6. Ruang Pribadi Taehyung (Bag.2)

26.8K 2.1K 46
                                    

Jungkook ketakutan.

Takut jika pantatnya kembali sakit dan kakinya akan susah berjalan seperti biasanya.

Takut jika Taehyung nanti meninggalkan bercak bercak merah di tubuhnya seperti kemarin--yang sekarang mungkin telah berubah warna menjadi ungu.

Takut jika mamanya mengetahui cara berjalannya yang berbeda.

Takut jika nanti mamanya bertanya yang tidak-tidak tentang itu.

Takut. Sangat takut.

"M-mas k-kita b-berdamai s-saja, y-ya?" Hati-hati Jungkook mencoba melonggarkan dekapan Taehyung terhadap tubuhnya.

"Uh?" Taehyung mengangkat kepalanya dari ceruk leher Jungkook dan mengeratkan pelukannya kembali. "Berdamai tentang apa? Perasaan kita tidak punya masalah pukul memukul untuk diselesaikan."

'Benar juga ya?'

"Kalau begitu tolong biarkan aku keluar dan ikut ospek, hm? hm?" Jungkook merengek dan memasang pose imut, kebiasaannya untuk menginginkan permohonannya dituruti.

"Tidak."

"B-bagaimana--"

"Kau sudah ku absenkan, Jung."

"T-tapi aku ingin merasakan ospek--"

"Saat SMP dan SMA kan sudah." Ujar Taehyung, matanya menatap Jungkook dengan kernyitan di dahinya.

"Aku belum selesai berkata," Pipinya mengembung lucu dengan bibir yang mengerucut sebal. "Maksudku itu ospek anak kuliahan!"

"Kau akan merasakannya, percayalah." Tegas Taehyung. Dia berganti posisi menjadi berada di hadapan Jungkook. Dikecupnya ranum yang mengerucut. Kemudian kedua tangannya di arahkan untuk mengukung kelinci itu dan mendorongnya halus sampai punggung Jungkook terkena dinding di belakangnya.

"K-k-ka-kau m-mau a-pa?" Bicaranya terputus-putus karena rasa takutnya sudah diambang batas tertinggi.

"Kau menginginkan ospek bukan?" Taehyung tersenyum lebar. Sebuah seringaian sih, lebih tepatnya.

"Y-ya m-memang--"

"Aku akan mengospekmu disini."

"T-tap--mmhh—-"






.
.
.








"Ada apa tadi memanggilku Hos?"

Jimin--salah satu geng Hoseok, juga pacar Min Yongi yang galaknya mengalahkan kucing garong--datang entah dari arah mana dan langsung memberi Hoseok sebuah pertanyaan sialan yang pantang di jawab olehnya.

"Kapan aku memanggilmu?" Tanya Hoseok dengan muka pura-pura polos minta ditampol.

Lelaki sedikit pendek itu menopang dagu, sedikit berpikir tentang kapan kira-kira kejadian berlangsung. "Kapan ya--oh iya! Waktu Mas Yongi ada di depanmu dan berbicara entah apa padamu! Iya itu, aku ingat sekarang! Waktu itu aku kan sibuk mengontrol anak didikku."

"Uh, waktu itu ya.." Hoseok sedikit mengingat-ingat--sebenarnya dia berpikir untuk menjawab pertanyaan dari Jimin secara logis dan membuat laki laki tampan itu gampang mempercayai ucapan Hoseok yang menyerempet bohong.

"Iya, apa?"

"Itu--"

"JIMINI! HOSEOKI!!" Mingyu datang dengan cengirannya yang rupawan. Dia tertawa saat mengetahui kedua teman se gengnya itu menutup telinga.

"Suaramu membuat telingaku terganggu!" Ketus Jimin. Dia menatap Mingyu dengan sengit.

"Dari pada wajahmu bisa membuat mataku minus lima." Kata Mingyu dengan santai. Tidak perduli jika teman pendeknya itu tengah mengepulkan asap kemarahan di kepalanya.

PPP (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang