null-sambutan

250 39 21
                                    


Attention, read this carefully, this story might contain inappropriate contents like the sadistic of the main character, action crime, killing scenes, violents etc. So if you don't mind with those stuffs, then read this book wisely. If you don't like this kind of story so say goodbye. Ok, you've been warned 😃

Enjoy x

*don't forget to appreciate me by giving me vote and comments!

-00-

Hei kamu. Ya, kamu. Aku sedang berbicara padamu saat ini.

Bagaimana pendapatmu mengenai kehidupan? Menyenangkan? Menantang? Menggembirakan? Ah. Terserah saja. Aku tak terlalu peduli dengan jawabanmu lagipula.

Jika kau menjawab bahwa kehidupan adalah sesuatu yang menggembirakan atau menyenangkan maka kau salah kaprah. Ah bukan maksudku menyalahkan pendapatmu. Aku hanya memiliki pendapat yang berlawanan denganmu.

Maksudku, ayolah.. kehidupan adalah sesuatu yang buang-buang waktu. Menurutku kehidupan itu bukan apa-apa. Kau hanya melakukan rutinitasmu secara monoton, tak ada sesuatu yang menggembirakan. Lagipula kehidupan juga tak memberiku warna-warna menyenangkan, hidup hanya memberiku dua warna membosankan; hitam-putih.

Sudah paham 'kan kenapa aku berbicara seperti ini?

Kau tahu, terkadang aku berpikiran kenapa aku harus ditakdirkan hidup di dunia sialan seperti ini. Terkadang aku juga berpikiran apakah aku bisa menukarkan nyawaku ke orang lain yang membutuhkan kehidupan sialan ini. Maksudku, aku berharap aku tak dilahirkan dari awal saja.

Ya, andai saja si jalang sialan itu tidak melahirkan dan menekanku.

Orang-orang berkata padaku bahwa Ibu adalah malaikat tanpa tanda jasa, seseorang yang akan mengasihi kita bagaimanapun keadaannya. Intinya Ibu adalah seorang penyayang, pengasih, dan pecinta.

Haha! Omong kosong yang menjijikkan. Kepalsuan apalagi yang telah kudengar? Kata-kata itu membuatku ingin muntah. What a big lie!

Sudahlah. Percayalah padaku... Ibu bukanlah sosok malaikat sama sekali. Di mataku, Ibu -atau jalang itu- hanyalah sesosok iblis jahat yang melakukan semaunya sendiri. Sesosok wanita yang egois dan suka menekan orang lain. Seseorang yang tidak peduli dengan perjuangan orang lain dan hanya mementingkan hasil yang sempurna.

Biadab, bukan?

Mungkin sebagian dari kamu ditakdirkan untuk memiliki kehidupan yang bahagia dan menyenangkan. Hal tersebut juga didukung oleh hadirnya seorang ibu yang memiliki kasih sayang di dalam hatinya. Kau tahu? Jika kalian mengalaminya maka kalian adalah orang-orang yang beruntung.

Sayangnya, tidak denganku. Hidup hanyalah sebuah beban untukku dan selamanya akan menjadi musuhku.

Ya, mungkin kau akan membenci orang -orang sepertiku yang hanya suka mengeluh dan menyalahkan kehidupan. Mungkin kau akan menghinaku habis-habisan jika kita bertemu langsung. Mungkin kau juga akan menyeramahiku banyak hal tentang agama, moral, dan blablabla. Terserah, aku tak peduli.

Kegelapan. Apa kau pernah mengalaminya? Apa kau merasa takut padanya?

Mungkin kau belum paham dengan kegelapan yang kumaksud disini. Ini bukan tentang kegelapan yang mengerikan ketika lampu dimatikan dan kau sendirian. Ini adalah hal lain, yang tentunya lebih mengerikan dari definisi kegelapan yang kau tahu.

Ya, tentu saja aku pernah mengalami kegelapan-kegelapan yang begitu kelam dan lebih mengerikan dari kegelapan-kegelapan milikmu. Awalnya aku merasa takut dengan kegelapan yang tiba-tiba mendatangiku dan seakan-akan merenggut jiwaku.. akan tetapi, waktu berjalan begitu cepat, aku mulai terbiasa dengan kegelapan-kegelapan itu. Bahkan, mereka mulai memberiku kehidupan. Aku mulai menyukai mereka.

Darkness.

Kegelapan biasanya berhubungan dengan iblis. Sounds horrible, right?

Yah, iblis. Apa yang berada di benakmu setelah mendengar kata iblis? Apakah kau berpikir tentang sosok hantu dengan mata terbelah menjadi dua, hantu dengan mulut robek, atau hantu anak kecil dengan wajah pucat pasinya?

Ah, akan lebih baik bagiku untuk bertemu dengan iblis-iblis semacam mereka. Sungguh. Mereka tidak ada bandingannya dengan iblis yang kutemui. Mereka bahkan tidak menakutkan sama sekali bagiku.

Mungkin kau menganggapku gila sekarang. Mungkin kau pikir aku hanyalah pembual omong kosong yang sok. Namun, percayalah.. jika kau adalah aku, kau juga akan sepemikiran denganku; Iblis yang kutemui lebih mengerikan daripada iblis-iblis yang biasa kau lihat di acara televisi dan film.

Mengapa aku berkata demikian? Apakah kalian penasaran? Baiklah. Iblis ini telah membawaku kepada rasa ingin membunuh. Iblis ini mengiringku ke dunia merah, dimana kau dapat melihat banyak darah dan kekejaman dari orang-orang sepertiku. Iblis ini telah meracuniku. Dia mampu membuat logikaku musnah. Tidakkah itu mengerikan?

Akan tetapi, apa yang bisa kuperbuat? Aku hanyalah seseorang yang lemah jika tanpanya. Aku jelas akan dikalahkan oleh dunia ini. Tidak, aku tak menginginkan hal itu terjadi! Jangan sampai! Aku hanya ingin menginginkan satu hal: kemenangan. Sekali lagi, kemenangan.

Sesuai dengan sumpahku, aku akan melawan kehidupan bodoh ini. Aku menentang semua yang menghalangiku. Dan Iblis itulah yang akan membantuku meraih kemenangan nantinya. Hanya iblis itulah yang akan menjadi kasih, teman, dan ibuku. Dialah sahabatku.

Kau tahu, aku mudah berubah pikiran.

Demi mendapatkan keinginanku, aku harus melakukan apa saja yang dia suruh. Entah itu baik-buruk, benar-salah... I really don't give a fuck. Persetan dengan proses, tujuan utamaku sekarang hanyalah kemenangan. Kau paham?

Jadi, inilah aku... sosok yang dibenci oleh banyak orang, sosok yang berteman dengan iblis kematian. Aku mungkin tidak ada apa-apanya denganmu. Itu memang benar. Kau boleh menganggapku bajingan gila yang kurang kasih sayang. Silahkan menganggapku sampah, aku tak keberatan.

Itulah aku. Kematian. Kegelapan. Keganasan. Keputusasaan.

Aku hanyalah seorang pemuda dengan tampilan luar yang lugu nan polos tetapi jiwaku hitam pekat, mengalahkan gelapnya malam. Aku hanyalah tempat pelampiasan, tetapi aku dapat menjadi pelampias sang iblis. Aku hanyalah korban lemah, tetapi aku dapat menjadi pembunuhmu malam ini.

Aku memang hanya sesosok lemah yang selalu ditindas, tetapi aku jugalah yang akan menjadi penindas. Aku tak lain adalah boneka dari seorang monster tetapi akulah yang menjadi monster itu sendiri.

Aku adalah seorang monster dengan jiwa yang mati. Aku hanyalah seorang iblis penghabis nyawa.

Disinilah aku, terjebak dalam kelamnya dunia. Tersesat, sendiri, dan tak tahu arah. Aku hilang di tengah perjalanan. Aku buta, tak pandang bulu. Cintaku hilang, kemarahan datang.

Aku adalah kesengsaraan.

Selamat datang di kehidupanku, kehidupan yang monokrom diselingi warna kemerahan. Aku harus memperingatkanmu, semakin jauh kau melangkah.. semakin sulit kau kembali. Jika kau tak mampu, maka jangan kau lanjutkan.

Selamat datang , wahai kawan baruku. Semoga kau tak terjebak dalam duniaku. Sekali kau melaju, kau akan bersamaku sampai mati. Aku disini, menunggumu di jiwa kegelapan. Aku disini, akan memandumu menuju kemenangan.

Salam, kegelapan hati yang mendalam.

2017

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Drown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang