(10) Ingatan atau nyawa?

2.9K 338 116
                                    

"dua pilihan yang sangat sulit untuk kau pilih, kau membutuhkan nyawa untuk bersamanya tapi jika tidak memiliki ingatan tentang dia? penderitaannya sama menyakitkan saat kau kehilangan nyawa"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

} Flasback on {

"Huuuaaa... Hentikan kau menyakiti yoongi hyung hiks" Jimin kecil menangis histeris dibelakang tubuh yoongi yang tak lebih besar darinya, dengan gagahnya yoongi berdiri di depan jimin membuat benteng pertahanan agar batu-batu yang dilemparkan anak-anak disana tidak mengenai tubuh Jimin "hiks hentikan..." Jimin terus menangis sambil memegang kepala.

"Jangan hanya menangis cepat lari sana..." Ucap yoongi yang masih bertahan meski beberapa sisi tubuhnya terkena lemparan batu, meski tubuhnya tidak lebih besar dari Jimin tapi sebisa mungkin yoongi melindungi Jimin yang ketakutan dibelakangnya.

Jimin menggeleng cepat "aku tidak akan pergi tanpa yoongi hyung..." Balasnya lalu tangan mungil itu memegangi ujung baju yoongi dari belakang.

"Tapi jim-.." mata tajam yoongi melihat sebuah batu mengarah ke arah Jimin "tidak.."

DUK

BRUUUKK

Batu dari sisi samping yang seharusnya mengenai jimin ditangkis yoongi dengan kepalanya, sesaat setelahnya tubuh anak itu ambruk dengan darah segar mengalir di ujung keningnya. Semua anak-anak disana sangat terkejut tak terkecuali jimin, mata sipit itu membulat tubuhnya seketika lemas lalu perlahan tubuh itu terduduk di tanah tepat di samping tubuh tergeletak yoongi. Jimin meraih tubuh tak bergerak itu "hyung..." Lirihnya lalu perlahan dia menggoyangkan tubuh itu "yoongi hyung bangun.. hiks" semakin lama Jimin mengguncang tubuh yoongi dengan panik karena yoongi tak kunjung bangun "huuaaaaaa.. yoongi hyung tidak bangun, bagaimana ini?" Bersama dengan tangisan jimin semua anak-anak nakal yang melempari batu tadi berlari menjauh pergi.

Jimin terus menangis sampai-sampai air matanya jatuh membasahi wajah yoongi, tak lama setelahnya mata yang terpejam itu membuka satu matanya "apa anak-anak nakal itu sudah pergi?" Reflek Jimin berhenti menangis dan tidak sampai disitu dia terkejut, karena dengan tiba-tiba yoongi bangun mendudukkan dirinya didepan Jimin "kenapa kau melihat ku seperti itu?"

"Hyung tidak mati?" Jimin berbalik bertanya sambil memegangi kedua sisi wajah yoongi dengan kedua tangan mungilnya.

Yoongi mengambil kedua tangan jimin lalu menggenggamnya erat "kau ingin aku mati?" Yoongi jawab dengan pertanyaan lainnya, dengan cepat Jimin menggeleng. Salah satu tangan yoongi melepaskan genggamannya lalu mengambil sesuatu dari saku jaketnya, sebuah gantungan kunci berbentuk pikachu yoongi berikan pada Jimin "ambil ini.." setelah memberikan itu yoongi pergi meninggalkan Jimin yang masih terduduk di tanah.

"Ini kan?" Jimin menatap kepergian yoongi "jadi yoongi hyung dilempari batu karena mengambil kembali gantung kunci ku ini" sebuah ingat masuk dalam kepalanya, ya! Jimin ingat beberapa hari lalu dia menangis di depan yoongi dan menceritakan kalau gantungan kunci yang appa nya belikan dicuri oleh anak-anak nakal. Lalu mungkinkah sebuah kebetulan kalau tadi Jimin dan yoongi tiba-tiba dilempari batu?, Jawabnya tidak karena kenyataannya memang yoongi mengambil kembali gantungan kunci itu dari anak-anak nakal tadi. Jimin memandang gantungan kunci itu lalu tersenyum manis "ini akan jadi gantungan kunci kesayangan ku.. meski sebenarnya appa sudah membelikan pabriknya untuk ku" Jimin tertawa kecil memikirkan hal itu.

Tak jauh dari tempatnya ada yoongi yang ternyata masih mengawasinya "syukurlah kau menyukainya..." Yoongi memegangi kepalanya yang terasa sedikit pening "setidaknya aku bisa melihat senyum manis mochi itu lagi..." Tiba-tiba yoongi menegakan tubuhnya "tapi tadi itu.. aku sudah terlihat seperti namja keren kan? Jimin suka gaya ku tidak ya" ocehan itu terdengar sangat lucu mengingat saat ini yoongi baru berumur sepuluh tahun.

[Book Fantasi] My Tokki DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang