Bab 2 (Choices you could pick)

226 6 0
                                    

You could pick your own story with your own dream and destiny.
-Author-

Sherie menatap lobi kamar dengan tatapan "ada apa", Jo duduk di sofa sebagai pemimpin pertemuan itu. "Sherie ,aku minta maaf." Kata Jo. Sherie membuat poker face tidak mengerti maksud Jo, lalu setelah melihat Kakak laki lakinya itu ia tetap tidak mau duduk tapi memilih berbalik dan masuk kamarnya. "Sherie keras kepala dan itu gak bisa diubah Ko Jo." Kata Aeron, Eiji mengangguk. Memang akhir akhir ini Sherie menjadi sedikit kejam namun kekuatannya bertambah banyak, ia tak mau berekspresi dengan gembira. Biasanya Eiji melihat Sherie tersenyum bahkan ketika ia marah, tapi kali ini berbeda sekali dengan Sherie yang mereka kenal.

Ko joshua POV

Aku tetap tak mengerti Sherie, dia mendadak pendiam dari awal sekolah seperti ada sesuatu yang memasukinya. Namun ia melepas semua lelahnya pada 3 hal, satu game kedua simulator, ketiga ia melepasnya pada buku yang ia baca seolah disana ada fantasi fantasi remaja tumbuh dan berkembang disitu. Memang ku akui dia mencintai buku namun disisi lain, dia menutup kisah hidupnya, percintaannya,perasaannya yang hidup dan belas kasihan atas musuhnya. Dia memang terlihat sempurna namun aku baru tahu bila masalah ia dibully separah ini, ditambah sikapnya yang yandere membuatku sedikit takut. Ia bukan lagi Sherie yang aku kenal dengan baik, dia sebagian dari dirinya yang tertanam tumbuh memperhatikan kami tapi tidak dengan dirinya sendiri.

Flashback *Jo POV
Semenjak Mom jarang pulang Sherie menjaga kami, dia meminta kami makan pada jam tertentu. Memeriksa jika kami sakit dan terluka dan menjaga kami tapi dia tidak pernah memperhatikan kesehatannya, ini seminggu sebelum tes dan Sherie demam. Kami menelpon Mom namun tidak diangkatnya, aku panik dan mencari Dad. Kata Tuan Furie butler kami yang melayani Dad "Tuan Viole sedang berbicara dengan Nyonya Endorsi lewat telepon, memang kenapa dengan Scheradeze (panggilan pelayan untuk sherie) Josion?(panggilan untuk Jo dari para pelayan)." "Anu... Sheshe sakit demam badannya menggigil Furie."kataku. Dad yang mendengar percakapan kami menjatuhkan telepon, dia segera berlari ke lantai 4 ke lobi kamar kami dan memeriksa Sherie. "Eiji! Kamu kakak kembarnya main kali perhatikan adikmu dia demam berdarah perlu waktu untuk sembuh!" Dad berkata Eiji dengan nada tinggi, aku menatap Dad dengan mata berkaca kaca. Lalu melempar buku kearah Dad "Dad sendiri tidak memperhatikan kami, Mom juga! Sekarang Sheshe sakit Dad malah menyalahkan Eiji. Eiji memang tak sepandai She ketika merawat kami tapi kenapa Dad harus menyalahkan Eiji?!" Aku marah dan masuk kekamarku tentu menguncinya, itu pertama kalinya aku marah terhadap Mom, Dad dan yang lain. Tapi setelah Sherie sakit dia selalu tersenyum namun senyum itu selalu menjadi senyum boneka palsu, senyum yang menutupi segala yang ada didalam dirinya.

-POV END-

Sherie masuk kekamarnya setelah percakapan pendek yang tidak bisa disebut 'diskusi' itu , ia memilih keluar lewat jendela kamarnya yang menghadap ke taman didekat simulator. Ia menelpon Furie, didering ke 3 terdengar suara Furie. "Halo Scheredeze anda perlu apa? Sinulator lagi? Ini sudah pukul 7 lebih 48 Nyonya." "Biarkan aku tuan Grefurie aku perlu sedikit istirahat sebentar." Balasnya lalu tak lama Furie datang, dia mengeset simulator dan meminta HP Sherie agar tidak terjadi malfungsi pada alat simulator dan mengeset 4000 monster kelas A dan 100 monster kelas S. Sherie masuk ke simulator dan mulai menebas mereka semua tanpa plin plan lagi, ia hanya perlu 6 menit untuk menebas semuanya kemudian keluar. Ia mendekati Furie dan berkata "jangan beritahu kakak kakak Tuan Grefurie" "Seperti biasa kau tahu nona" katanya lalu pergi dari situ. Sherie segera memanjat pohon Tsumbeke didekat situ yang menuju jendela kamarnya, ia memanjat dan melompat masuk ke kamarnya lalu segera kembali belajar tanpa mempedulikan apapun. Joshua masuk kekamar Sherie dan bertanya "bunyi apa tadi She?" "Aku menjatuhkan kamus bahasa ke lantai kau tahu latihan menggunakan sihir di buku mage 'rebulion spell' ko" katanya setengah berbohong, Sherie sudah bisa mengangkat 8 meja dengan 'rebulion spell' selama ini. Ketika Joshua keluar ia menghela nafas, lalu lanjut belajar. Ini sudah pukul 12 malam dan Sherie masih belajar, ia bisa mendengar suara TV di lobi kamar dinyalakan "Ko Jo dan Eiji biasa nanti mereka juga tidur" batinya. Waktu terus berlalu dan kemudian ia masih saja belajar hingga pukul 3 pagi, lalu ia mematikan lampu kamar dan tidur. Ia harus sekolah pukul 7 lebih 30 menit, jadi ia menyapa sahabat baiknya. Ya kasur, guling ,bantal dan kawan kawannya.

Dilain Sisi

Kirrai tertidur dalam mimpinya ia menemui 2 orang yang ia sangat kenal dan ingin ia temui lagi. Bunda dan Dad, mereka datang ke Kirrai dengan normal hingga Kirrai melihat 3 penjaga dibelakan mereka "Priskilla pergi jaga adikmu! Jangan tertangkap tolong Priskilla! AAARRGGGGGHHHH!" Suara Bunda berteriak setelah mewasiatkan kata kata terakhir, Kirrai melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Ibunya dibunuh dengan cara ditusuk matanya dan Jantungnya. Dad terkejut kakinya kelu saat itu melihat anak anak yang lain juga sudah keluar dari labirin ia melihat dari 8 anaknya termasuk Priskilla yang keluar hanya 4. Priskilla adalah anak ke 4 dari pasangan tersebut, urutan anak mereka adalah sebagai berikut Yvona Eriel Grian Karachel, mati dilabirin A. Ferlice Jessel kerensen Karachel, hidup tapi diluar mereka berpisah. Jeseel memiliki kembaran bernama Aireen Sesselin Karen Karachi, hidup. Kemudian Kirrai Priskilla Karachel, adik Kirrai bernama Karoo Ecelese Tsuraku, mati terbunuh. Fureete Yugeke Tsuraku, hidup pergi, dan yang lainnya mereka mati terbunuh dengan berbagai bentuk. Namun Kirrai mulai melihat apa yg ia lihat terakhir tentang ayahnya, Karaku Karaka. Mati secara tidak hormat sebagai pembunuh lama yang tidak berguna dan tidak dihormati, sebab mati dengan perut terbelah. Darah mengalir dari perutnya yang dilapisi baju berwarna Dark Blue, darah tersebut merembes ke Bajunya yg ia pakai. Kirrai melihat dengan jelas kejadian tersebut dengan kedua matanya bersama saudaranya, matanya seolah tak percaya dengan apa yang terjadi padahal ia penganut "seeing is believing" namun kali ini ia berusaha berpikir itu hal yang benar benar mustahil. Kemudian Kirrai terbangun dengan keringat dingin dan muka pucat, nafasnya benar benar berat dan merasa semuanya terasa nyata seolah ia melihat lagi yang terjadi dimasa lalu dirinya. "Sudah ya, benar benar 10 tahun yang mengerikan Dad,Bunda..." katanya lirih dimalam itu, benar benar lirih sehingga lebih mirip berbisik daripada bicara.

Tower Of God 2 <Battle Of The Descendants>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang