Kornea Matanya

104 3 0
                                    

"Selamat malam Mas Adi" sapa hangat penjaga pos, "selamat malam pak" jawab ku melangkah ke mess, tempat tinggalku sementara. Hari ini begitu melelahkan. Jalan ku rasanya begitu berat namun sebentar lagi sampai. Ku buka pintu, ku taruh tas kerja dan ku ambil perlengkapan mandi serta pakaian ganti. Memang sebaiknya aku mandi agar lebih segar setelah aktivitas lapangan siang hari yang cukup membuat keringat berkucuran.

Segarnya seusai mandi membuat ku ingin menikmati malam ini dengan secangkir teh hijau. Ku seduh teh hijau dengan air yang baru saja kudidihkan dan tercium aroma yang sangat khas dari cangkir yang telah ku isi dengan teh hijau. Ku tambahkan gula untuk mengoptimalkan cita rasanya yang sesuai dengan seleraku lalu ku aduk hingga larut. Ku bawa secangkir teh hijau ditemani sebungkus kerupuk amplang ikan tenggiri ke depan teras rumah. Ku taruh teman malam ku ini di meja kecil samping kursi rotan yang kududuki, di depan teras.

Rilex dan santai sejenak setelah lelahnya aktivitas disiang hari. Menikmati tenangnya malam dengan lukisan langit berisikan pendaran bulan dan bintang. Ku seruput teh dengan aroma yang khas ini dengan penuh kenikmatan, menghela nafas kemudian dan ku seruput lagi. Teh hangat ini memang seleraku. Sedikit menghangatkan diri dari sejuknya malam ini. "Kreesshh....." Kerenyahan kerupuk amplang ini memang tiada duanya. Dengan rasa ikan tenggiri yang begitu lembut tidak terasa amis sama sekali. Malam ini begitu cerah, bulan purnama menyinari malam yang sunyi di perbatasan Kalimantan.

Sepi disini rasanya. Keluarga semua di Jakarta. Sudah lama aku tidak pulang ke Jakarta. Terakhir sekitar enam bulan lalu. Aku seorang pegawai negeri sipil baru di Kementrian PUPR yang ditugaskan sebagai tim pembangunan perbatasan Kalimantan dengan Malaysia sejak setahun yang lalu. Akhir-akhir ini semakin sibuk. Siang tadi Presiden beserta pejabat lainnya datang mengunjungi perbatasan ini untuk melihat progres pekerjaan proyek ini. Kesibukan ini membuatku tidak sempat untuk pulang ke Jakarta. Kangen rasanya dengan keluarga, sanak saudara, teman kerabat. Walaupun kita masih sering berkomunikasi dengan smartphone yang ada disaku ku ini, namun rasanya beda. Tapi tak apa. Ini tugas mulia, demi kemajuan negri tercinta.

Yaa paling tidak, pemandangan bintang dan bulan malam ini, serta teh hijau dan Kerupuk Amplang ini cukup menenangkan hati. Cemilan kerupuk amplang ini cukup meramaikan suasana. Suara renyahnya yang memecahkan kesunyian malam-malam di perbatasan. Hp ku bergetar "drrddd.... drrddd...." menandakan ada pesan yang masuk. Ku ambil Hp ku dari kantong celana trainingku.

Kulihat itu pesan itu. Oh itu pesan darinya. Ia mengirimkan gambar juga. Foto bayi mungil yang menggemaskan baru saja dilahirkan. Aku terdiam. Mendadak detak jantungku berdetak lebih kencang, aliran darah yang semakin cepat. Terasa getaran dari dalam tubuh. Aku langsung mengenali bayi itu. Kulihat foto itu. Matanya yang sama dengan ibunya. Kornea matamu dan tatapan yang diturunkan, diwariskan dari dna mata ibunya. Mata yang besar. Kornea matanya yang hitam legam dengan sorotan mata yang begitu dalam dan menghangatkan. Sangat indah. Aku mengenali mata mu ini semenjak aku pertama kali aku bertemu ibumu. Sejak pertama kali aku mengenali ibumu aku memang langsung jatuh hati. Dan tak lama setelah kita berkenalan, kitapun berpacaran.

 Dan tak lama setelah kita berkenalan, kitapun berpacaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kecewa rasanya aku disini sendiri dan dia di Jakarta. Sedih rasanya aku tidak bisa berada disisinya dan selalu mendampinginya. Fokus ku hanya tercurahkan pada isi yang ada di layar hp ku. Ku teringat ketika kita masih berpacaran, saat itu kamu menanyakan sesuatu kepadaku. "sayang, nanti kalau kita menikah lalu punya anak. Kamu mau anak pertama kita perempuan atau laki-laki?". Lalu ku jawab bahwa aku lebih menginginkan anak laki-laki agar nanti bisa main bola bareng, nonton bola bareng, bantuin ayahnya cuci mobil dan bisa jagain adeknya. Namun kamu lebih menginginkan anak perempuan dan memaksaku agar setuju dengan alasan-alasan yang banyak dan panjang sekali sampai aku lupa apa saja itu. Hehehe ..... aku terkekeh-ketawa kecil- sendiri mengingat masa-masa itu. Masa-masa kita berpacaran dari saat kita menginjakan kaki di SMA, yang selalu ku kenang hingga saat ini. Masa-masa indah itu.

Selamat yaa ternyata kamu menang, kamu dapat anak perempuan. Anak perempuan ini sangat menggemaskan dan mengingatkan ku padamu. Aku tersenyum sambil mengelap mataku yang mulai berkaca-kaca. Dulu kita bisa dibilang pasangan yang cukup alay pada saat itu hehe. Waktu masih pacaran kita sudah pakai panggilan sayang papi dan mami. Aku papi uyyuusss... karena aku kurus. Dan kamu mami mmuuutth..... karena kamu imut. persis yang dikatakan Raditya Dika dalam jokesnya hehe. Namun......Sekarang aku tidak tau apa pangilan sayang mu dengan suami mu.

Dulu memang kita sering putus nyambung waktu kita berpacaran. Namun kita masih bisa mempertahankannya. Karena kita yakin bahwa kita berjodoh. Maaf kan aku pada waktu itu. Aku sudah berusaha namun itu tidak semudah itu, atau memang aku yang tidak maksimal dalam berusaha. Terutama saat kamu dijodohkan dengan suami mu yang saat ini. Kamu dulu tetap kekeh agar hubungan kita tetap bisa bertahan. Namun dia terlalu hebat. Keluarga dia terlalu hebat dan berkuasa, dibandingkan aku yang hanya dari keluarga biasa. Hingga akhirnya ku kira itu cocok denganmu, dengan keluraga mu. Sangat sulit menjaga hubungan kita saat ku mulai menyadari ternyata perbedaan diantara kita terlalu jauh. Berbeda asal. Berbeda budaya. Berbeda strata. Hingga akhirnya aku lari ke luar kota ketika keluarga mu telah mempersiapkan pernikahan mu. Ku kira itu jalan yang terbaik untuk mu. Lagi pula saat aku bertemu dengan calon suamimu yang merupakan suami mu saat ini. Dan berbicara empat mata denganya, aku tau bahwa ia orang baik dan bisa menjadi suami yang baik. Dan kata-kata itu ternyata memang benar "cinta itu datang seiring dengan berjalannya waktu". Kamu mulai menerima dia dan bisa memudarkan cinta kita.

Heningnya malam ini. Angin malam menerpa wajah dan rambut ku. Ku minum teh ku, yang ternyata sudah dingin. Tidak lagi sehangat pertama kali ku minum. Akhirnya aku ku ketik ucapan selamat di grup whatsup-massanger- ini yang ternyata telah banyak teman-teman yang lain mengucapkan selamat. "waah... lucu ya... selamat yaa.. semoga menjadi anak yang cantik, sehat, kuat, dan yang pastinya menjadi anak yang sholeh" ketik ku di dalam grup whatsup ini. Send. Menghela nafas panjang. Ku pandangi langit. Terima kasih telah menjadikan hari-hari ku lebih indah pada waktu itu. Maafkan kalau aku ada salah-salah pada waktu itu. Terima kasih- mantan kekasih terindah.

Karya,

Rizki A

tml

Kornea MatanyaWhere stories live. Discover now