9

2.5K 214 15
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Author : Leyaachan

* * *

"Hinata..."

"Nona Hinata? Anda bisa mendengar saya?"

Hinata mengerjapkan matanya beberapa kali. Hingga pandangannya yang tadi masih kabur mulai terlihat jelas. Ia ada di sebuah ruangan bercat putih dengan aroma bau obat yang menyengat.

"Euhh... a-apa yang ter... ayah!" Tersadar dari itu membuat Hinata histeris. Ayahnya... Hinata pasti pingsan setelah mendengar kabar tentang ayahnya.

"Hinata, tenangkan dirimu." Kakashi ada di sana, menahan Hinata yang baru saja sadar langsung bangkit dari tidurannya.

"Nona Hinata masih terlalu shock, setelah istirahat sebentar maka akan kembali membaik."

"Terimakasih, dokter." Kata Kakashi sambil mengangguk sopan pada dokter yang menangani Hinata. Sang dokter itupun pamit dan pergi dari ruangan itu. Hanya ada mereka berdua sekarang, Kakashi dan Hinata.

"Kakashi..." Hinata menarik lengan Kakashi, matanya berkaca-kaca, "Ayah...b-bagaimana..."

"Hinata," Pria bertubuh jangkung itu menarik lembut tubuh Hinata ke dalam pelukannya, "Tenanglah. Paman tidak dalam kondisi buruk."

"T-tapi..." Airmata Hinata mengalir, ada kelegaan di sana namun ia masih belum tenang jika belum melihat ayahnya, "Aku...aku ingin melihat ayah. Kakashi, a-antar aku ke tempat ayahku..." pinta Hinata sendu.

Kakashi menghela nafas, sebenarnya ia ingin Hinata istirahat terlebih dahulu, namun mau bagaimana lagi... Gadis itu pasti akan lebih tenang jika ia membawanya bertemu Hiashi Hyuga.

"Baiklah, Hinata. Ayo kita ke tempat paman."

* * *

Pintu terbuka dan Hinata langsung menerobos masuk dengan sedikit berlari. Airmatanya kembali jatuh melihat sang ayah duduk di atas ranjang pasien dengan selang infus di sampingnya. Juga ada perban yang membalut lengan kiri Hiashi Hyuga. Namun pria itu tersenyum menyambut putri dan calon menantunya.

Beberapa bawahan Hiashi langsung undur diri begitu keduanya masuk. Kakashi sendiri berdiri di sisi lain samping Hiashi Hyuga.

"Ayah.... k-kau membuatku ketakutan... hikss..."

Hinata menangis keras. Namun tak dapat dipungkiri, itu tangisan lega melihat ayahnya cukup baik. Meski cemas dan sedih juga karna ayahnya harus mengalami hal mengerikan itu.

"Sshh, putriku. Tenanglah, nak. Ayah tidak terluka parah. Hanya lengan ini saja, namun dokter bilang tak ada yang perlu dikhawatirkan." Kata Hiashi menenangkan putrinya dengan senyuman lembut dan usapan di kepala Hinata.

Hinata masih menangis tersedu. Hiashi terkekeh lalu menatap Kakashi, "Dia begitu menggemaskan saat menangis, kan, Kakashi? Hinata... apa kau tidak malu menangis seperti ini di hadapan calon suamimu?"

Hinata langsung menghapus airmatanya dengan punggung tangan, wajah putihnya memerah dan ia mencoba menghentikan tangisnya.

Kakashi tersenyum tipis, "Aku sangat terkejut mendapatkan kabar itu."

"Itu sebabnya kalian ke sini dan meninggalkan acara pernikahan kalian sendiri." Mata Hiashi memincing tak setuju.

"Keselamatan paman yang paling penting," Kata Kakashi dengan tenang.

"Kakashi benar, ayah." Lirih Hinata sedih, "Aku nyaris pingsan karna ketakutan."

"Maaf, Hinata, tapi kau memang pingsan." Gumam Kakashi pelan yang membuat Hiashi Hyuga tertawa. Apalagi wajah merona putrinya itu begitu menggemaskan.

Simple LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora