menyindirku.

***
Niall's P.O.V

Sepulang dari studio tadi, Aku dan The Boys hendak mampir ke flat Summer. Lusa aku akan berangkat Tour selama enam bulan dan pasti Aku akan sangat rindu padanya, malam ini aku ingin memintanya membuatkan puding. Kami pun membuat kejutan dengan datang ke flatnya sebelum ia pulang kerja. Aku punya duplikat kunci flatnya. Tapi apa yang aku dapat?
Summer pulang dalam keadaan mabuk. Sial.

Ia muntah dibajuku dan Harry membersihkannya tanpa rasa jijik sedikitpun. Kugendong ia kedalam kamar mandi. Aku tidak berani mengganti bajunya. Aku hanya membuka kaus yang dipakainya, Untung ia memakai tanktop sebagai dalaman. Ia duduk didepan kloset. Lalu memuntahkan isi perutnya disana. Kupijit-pijit tengkuknya. Kasihan. Aku ingat pertama kalinya aku mabuk dan rasanya tidak enak sekali. Aku sangat frustasi melihatnya seperti ini. Aku taktahu kenapa, Aku tidak pernah merindukan Barbara sejak kehadirannya. Tapi aku mencintai Barbara. Mengingat kalau ia adik kandungku membuat perutku mulas. Aku tahu aku memiliki rasa lebih untuknya, dan aku tidak tahu itu apa.

Summer ForeverWhere stories live. Discover now