5. Ruang Pribadi Taehyung

28.7K 2.2K 191
                                    

Dasarnya Jungkook yang polos, atau Jungkook yang terlalu naif dan bodoh?

Bohong.

Taehyung seratus persen bohong saat dia berkata akan mengantarkan Jungkook ke kelas ospeknya. Dia menipu bocah lugu itu dengan ucapan dan perlakuannya yang manis memabukkan.

"Ruangannya masih jauh kak?" Jungkook melihat lingkungan sekitarnya yang sepi. Tatapannya masih sama--berbinar polos, dan sama sekali tak merasa jika ia dibodohi.

"Hm. Kita naik tangga ini sampai nanti ketemu pintu bercat merah pojok sendiri." Taehyung tersenyum tipis, sekedar formalitas dan kesenangannya sendiri ketika Jungkook dengan mudah masuk perangkap liciknya.

Keduanya terus melangkah, sambil berpegangan tangan--atau hanya Jungkook yang menggandeng lengan Taehyung--mereka berjalan sejajar. Jeon muda sedikit bernyanyi untuk menghilangkan kesunyian, karena demi sempak mama Jin--yang selalu robek kanan kiri entah karena dimakan tikus atau apa--Jungkook sangat benci kesunyian.

"Remember the way you make me feel.."

Suaranya lembut menggoda, dengan desahan yang entah karena efek nyanyiannya yang membutuhkan vocal sedikit lemah atau karena disengaja. Intinya suara nyanyian lirih Jungkook membuat hasratnya melayang semakin tinggi dan memuncak.

"Jung?"

Jungkook menghentikan kegiatan bernyanyinya. Kepalanya ditolehkan ke samping, sedikit mendongak ke atas menatap Taehyung tepat di mata. "Y-ya mas?"

"Kau itu berniat--aish!"

Pemuda Kim mengusak surainya kasar, frustasi dengan kata-kata yang tak mau keluar dari tenggorokannya.

"Ada apa?" Si manis mendekat, mencekal tangan Taehyung untuk berhenti memukul kepalanya sendiri.

"Ti--eh itu pintunya." Taehyung segera mengalihkan ucpannya sebelum semua menjadi kacau tak terkendali. "Kau tunggu di sini, aku akan mengecek keadaan." Ucapnya.

Dia melangkah sedikit cepat, meninggalkan Jungkook yang termangu di belakang. Dengan handphone berada di genggaman, Taehyung berusaha menghubungi Hoseok untuk meminta teman sekaligus pekerjanya itu melakukan sesuatu.

Ketika teleponnya diangkat dan suara cempreng Hoseok mengalun keras, dia segera memasuki pintu merah itu dan menutupnya.

"HEI KIM! APA-APAAN KAU TADI TAK MEMBANGUNKANKU DAN PERGI MENINGGALKANKU BEGITU SAJA?! KAU TAU, AKU BARUSAN DIHUKUM LARI DUA PULUH PUTARAN! BAYANGKAN--"

"Diam Hos."

Suara berat Taehyung yang penuh penekanan membuat Hoseok seketika diam.

"Dengar, sekarang kau dimana?"

"Kampus. Sedang mengospek."

"Lihat di daftar anak didikmu, adakah nama Jeon Jungkook disana?"

"Ada--eh tunggu, Jeon Jungkook, Jungkook? Aku seperti kenal namanya. Tapi dimana--"

"Dia anak Kim Seokjin. Orang yang mengantar pijat Jungkook kemarin, sekaligus orang yang menjadi objek fantasi tidurmu tadi pagi."

"HEI SIALAN KAU KIM TAEHYUNG! JAGA BACOTMU!"

Taehyung terkekeh mendengar suara teriakan temannya yang terkesan kesal, dan juga malu?

"Oke, sekarang dengar baik-baik. Aku mempunyai permintaan." Ujarnya kalem. "Permintaanku--Absenkan anak itu, buat dia lulus ospek hari ini."

"T-tapi kalau sampai ketahuan, bagaimana?"

"Kau temanku bukan?"

"Y-ya, ya memang--"

PPP (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang