Dua : Berita Mendadak

29 3 0
                                    

Kriing....kriing...kriing...

Suara telpon berbunyi, dan ia pun segera melihat layar ponselnya, siapa yang saat ini tengah menghubinginya. Di layarnya terlihat tulisan umi dan langsung mengangkatnya.

"Hallo umi, assalamu'alikum"

"Wa'alaikumsalm, nak umi ingin bicara sesuatu sama kamu"

"Boleh umi. Memangnya ingin biacara apa ?"

"Umi ingin bicara penting sama kamu nak" ucapnya  lirih

"Tentang apa umi?"

"Jadi gini, umi sama abi berencana ingin menjodohkan kamu dengan anaknya sahabat umi. Lagi pula, usia kamu kan sudah seharusnya menikah. Umi juga tidak ingin anak umi terbawa oleh perkembangan zaman. Itulah sebabnya umi menjodohkan kamu. Gimana?? Kamu setuju gak dengan tawaran umi sama abi??"

Dia tidak menjawab. Cukup lama untuk memikirkan hal itu. Apalagi masalah perjodohan. Mungkin ini juga akan bersifat fatal kalau dia melakukan kesalahan terhadap keputusannya. Karena ini masalah pasangan kehidupannya. Dia tidak menjawab

1 detik

5 detik

8 detik

"Mmmm....gimana ya..umi?? Bukannya aku tidak menerima usulan dari umi. Emang harus secepat ini??"

"Emangnya kapan?? 10 tahun lagi?? Nanti keburu tua lho..ngga baik kalau di tunda - tunda"

"Ya udah, kalau menurut umi sama abi ini memang pilihan yang terbaik untukku, insyaallah aku akan menerimanya" ucapnya dengan tulus

"Alhamdulillah, umi seneng banget ngedengernya, dan umi juga seneng banget punya anak penurut seperti kamu, nanti umi mau bicarakan lagi sama sahabat umi"

"Iya umi"

"Ya udah umi tutup dulu ya telponnya. Jangan lupa makan, dan jangan pernah kamu ninggalin sholat"

"Iya umi...iya...."

"Dan juga jangan lupa luangkan waktu kamu untuk selalu membaca al-qur'an, karena al-qur'an adalah penyembuh dari segala penyakit, terutama hati kita"

"Iya umi..iya....aku juga akan selalu ingat apa yang umi katakan tadi"

"Kamu kapan pulang?? Umi kangen banget sama kamu. Udah lama ngga ketemu kamu??"

"Insyaallah minggu depan aku pulang kok umi, tadinya minggu sekarang mau pulang, cuman ada shift tambahan dari pihak rumah sakit, jadinya aku gak bisa, maaf ya umi" ucapnya yang panjang kali lebar

"Iya...umi juga bisa memaklumi bagaimana keadaan kamu sekarang"

"Oh iya, gimana keadaan umi sama abi?? Kalian baik-baik aja kan??"

"Alhamdulillah....Allah telah memberikan kami kesehatan dan jug----"

Seketika perbincangan mereka terpotong karena ada yang mengetuk pintu

"Dokter Akbar, maaf mengganggu. Pasiennya sudah kami pindahkan ke ruang operasi" ucap dari seorang suster yang ada di rumah sakit tersebut

"Baiklah, saya akan segera ke sana" ucapnya dengan begitu tegasnya

Dia pun langsung melanjutkan obrolan mereka dan sekalian pamit kepada uminya

"Umi maaf, aku harus segera ke ruang operasi, kalau terlambat, maka urusannya akan menyangkut nyawa seseorang" lirihnya

"Iya nak gak papa, umi paham kok. Ya udah kalau gitu umi pamit dulu, umi doakan semoga operasinya berjalan dengan lancar. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang