09

4.9K 503 22
                                    

Selasa, 08.00

Taehyung bangun dari tidurnya, entah mengapa badannya terasa sakit semua. Kepalanya pening dan berat sebelah. Badannya sakit seperti ditusuk jarum. Tak lama, darah mengalir dari hidungnya. Mimisan.

Taehyung menyeka aliran darah tersebut dengan tissue, lalu bangkit dan menuju ke kamar mandi. Dibasuhnya wajah tampan non cacatnya tersebut, lalu ia mengacak-acak rambutnya.

"Gua kangen lu, Yun.."

Mukanya memucat, diraihnya telepon genggam canggih miliknya.

"Yeoboseo?"

"Gua harus ketemu Yuna, Ra."

"Gua bilang apa, nyesel kan lo?"

"Tolong lacak, posisi dia dimana."

"As you wish, jerk."

Tut.

💔

"Nami-ssi!" seru Yuna yang sudah berpakaian rapi.

"Hng?"

"Kamu mau ikut aku berbelanja?"

Nami menggaruk-garuk kepalanya, "gua males, sori ya."

"Ok."

Yuna membuka pintu dan mengawali langkahnya dengan mantap. Hari baru, pengalaman baru, tanpa Taehyung.

-at supermarket-

Yuna sedang memilih bahan makanan yang segar, disatu sisi, Bora yang sedang iseng berbelanja melihat penampakan Yuna. Dengan segera ia memberitahukan Taehyung dan membagikan lokasinya.

Tak lama ia memperoleh balasan dari Taehyung. Lalu tersenyum.

Yuna mendorong trolinya, menyusuri supermarket yang luas dan serba ada. Tanpa menyadari bahwa sedari tadi Bora membuntutinya.

Puk! Seseorang menepuk pundak Yuna. Yuna pun membalikkan badannya dan terkejut.

"Kita perlu bicara."

💔

- at cafe-

Suasana cafe tersebut hening, belum ada yang membuka pembicaraan diantara mereka.

Risih dengan tatapan orang didepannya yang sedari tadi hanya menatap Yuna tanpa berbicara, Yuna pun berdeham.

"Kamu tambah cantik, istriku."

Mendengar itu, Yuna memutar kan bola matanya malas.

"Aku, hanya ingin meminta maaf. Atas semua yang kulakukan sebelumnya. Kau tahu, aku punya alasan untuk melakukan ini."

"Alasan? Alasan macam apa lagi, hm?"

Taehyung tersenyum, lalu mengeluarkan amplop besar berwarna coklat dan menyodorkannya kepada Yuna.

Yuna mengekerutkan dahinya, lalu membuka amplop coklat tersebut. Ia membacanya dengan teliti dan perlahan.

Rs. Watthos.
An. Tn. Kim Taehyung.

Hasil check up.

Yuna berhenti membaca judul amplop tersebut, lalu menatap kearah Taehyung, suaminya dan diam-diam sangat ia rindukan. Wajah suaminya tersebut pucat pasi, tidak secerah biasanya. Ada apa?

Yuna pun membaca lembaran pertama. Baris demi baris, paragraf demi paragraf, hingga ke lembar selanjutnya. Tanpa ia sadari ia menangis.

Dihentakkan isi dari amplop tersebut keatas meja dengan pelan. Lalu Yuna menutupi wajahnya dengan kedua tangan, menangis.

Taehyung yang melihatnya hanya diam, menunduk, tak berbicara. Tangannya terangkat, menyentuh pucuk kepala Yuna. Tapi entah kenapa ia merasa canggung. Perlahan, ia mengusap-usap kepala istrinya tersebut.

"Kenapa kamu gak bilang?" ucap Yuna lirih.

"Mianhae."

"Kau tau betapa terkejutnya aku membaca isi amplop tersebut?"

"Mianhae."

"Kenapa Tae, kenapa? Kenapa tak kau bilang? Kenapa kau harus melakukan ini semua? Bora, selingkuh, kasar? Untuk apaa?"

"Mianhae."

"Kenapa kau terus meminta maaf? Beri aku penjelasan! kau bukan robot yang disetel untuk hanya meminta maaf!"

"Aku melakukan ini semua, karna aku ingin kau membenciku. Dengan begitu, kai tidak akan terluka ataupun sedih ketika aku mening—"

"Apa maksudmu? Kenapa kau selemah itu? Kau menyerah? Hanya karna itu? Kenapa kau tidak bangkit dan memanfaatkan hidupmu!"

"Aku.."

Yuna berdiri, lalu memeluk Taehyung erat. Lagi-lagi menangis. Taehyung diam, membeku, tak tahu harus berbuat apa. Ia pun menepuk-nepuk punggung Yuna.

"Aku sadar ini terlambat, tapi aku ingin kau kembali dan temani aku malam ini." ucap Taehyung canggung.

"Baik."

💔

Hallo! Kembali lagi bersama saia yang hobbynya ngegantungin anak orang dan bikin penasaran😂

Maaf banget lamaa updateee, aku tu ngestuck dan banyak tugas.

Semoga suka yaa❤

With love, xx.

Mianhae • Kth ( Sequel Line Kth)Where stories live. Discover now