Rumah? \\ Woojin X Sohye

Ketujuh

Hari ini Dosen matakuliah pengantar sosiologi tidak hadir. Dosen nya masih bimbingan S2 katanya. Katanya loh.

Sekelas diberi tugas, mengerjakan nya harus dikelas dan dikumpulkan hari itu juga.

Gak ngerti kenapa kaya anak SMA banget gini.

Lima soal. Semuanya pake bahasa inggris dan di perintahnya suruh jawab pake bahasa inggris juga. Mabok ya.

"Can I borrow your pen, please?" celetukan yang udah Sohye apal suranya ini muncul dari barisan belakang.

"No, I don't have any pen because I beli rokok tiga batang tadi diwarung depan." jawab salah satu anak lelaki dibarisan belakang. Agak gak nyambung emang.

"Ah, loser dasar." celetuk Woojin.

Yap. Orang yang sok inggris tadi itu Woojin.

"By the way, my jempol sakit bro. Tadi I kejempet cantelan helm Jihoon." curhat Woojin yang masih bisa Sohye dengar dari bangkunya.

"You know what?" Rocky tiba-tiba udah ada dibarisan belakang padahal tadinya dia didepan bangku Sohye lagi nyontek jawaban punya Yeri.

"What?" tanya Woojin.

"I don't fuckin' care." balas Rocky santai.

"Bangsa.....dan negara hehehehehe." balas Woojin sambil nendang matakaki Rocky.

Habis itu Woojin melangkahkan kakinya dari barisan belakang.

"Girls, do you have any pen?" tanya Woojin kini ke barisan Sohye. Gak Sohye tanggepin, sih. Dia asik aja nulis jawaban dikertas.

"Gak punya, cuma ada satu." balas Mina sambil menunjukan pulpen yang ia pegang.

"How about you, Dayung?" tanya Woojin kembali.

"Dayung Dayung bapak lo lendoy. Dayoung nih nama gue." balas Dayoung sebal.

Baru Woojin mau jawab, Dayoung keburu nyeletuk, "Gak. Cuma ada satu."

Woojin natep muka Dayoung dengan tampang 'ya santai dong sob ga usah ngegas.'

"My girlfriend Sohye, do you have any pen?"

Sohye mendelik sebal, "Girlfriend palalo ketombean." balas Sohye agak gak nyantai.

Woojin memajukan bibir bawahnya, "Girlfriend means girl-friend right? Temen cewek. Lo kan temen cewek gue?"

Stn emang Woojin.

Minta digampar.

Sohye malunya gak tanggung-tanggung sih asli.

Walaupun sekelas gak banyak yang denger, tetep aja malu.