FOURTEEN...

9.4K 545 7
                                    

Cerita ini aku dedikasikan buat -deirmamerona- buat komentarnya di chap sebelumnya dan juga nanya kapan aku update, sekarang uda terjawab yaa. Maap banget buat yang lainnya juga yang mungkin menunggu kelanjutan cerita ini (ceileee) karena akhir-akhir ini jarang update soalnya cuaca di Pontianak lagi ga nentu dan aku juga demam beberapa hari ini -,-. But finally, aku bisa update lagi malam ini. Semoga suka yaa :) Semoga terobati kangennya dengan Fablo dan Lana.

***

LANA

            "Apakah Lana juga akan pergi bersama kita?"

            Aku langsung menjatuhkan sendok yang aku pegang dan aku langsung memandang Fablo. Apa maksudnya berkata seperti itu? Kenapa aku harus ikut? Fablo juga memandangku dengan wajah serius.

            "Hmmm.. benar juga kau, Fablo. Lana, kau akan ikut?"

            Aku langsung mengerjap memandang Donna dengan terbengong. Donna juga berniat mengajakku? "Tapi aku...aku."

            "Ayolah, Lana. Ini akan sangat menyenangkan. Lagian selama ini kau suka menyendiri dan sibuk di Allbooks. Kau harus bersenang-senang sesaat. Jadi?"

            Donna mencoba membujukku dan kau tau, pertahananku runtuh jika dia sudah membujukku. "Tapi aku tidak punya pasangan."

            Fablo segera melirikku. Dari matanya seakan mengatakan aku yang akan jadi pasanganmu. Namun sudah pasti aku akan menolaknya. Ia akan jadi pasangan untuk Donna. Bukan aku.

            "Tenang saja, disana banyak pria tampan. Percayalah."

            Aku dan Donna terkikik sebentar sementara Fablo hanya menyesap minumannya sambil melihatku dengan tatapan tak menyukai kata-kata Donna barusan.

            ***

            Donna segera mengajak aku dan Fablo menuju sebuah  butik branded di Zurich, tempat langganannya. Ia bilang dia harus pakai baju baru di pesta dansa sementara Fablo tidak tertarik untuk beli yang baru. Aku yakin, ia memang sudah punya banyak baju mahal dilemarinya.

            Dan aku, aku juga begitu. Tak tertarik dengan baju baru. Aku akan memakai baju pemberian Fablo dihari ulangtahunku yang belum pernah ku pakai. Donna terlihat membawa beberapa baju yang ditangannya sementara aku hanya melihat-lihat dan geleng-geleng kepala melihat harganya. Fablo terlihat hanya membaca majalah di sofa yang terlihat disudut.

            "Baiklah, aku akan ke fitting room."

            Kulihat ada enam baju ditangan Donna dan aku menggelengkan kepala sementara ia hanya tersenyum denganku.

            "Ah, aku ada ide. Bagaimana kalau kita berdua yang mencoba baju yang menarik ini? Aku akan membagi dua denganmu dan Fablo yang akan menentukan mana baju yang cocok untuk kupakai ke pesta."

            Aku cukup kaget mendengar pernyataannya."Aku?"

            Donna mengangguk bersemangat."Yah, biar lebih cepat."

            Aku akhirnya mengangguk pasrah dan kami segera menuju fitting room. Tak lama kemudian, aku mendengar Donna sudah keluar dan ia bertanya pada Fablo.

            "Bagaimana menurutmu, Fablo?"

            Aku memasang kuping untuk mendengar jawaban Fablo tapi yang terdengar hanya keheningan. Aku pun selesai memasang retsleting baju dan kemudian keluar dari fitting room dan mata Fablo segera beralih padaku. Membuat dadaku sesak.

REMEMBER ME... ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang