Chapter 31

9.2K 308 4
                                    

Zoey pict =>

Happy Reading guys :)

My Cousins VS My Boy Friends 

Chapter 31 

"Aiden, kau akan berperan sebagai pangeran dalam drama ini, dan kalian berdua..." Sang director menunjuk Fabian dan Rio secara bergantian. "Akan menjadi pengawal pangeran." Lanjutnya yang kemudian kembali memasukkan batang rokok tersebut kedalam mulutnya, menyesapnya dalam lalu menghembuskan kepulan asap berbau tak sedap tersebut. 

"WHAT??!!" Rio dan Fabian membelalakan kedua mata mereka tidak percaya. 

"What's wrong?"  

Sang director menatap datar kedua anak didiknya tersebut seraya menjentikkan ujung rokoknya di sebuah asbak yang telah tersedia di sampingnya. 

"Aku tidak ingin menjadi pengawal..." Ucap Fabian dan Rio secara bersamaan seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada. 

"Lalu kalian ingin berperan menjadi apa?" Tanya Mr.Roberto. Merupakan salah satu sang director ternama yang mengajar di Accademia Dell'arte Arrezo, tempat ketiga sahabat tersebut mengenyam pendidikan sekarang ini. 

Ia berjalan menghampiri ketiga anak didiknya tersebut. Sesaat ia menghentikan langkahnya untuk menginjak puntung rokok yang ia buang begitu saja. 

"Kami ingin menjadi pangeran." Ucap Fabian mendongakkan wajahnya angkuh. 

"Ya, karena kami tidak cocok untuk berperan sebagai pengawal." Lanjut Rio dengan raut wajah menantang. 

"Ck, kekanak-kanakan sekali kalian." Gumam Aiden namun masih dapat terdengar oleh kedua sahabatnya tersebut. 

"Apa kau bilang?" Fabian menatap Aiden tajam, meminta penjelasan. 

"Kalian. Sangat. Kekanak-kanakan." Ulangnya dengan penuh penekanan disetiap katanya. 

"Kau..." Belum sempat Rio meraih kerah kemeja Aiden namun sebuah tangan kekar dengan kulit keriput yang menghiasinya segera menarik tubuhnya menjauh. 

"Stop!" Seru Mr.Roberto dengan suara seraknya sebagai pecandu rokok. "Ini hanya latihan, belum tentu kalian akan berperan sebagai pengawal di festival drama musim semi minggu depan." Lanjutnya yang kini berdiri diantara mereka. 

"Baiklah, tenangkan diri kalian dulu." Ucapnya yang kemudian berjalan kearah pintu keluar. "Latihan akan dimulai kembali 30 menit kedepan." Lanjutnya, sempat melirik kearah jam tangan yang melingkar dipergelangan tanggannya sesaat sebelum menghilang dari pandangan ketiga sahabatnya tersebut. 

"Hei, c'mon guys. Ini hanya latihan. Belum tentu kita akan menampilkan drama ini di festival nanti. Siapa tahu kita akan mendapatkan peran yang baik nanti." Ujar Aiden berusaha memperbaiki suasana yang mulai memanas di ruangan tersebut saat itu. 

Namun Rio dan Fabian tampak tidak mempedulikkan perkataan Aiden barusan, itu terlihat dengan reaksi mereka yang berjalan menuju pintu keluar meninggalkan Aiden sendiri di ruang latihan tersebut. Sedangkan Aiden hanya dapat menghela nafas frustasi seraya memutar bola matanya bosan. 

'Oh Osie seandainya kau ada di sini, kau pasti akan dapat membujuk mereka.' Batinya berharap. 

Kemudian ia ikut menyusul Rio dan Fabian pergi, mencoba untuk memberi penjelasan kepada kedua sahabatnya yan memang sedang sedikit sensitive akhir-akhir ini.  

# # # 

Dua hari sudah berlalu semenjak ujian kelulusan. Kini semua murid-murid tampak sedang memadati sebuah layar LCD besar yang berada di lobby setiap lantai gedung. Mereka kini sedang menunggu nama mereka yang akan muncul di layar tersebut sebagai tanda bahwa mereka dinyatakan lulus hari itu. 

The Sweetest Winter (completed ~ dalam revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang