Part 3

49 2 0
                                    

   Pagi ini Mila bangun lebih cepat karena dia sedang menginginkan coklat panas. Tak lama kemudian Bryan keluar dari kamarnya dan duduk dikursi dapur.

"Kau bangun lebih cepat dari biasanya. Ada apa?" Tanya Bryan sambil merapikan rambut coklatnya.

"Aku ingin coklat panas. Apa kau mau?" Ujar Mila sambil duduk berhadapan dengan Bryan.

"Boleh. Tapi kau bilang akan beristirahat dulu" kata Bryan sambil menyipitkan matanya kearah Mila.

"Aku tidak terbiasa jika terus diranjang" ujar Mila sambil memberikan secangkir coklat panas kepada Bryan.

  Tak lama kemudian ada pesan masuk di ponsel Bryan dari rekan kerjanya. Bryan segera mematikan ponselnya dan menyeruput coklat panas.

"Ada apa?" Tanya Mila penasaran.

"Urusan kantor. Mereka bilang aku harus kesana sekarang" ujar Bryan sambil mengelus dahinya sendiri.

"Tapi kau bilang akan minum bersamaku" ujar Mila dengan manja.

"Aku sudah membatalkannya demi kamu nona" ujar Bryan sambil mengelus pipi Mila.

   Mila pun tersenyum lebar, jantungnya berdebar, dan pipinya merona. Mila belum pernah merasakan tangan yang lembut mengelus pipinya.

"Dan.. Hari ini, Paris, teman kuliahmu akan datang terlambat" kata Bryan sambil menggenggam tangan Mila.

"Itu tidak masalah. Karena kau bersamaku" ujar Mila sambil mengeluarkan senyum manisnya.

   Bryan pun mengambil sebotol whiskey dan menaruhnya di meja. Bryan dan Mila pun duduk di sofa sambil membawa beberapa berkas yang belum mereka selesaikan. Bryan bukanlah seorang yang mau meninggalkan kewajibannya.

-0-

Pukul 13.30

"Kau sudah terlalu banyak meminumnya Mila. Berhenti sekarang" ujar Bryan sambil menjauhkan botol whiskey dari pandangan Mila.

"Baiklah sayang" ujar Mila dalam keadaan mabuk.

   Tiba-tiba Mila duduk dipangkuan Bryan yang sedang memainkan ponselnya sambil mengelus dada bidang Bryan. Bryan terkejut dengan perlakuan Mila.

"Apa apaan kamu?" Ujar Bryan sambil menjauhkan tangannya dari Mila.

"Aku tertarik padamu. Aku menyukaimu 'tuan Drew'." Ujar Mila sambil menyandarkan kepalanya dipundak Bryan.

"K-kau.. Kau sedang mabuk, jadi tolong jangan seperti ini" kata Bryan sambil menatap Mila.

"Aku mengatakannya. Aku mengatakan apa yang ada di hatiku" kata Mila sambil memeluk Bryan dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Bryan.

Jika saja kau tau kalau aku juga menyukaimu, Nona Hilton
- batin Bryan

   Setelah 4 jam Bryan dan Mila tidur di sofa dalam posisi Mila berhadapan dengan Bryan dipangkuannya. Tiba-tiba, pintu apartemen terbuka. Seorang gadis sebaya dengan Mila memasuki ruangan dimana Bryan dan Mila tidur.

"Astaga!!" Teriak Paris Hilton, gadis yang akan menjadi teman kampus Mila. Karena teriakan itu Mila dan Bryan pun terbangun tanpa mengubah posisi tidurnya.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Paris khawatir.

"Ah ternyata kau Paris. Aku ingin istirahat" kata Mila sambil kembali tidur di tubuh Bryan.

"Kami tidak melakukan apapun. Tolong jangan berisik, aku sangat lelah bekerja" tambah Bryan lalu kembali memejamkan matanya.

   Paris melihat banyak dokumen dimeja dan mengangguk tanda mengerti. Paris pun memasuki kamar Mila lalu berbaring disana. Sementara Mila dan Bryan tertidur pulas di ruang tengah.

-0-

Pukul 18.00

  Mila pun terbangun, ia tersadar bahwa sedang berada dipangkuan Bryan. Dia pun mengangkat kepalanya dan menggosok pelan kedua matanya. Bryan masih dalam posisi memeluknya.

"Apa kalian sudah puas tidur? Kalian benar-benar membuatku iri" terdengar suara melengking dari arah dapur. Bryan pun membuka matanya perlahan.

"Apa kalian berkencan? Tidak ku sangka. Kalian sangat serasi. Andai kekasihku perhatian seperti itu" ujar Paris sambil memakan pancake nya.

"Aku tidak berkencan Paris. Aku hanya ingin berlibur dari tugas kantorku" jelas Mila sambil tersenyum ramah dipangkuan Bryan.

"Aku akan mandi duluan" ujar Mila sambil mengecup sekilas dahi Bryan. Bryan pun melepas pelukannya dan mengangguk malas. Mila pun beranjak dari pangkuan Bryan dan berjalan menuju kamar mandi.

"Hah! Apa seperti itu tidak berkencan?!" Protes Paris sambil mengerutkan dahinya.

"Sudahlah. Aku tidak mengerti mengapa kau begitu agresif" ujar Bryan sambil membereskan dokumen yang berada dimeja.

Kau tidak tau jika aku tertarik padamu tuan Drew.
- batin Paris

-0-

   Setelah Mila mandi, Mila sedang memainkan ponselnya sambil duduk diranjang bersama Paris.

"Hey Mila."

"Hm"

"Apakah kau menyukai Bryan?"

"Tidak"

"Kau yakin? Kau begitu mesra dengannya"

"Tidak Paris. Aku sedang tidak ingin memiliki hubungan dengan siapapun"

"Benarkah? Kau itu terkenal 'Boy Changer'. Kau bisa mempermainkan hati seorang lelaki"

"Itu di California. Sekarang London, mari bicara tentang hal baru"

"Baiklah. Aku sepertinya aku akan menyukai tuan Drew, hahaha"

"Berjuanglah"

   Paris pun mematikkan lampu dan mereka berdua pun terlelap.

-0-

Pukul 07.00 pagi

   Mila sudah berada di ruang tv sambil menonton berita. Mila sudah terlihat rapi dan siap untuk bekerja, sementara Bryan masih sibuk dengan laptopnya. Paris juga sudah pergi dari pagi buta karena ada sidang skripsi.

"Kapan kita akan berangkat?" Tanya Mila sambil menghampiri Bryan.

"Sekarang" kata Bryan sambil mengambil dasinya.

   Mila merebut paksa dasi dari tangan Bryan dan memakaikan dasi itu di leher Bryan. Bryan terdiam sambil menatap jam tangannya.

"Sudah, ayo berangkat" kata Mila sambil berbalik badan. Kemudian Bryan menarik lengan Mila secara tiba-tiba menyebabkan Mila berada dalam pelukan Bryan.

"Bisakah kau terus seperti itu padaku?" Tanya Bryan sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Mila.

"Tentu" ujar Mila. Kemudian Bryan mengecup dahi Mila cukup lama.

"Ayo pergi" ujar Bryan melepas pelukannya.

***

Maaf part kali ini sedikit. Karena authornya lagi kehabisan ide.

Bad Me vs Bad HimWhere stories live. Discover now